"...Di Jakarta Senja Cella satu sekolah lagi sama Cia, sekolahan yang sama dengan sekolahnya mbak Shua. Senja gak begitu tau Cella ngapain aja, sampai akhirnya Cella bilang fix Cia dalang kecelakaannya mbak Shua sama bang Satya. Dari sana Senja Cella mulai sering ngikutin Cia pulang diem-diem, sampai akhirnya tau Cia tinggal satu rumah, di rumahnya bang Satya. Udah, sampai disana banyak hal hal lain yang kita lakuin, dari diem-diem masang cctv di rumahnya Cia, terus ngehack hapenya Cia atas bantuan temen kita disana, dan lain-lainnya, Senja gak bisa terlalu ngebeberin semuanya, kebanyakan.
"...Intinya kita disana awalnya cuma mau nyari informasi tentang kecelakaannya mbak Shua, yang mau gak mau harus ngorek informasi tentang bang Satya. Tapi malah dapatnya langsung intinya, tentang Cia tadi. Kita coba berbagai cara untuk ngejebak Cia supaya dia bisa ngaku sendiri, tapi susah. Sampai tiba-tiba Cia malah nyerang Cella. Makanya kita mutusin buat pindah balik lagi ke Bandung. Taunya Cia ngikut balik lagi, jujur gue juga kaget Reyhan sampe bisa ketemu Cia lagi. Tapi intinya dia kesini tu untuk balik balas dendam lagi, kalau dulu dia nyelakain mbak Shua dengan maksud mau ngerebut bang Satya. Sekarang, Cia mau nyelakain Cella lagi, gara-gara dendam yang lain muncul, dia dendam gegara kecelakaan mbak Shua, bang Satya ikutan ninggal...."
"SINTING!"
Mingyu nepuk punggung anak sulungnya sambil melotot, "Jangan teriak! Kita di Rumah Sakit ini, udah subuh!"
"Tau! Dikira lagi di pasar malam mereun!" Saut Reyhan nyambung, dibalas delikan Galang.
Galang melengos kecil, menghiraukan Ayahnya, ia lirik lagi adiknya, "Nanaonan jadi dia yang dendam sih dih? Panan dia sendiri yang motong tali rem mobilnya bang Satya kan?"
Senja ngangguk, "Iya, tapi kan tetap aja niat awal dia cuma mau nyelakain mbak Shua, tapi malah bang Satya-nya ikutan kecelakaan."
"Karma langsung gak sih itu namanya anjir?!" Saut Reyhan lagi kesal sendiri mendengarnya.
"Terus-terus, yang bikin tu cewek satu nekat nyulik Cella kemaren tuh apa coba?" Tanya Rania penasaran.
Senja ngelirik sebentar Ayahnya, juga tantenya, Jiho, yang sekarang sama-sama memandangnya ikut menunggu jawaban. Lalu mengangguk samar, meminta anak mereka untuk melanjutkan ceritanya.
Senja ngangguk, "Intinya kita udah dapetin bukti cctv Cia motong kabel rem mobil bang Satya. Makanya Cia panik. Malam itu dia ngajak ketemu Cella sama Senja, katanya mau ngomong baik-baik, mau minta maaf. Tapi firasat Senja bilang gak begitu, Senja udah bilang gak mau, tapi malah Cella ngeiyain. Makanya Senja panik, yang kelintas difikiran Senja cuma Farel sama bang Fajar. Tapi terlambat, bukannya ketemu Cella mungkin lagi ngobrol di depan Gang sama Cia, tapi malah Cella-nya yang keburu diculik Cia..."
Bima melotot, "Jadi malam itu lo dah tau Cia mau ketemu Cella?" Dibalas anggukan Senja.
"Kenapa gak ngasih tau langsung dekk! Lo bisa minta tolong gue juga, yang lain juga ada, gak mungkin kita gak nolongin. Kan jadinya begini! Kasian Cella-nya tauk!"
Mingyu reflek menyentil kening anak sulungnya Jungkook itu sambil mendelik, saat anak bungsunya merengut takut ditempatnya.
"Jangan marah-marahin anak gue! Gue lapor Jungkook nih!"
Bima mengelus dahinya sambil cemberut, "Lapor aja, toh si Jungkook Jungkook itu juga gak akan peduli."
"Bahasa lo bang anjir!"
Rania reflek nendang kaki Bima dari bawah meja dengan kesal, membuat laki-laki itu ini teriak mengaduh, sukses membuat beberapa pengunjung kantin malam ini mengarahkan matanya ke salah satu meja di pojok kantin. Dimana ada dua orang dewasa, tengah mengobrol heboh dengan anak-anaknya yang banyak disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]
Fanfiction"HEH anjing! Ini apaan lembek-lembek gin--" "RANIA IIHH BUANG! KODOK ITU!" "ANJ--AAHHH ADEL JIJIKKK!" "MANA WOY! AWAS!" "ITU LONCAT KE BUNDA UNA!" "AAAIIHHH JUNGKOOK!" "WOYY LONCAT LAGI!" "SALSA JAUH-JAUH!" "AAAA BANG BIMA USIR!" "OGAH! RANIA AMBI...