34. Penyesalan

357 63 15
                                    

"Jangan maksakan kehendak pribadi bang. Terkadang, apa yang menurut kita benar, belum tentu benar di mata orang lain."

June memejamkan matanya, ia biarkan Jiho menempelkan stetoskop di dadanya, mengalirkan sensasi dingin menyentuh kulitnya.

"Gue gak maksa Ho, gue cuma pengen yang terbaik untuk anak-anak."

"Yang terbaik menurut lo, tapi bukan yang terbaik untuk anak-anak bang. Lo dengar sendiri apa kata Cella kemaren, lo juga udah dengar pendapat Raga sama Sonya. Jangan dipaksakan, abang cuma buat mereka tertekan."

"Gue ngomong gini bukan karena posisi gue sebagai nyokap Adel ya bang. Gue ngomong gini sebagai teman lo, adek lo, tetangga lo dari kecil."

June menghela nafas panjang, tiba-tiba teringat saat Adel memandangnya sendu, June terpikirkan bagaimana dirinya sudah membuat satu anaknya itu tersakiti oleh perbuatannya yang tidak pikir panjang itu.

"Maaf ya Ho. Dosa banget gue udah buat Adel kesiksa selama ini. Niat gue pengen ngebahagiain anaknya Lisa, tapi gue gak sadar malah buat anak lo jatuh. Sumpah, gue gak ekspetasi bakal sampai begini urusannya."

"Suster, tolong atur cairan infusnya ya."

Tanpa menjawab, Jiho meninggalkan June di ranjang pasien, berjalan keluar kamar rawat, mengintip Jungkook juga Bambam yang lagi ngobrol berdua di lorong depan kamar.

"Bang, masuk."

Bambam menoleh, lalu mengangguk. Berjalan diikuti oleh Jungkook masuk ke dalam kamar dimana ada June yang tengah telentang lemas di atas ranjang pasien disana.

"Lo bawa motor gimana si anjir! Bisa-bisanya nyeruduk angkot! Untung Salsa gak kenapa-kenapa ya dia!" Omel Jungkook langsung begitu suster yang nanganin June keluar dari kamar rawat.

"Salsa dimana?" Tanya June panik teringat sebelum dirinya berakhir di rumah sakit, ia sedang diperjalanan untuk mengantar anak bungsunya itu ke Sekolah, tapi emang June-nya lagi kena sial aja, motornya gak bisa ngelak angkot yang tiba-tiba berhenti di lampu merah tadi, berakibat dirinya terpental setelah menabrak badan angkot.

Beruntung Bambam yang lagi nebengin Jungkook kebetulan lewat, dan langsung menggotong June ke rumah sakit.

"Gue nelfon Mingyu tadi, minta Galang nebengin Salsa ke Sekolah." Saut Bambam yang duduk di kursi disebelah ranjang.

June ngela nafas lega ngedengarnya.

"Ni Bini lo panik mau nyusul kesini katanya." Lapor Jungkook memperlihatkan kolom chatnya bersama Rose yang katanya mau nyusul June ke rumah sakit.

"Bilangin gak usah, suruh dia lanjut ke PG aja. Bilang gue gak kenapa-napa. Habis ini juga bisa balik kan gue? Kan Ho?"

Jiho ngangguk singkat.

Jungkook ikut-ikutan ngangguk, lalu setelahnya menghubungi Rose langsung via telefon.

"Rose, katanya June gak usah nyusul, laki lo gak mati, gapapa..."

"Si bangsat!" Umpat June yang kakinya udah terangkat pengen nendang Jungkook, tapi Jungkook-nya menjauh ke arah pintu sambil terbahak, lalu keluar dari kamar sambil kembali berbicara dengan Rose di telefon.

"Anak-anak udah pada ngobrol lagi sama kalian belum?" Tanya Jiho yang diperuntukan kepada Bambam juga June.

Dua laki-laki itu kompak menggeleng, "Belum. Sonya sama Cella kompak belum ada yang negur gue lagi." Keluh Bambam lemas.

"Raga udah biasa sama gue. Yang ngambek Rania sama Salsa. Gak bisa gue diginiin anak-anak tuh, gak kuat." Adu June juga memelas, mengingat udah seminggu ini dia dimusuhi oleh anak gadisnya.

TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang