35. Sabar ya?

357 64 10
                                    

Tik, tik, tik, waktu berdetik
Tak mungkin bisa ku hentikan
Maumu jadi mauku
Pahitpun itu ku tersenyum

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu

Tik, tik, tik, air mataku
Biar terjatuh dalam hati
Mauku tak penting lagi
Biar ku buat bahagiamu

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta

Rania mengedipkan matanya beberapa kali, saat pergerakan Bima disampingnya menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

"Ngapain?"

Tanpa menjawab, juga tak menghiraukan gadis disampingnya tengah menatapnya dengan kening mengerut, Bima meraih sebelah tangan kanan Rania, lalu ia genggam ringan, dibawanya ke atas pangkuannya. Sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk mencengkeram setir kemudi.

Rania reflek menoleh kebelakang, memeriksa kendaraan yang tengah mengantri dibelakang kendaraan keduanya, menunggu detik demi detik lampu lalu lintas untuk berubah kembali menjadi hijau.

"Mereka gak ada di belakang. Anak-anak mau mencar dulu katanya." Ucap Bima terkekeh setelah melihat gelagat Rania yang panik disampingnya.

Rania menatap Bima sengit, "Tau darimana? Lepas lepas, tar ada yang lewat berabe urusannya."

Bima mendecak, lalu narik lagi tangan Rania untuk kembali ia genggam erat, setelah gadis itu melepas paksa tangan keduanya.

"Gak ada. Mau pada ngebuntutin Rey ketemu Cia dulu katanya."

"Oh. EH? CIA? Mantannya Rey? Mantan gebetan Fajar? Yang pernah tubir sama Sonya Salsa dulu? Cia yang itu?" Cerocos Rania dengan mata membola kaget.

"Banyak amat julukan tu cewe satu ya?" Tanya Bima lalu ketawa, "Iya Cia yang itu. Yang pernah mau lo jorokin dari pohon mangga waktu main ke kebun dulu."

"Ih anjir greget kan jadinya!" Gerutu Rania ngehentak-hentakin tangan dia yang masih di genggam Bima.

"Lo tau darimana Rey mau ketemu dia?"

Bima noleh, lalu tiba-tiba ketawa keras sendirian, buat Rania tersentak kaget, lalu menggoyangkan lagi tangan keduanya, "Ih apaan? Jangan bikin kaget!"

"Ngakak abisan. Gue abis nguping anak-anak yang lagi nguping tadi di kafe. Sumpah goblok emang." Seru Bima terbahak lagi.

Rania mengerutkan keningnya bingung, "Gimana-gimana? Gagal paham."

Bima menghentikan tawanya, lalu memutar bola mata gemas, "Iye, tadi ceritanya gue mau ngejus mangga di dapur, tetiba Rey lewat bareng Fajar, masuk wc berdua—

"BERDUA?" Kaget Rania.

"Ck, jangan di potong dulu. Gak jadi cerita ni!" Decak Bima kesal.

"Heh jangan! Dah kepo ini! Sok lanjutin!" Seru Rania heboh.

"Iya jadi Rey Fajar ke wc barengan, lumayan lama, sampe Galang dateng bawa rombongan cewe 4 S serangkai, sama Farel juga, nguping dah tu berenam di depan wc. Gue gak jadi ngejus dong, gue diem-diem aja maenan hape sambil nguping. Sumpah, heboh bener tadi. Ngakak sendiri gue." Cerita Bima panjang sambil ketawa.

Rania ngangguk aja, "Terus hasil nguping lo tadi, apa aja yang lo denger?"

"Hm? Ya gitu, Cia ngajak Reyhan ketemu. Fajar ngesokin, cenah datengin aja selesein masalah yang lalu-lalu. Tapi Rey gamau anak cewe pada tau. Makanya Sonya duluan bilang, pengen ngikutin diem-diem aja. Galang Farel-nya pasrah udah..." lanjut Bima lagi, lalu terkekeh mengingat wajah pasrah dua adiknya tadi saat diseret-seret anak cewek sepulang dari kafe bunda Mina.

TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang