17. Ketemu Mantan

457 63 2
                                    

Fajar mendudukan dirinya di salah bangku taman kota. Jarinya dengan lihai memantik api ke arah tembakau yang ia apit di antara bibirnya. Menghela nafas ke udara dengan tenang, sesekali mencari setidaknya satu cahaya bintang di antara langit yang ditutupi mendungnya awan.

"Oh, ngerokok juga?"

Stella menggeser badan Fajar mencari celah untuknya duduk di atas kursi kayu kecil sempit. Memilih kakinya dan kaki Fajar saling berdempetan begini, daripada duduk di kursi lain yang letaknya jauh dari tempat Fajar berada.

Fajar merentangkan tangan kirinya di punggung kursi untuk bersandar Stella, "Hm, kali-kali kalau lagi stres aja."

Menjauhkan badannya sedikit untuk membuang asap nikotinnya ke samping kanan, lalu menoleh lagi ke kiri dengan mulut yang terbuka lebar, memberi akses Stella menyuapinya kacang rebus panas.

"Sonya mana?"

"Nemenin Reyhan ketemu Cia. Anaknya udah sampe daritadi katanya."

"Kenapa gak lo aja yang nemenin?"

Stella menoleh dengan alis terangkat sebelah, "Kenapa harus gue? Lagian Sonya-nya yang mau nemenin Rey tadi."

"Bukannya emang yang harus dilurusin masalahnya itu ada di antara lo bertiga, elo Rey sama Cia?" tanya Fajar ikut melirik Stella dengan sebelah alis yang terangkat.

Stella memutar bola matanya, "Jangan ungkit-ungkit masalah yang itu. Udah lama bang."

"Rey sama Cia juga udah lama Cell, kalian ada di waktu yang bersamaan. Putusnya lo sama Rey––

"Ck! Di bilangin gak usah ungkit masalah itu, bisa gak? Ribet Jar, gak sesimpel itu untuk Cia bisa nerima kehadiran gue di sana. Lagian Rey sendiri yang minta gue gak ikut. Yaudah sih, bisa apa gue?"

Fajar menurut untuk tak kembali melanjutkan bahasannya melihat raut wajah Stella yang kini berubah muram. Ia memilih kembali pada aktifitas sebelumnya, menarik asap masuk ke dalam paru-parunya penuh khidmat.

00.30, taman kota benar-benar sudah sepi malam ini. Lagian siapa juga yang mau nongkrong di taman kota penuh pepohonan rindang tengah malam begini. Bukannya asik malah merinding.

Hanya beberapa orang yang punya keberanian tinggi, berani berada disini. Termasuk Fajar Stella, juga Reyhan Sonya dan juga sosok lain yang mengundang mereka kesini malam ini, Cia.

"Berarti sekarang lagi stres dong?" Suara Stella tiba-tiba mengudara setelah bermenit-menit keduanya tenang dalam keheningan.

"Hm?"

Stella menoleh ke arah Fajar yang menatapnya bingung.

"Ini!" Kata Stella dengan jari telunjuknya yang menyentuh batang rokok sekaligus bibir yang mengapitnya, "Ini giginian, lagi stres berarti sekarang?"

Fajar terkekeh, dia ambil batang rokok dari bibirnya, mematikan apinya lalu melempar rokok ke tempat sampah di belakang bangku.

Stella menyamankan duduknya saat tangan Fajar yang berada di bahunya menariknya mendekat, lalu menepuk-nepuk pelan pucuk kepalanya. "Gak stres juga. Cuma lagi penuh aja pikiran gue. Mumet."

"Rey Cia, ya?"

Stella ketawa kecil setelah merasakan Fajar yang tersentak, diringi laki-laki ini yang menatap Stella penuh heran.

"Eh beneran emang? Sampe kaget gitu? Padahal nyeplos doang tadi." Ucap Stella lalu ketawa lagi saat tangan Fajar mencubit pipinya gemas.

"Berisik!"

Stella menarik sebelah ujung bibirnya, lalu dengan iseng nyolek-nyolek pinggang Fajar sambil ketawa kecil,

"Kenapa emang bang? Masih belum moveon dari Cia juga? Atau jangan-jangan ini elo yang memang mau nyamperin Cia? Yaudah sih sana, mumpung anaknya lagi ada di sini."

TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang