"Sebenarnya, tujuan kita kesini itu bukan semata-mata liburan, ya walau memang nyatanya kita tuh susah banget kalau mau ngumpul full team begini, iya gak?"
Semuanya mengangguki perkataan Lisa yang barusan lewat diantara anak-anaknya sambil membawa satu ember jagung yang udah di bakar oleh bapak-bapak sama anak-anak bujangnya tadi.
Sekarang gantian para Bunda ditemani anak-anak gadisnya tinggal terima bersih, langsung makan dengan nyaman, sambil ngobrol-ngobrol santai malam ini.
"IHHH SOSISS! Ibun mauuuu dong..." Stella berseru heboh melihat Lisa balik lagi membawa satu piring sosis bakar.
"Belum cuci tangan kan dek? Mangap, aaaa..."
Stella membuka lebar-lebar mulutnya, memberi akses Ibunnya menyuapinya sosis yang sedari tadi Stella idam-idamkan.
"Mbak mau juga gak?" Tawar Lisa menatap anak sulungnya yang tengah menatapi dirinya dan Stella dengan wajah tak bersemangat.
Sonya memanyunkan bibirnya, lalu menggeleng, "Mbak pengen jagung dari tadi Bun, tapi giginya sakit."
Lisa tertawa kecil, ia mengusap-usap pelan pipi anak sulungnya yang sedang sakit gigi malam ini, padahal seharian baik-baik aja, "Ntar atuh, Ibun pretelin dulu jagungnya."
Sonya reflek mengangguk antusias, "Yayyy, love u Ibun..."
"Love u too, anak Ibun..."
"Iya susah banget sih kita pengen giginian tuh. Apa lagi Mamah sama tante Jiho, beuh paling susah di ajak ngumpul." Tutur Rania tiba-tiba sambil anteng nyuap sosis bakar kemulutnya, tak perduli Rose juga Jiho tengah memelototinya.
Eunha terbahak mendengar penuturan Rania, lalu menepuk keras punggung kakak iparnya, "Tuh dengerin bu Dokter, jangan sok sibuk kenapa sih? Susah banget kita mau main gini tuh, lo berdua mulu yang bikin gajadi tuh!"
"Ngaca!" Seru Rose balik, melempar tusuk sosis ke arah Eunha, "Laki lo juga sok sibuk minta ampun! Laki lo berdua sih tapi memang yang susah di ajak ngumpul, kan Del?"
Adel tersedak dalam minumnya, menatap Jiho yang tengah menatapnya dengan alis terangkat satu, lalu ragu-ragu Adel ikut mengangguk setuju,
"Ya nyatanya begitu sih tante. Mamah Papah sama Ayah selalu punya seribu satu alasan kalau urusan liburan begini." Tuturnya kalem, dibalas ringisan tak enak dari Jiho mendengar penuturan jujur anak sulungnya.
Jiho berdiri dibelakang Adel, lalu memeluk gadisnya dari belakang dengan wajah sendu, "Maaf atuh ya Mamah jarang punya waktu buat teteh sama abang."
Adel terkekeh, mengusap pelan punggung tangan Mamahnya yang melingkar di perutnya, "Apa sih jadi melow Mamah mah, orang teteh gak kenapa-napa ini. Toh Adel gak pernah kekurangan kasih sayang dari Mamah Papah juga kan? Juga ada Fajar yang selalu siap sedia kalau teteh butuh dia kok."
Jiho memanyunkan bibirnya, lalu mengecup gemas pipi gembul gadisnya dengan sayang, "Iya atuh, kalau kesepian kurang belaian, teteh cari pacar aja ya?"
Reflek anak-anak perempuan yang lagi santai di pendopo terbahak semua mendengar ucapan polos dari salah satu tante mereka ini.
Sedangkan para Ibu-ibu menatap sangar Jiho yang blak-blakan banget mulutnya.
"Ni ibu-ibu satu kurang briefing kayaknya waktu traine sebelum jadi orang tua. Nyablak amat mulutnya." Ketus Eunha sebal setelah menarik ujung rambut Jiho dengan gemas.
"Tapi ide tante Jiho boleh di praktekin tuh, teh Rania gamau cari pacar? Teteh kesepian kan?"
Gantian para ibu-ibu yang terbahak keras melihat wajah polos Sonya kini tengah melempar tatap dengan Rania yang menatapnya tajam.
"Gak ngaca! Jomblo gak usah teriak jomblo Nya!" Seru Rania balik, dibalas kekehan Sonya.
"Jangan ngomongin status, nanti yang habis putus galau lagi." Ucap Stella tiba-tiba membuat Salsa yang merasa tersindir langsung melempar satu biji jagung ke arah Stella dengan kesal.
"Cicing!" Ketusnya.
"Loh, Salsa putus sama Reno?" Kaget Rose yang baru mendengar hubungan anak bungsunya ternyata sudah kandas.
"Udah Mah! Diselingkuhin dia!" Adu Rania di balas pelototan adiknya.
Rose makin melotot tak percaya, "Ya ampun dek? Serius? Kurang ajar banget Reno nyelingkuhin anak Mamah? Suruh ke rumah dek! Belum tau dia kalau Papah sama bang Raga marah bisa matahin tulang orang!"
Salsa merengut kesal, "Mamah mah! Udah ah jangan dibahas! Masih kesel ini!"
Lisa reflek menepuk-nepuk pelan puncak kepala anak temannya itu, "Uluhuluh anak Ibun. Udah dek moveon, gak pantes kamu galauin dia! Ibun do'ain semoga si brengsek itu cepat dapat karmanya!"
"AMIINNN!"
"Amin paling serius." Tambah Adel berbisik, yang dibalas kekehan Jiho disebelahnya.
"Bang Galang juga putus tau Bun sama pacarnya." Adu Senja mengadah, menatap Mina yang juga menunduk menatap anaknya yang berbaring dipahanya.
Mina terkekeh, "Bunda udah tau sayang."
"Loh udah tau?" Kaget Senja di balas kekehan Mina lalu mengangguk, "Udah dong, Galang sendiri yang cerita soalnya. Galang juga cerita, katanya kamu njorokin pacarnya Galang ke parit depan rumah, iya?"
Senja reflek menggerutu, "Dih dasar cupu, dikit-dikit ngadu!"
Mina tertawa dibuatnya, ia menepuk-nepuk pelan kening bungsunya dengan gemas, "Kamu mah, jangan galak-galak, nanti gak ada yang suka."
Senja merengut, "Bunda ih! Amit-amit!"
"Tapi biasanya yang Bunda bilang suka jadi kenyataan tau dek." Sambung Adel tiba-tiba membuat Senja melotot horor.
"IH AMIT-AMIT! UDAH AH! SEREM BAHASANNYA!"
Mingyu terkekeh mendengar seruan anak bungsunya menggelegar sampai telingannya, menyentak teman-temannya juga yang tengah menyantap jagung yang masih panas di depan panggangan, sebelum di angkut sama Lisa lagi nanti."Senja kalau udah ngambek berasa lagi teriak make toa!" Seru Bambam mengusap-usap telingannya yang pengang.
Mingyu ketawa kecil, "Nurun sifatnya Junkyu dia."
"Kalau mau ngebahas yang kemaren, bahas disini aja langsung, mumpung lengkap anak-anaknya." Suara Jungkook tiba-tiba membuat perhatian semua teralihkan kepadanya.
Sedangkan Jungkook asik mengipasi jagung bakar didepannya, ia tak sadar semua mata menatapnya bingung, tepatnya hanya anak-anak bujangnya yang mengerutkan kening tak mengerti, sedangkan para Ayah saling padang lalu menarik nafas dalam.
"Kita ngajakin kalian semua ngumpul disini tuh sebenarnya bukan semata-mata, untuk healing'an anak SMA yang sebentar lagi mau ujian kelulusan. Tapi, ada topik lain juga yang sebenarnya mau kita bahas." Terang Jaehyun membuat empat temannya mengangguk membenarkan.
Galang meraba lehernya yang tiba-tiba meremang, "Perasaan gue gak bener nih." Bisiknya pelan.
Farel mengangguk setuju, feelingnya mengatakan akan ada sesuatu yang buruk yang akan mereka dapatkan habis ini.
Reyhan menatap sekilas ke arah pendopo yang dari tadi heboh sama ketawaan para perempuan disana, tiba-tiba berubah hening, tak terdengar sautan umpatan dari Rania dan Sonya yang sedari tadi ia dengar.
"Kok perasaan Bima gak enak ya Yah? Om?" Tanya Bima menatap Ayahnya yang hanya membalasnya dengan kekehan.
"Perasaan Fajar juga gak pernah salah sih, kabar buruk ya?" Tabrak Fajar langsung membuat pria dewasa disana saling pandang dalam hening.
"Bukan kabar buruk kok, kabar baik malahan, tapi mungkin bakal sedikit buat kalian kaget, mungkin?" Kata Bambam ragu dengan perkataannya sendiri, melempar tatap dengan June yang menghela nafas panjang.
"Langsung aja ya? Kita cuma mau menyampaikan, salah satu, atau mungkin dua diantara kalian disini, nantinya udah ada jodohnya. Atau bisa kita sebut, diantara kalian udah kita jodohkan..."
![](https://img.wattpad.com/cover/299367306-288-k78350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]
Fanfiction"HEH anjing! Ini apaan lembek-lembek gin--" "RANIA IIHH BUANG! KODOK ITU!" "ANJ--AAHHH ADEL JIJIKKK!" "MANA WOY! AWAS!" "ITU LONCAT KE BUNDA UNA!" "AAAIIHHH JUNGKOOK!" "WOYY LONCAT LAGI!" "SALSA JAUH-JAUH!" "AAAA BANG BIMA USIR!" "OGAH! RANIA AMBI...