Di pojok kantin Sekolah Sma Angkasa Jasa yang terletak di Bandung Timur ada seorang pemuda tampan bak dewa yunani sedang makan bakso dengan tenang.
"Pada kemana sih?" tanya Pemuda tersebut.
Nama pemuda tersebut, Mahendra Sabil Al Fahri, remaja tampan dengan tinggi 180 cm, bibir yang tebal, potongan gaya rambut cepak, dan jangan lupakan alis dia juga tebal.
"Fahri!" panggil seseorang.
Fahri membalikkan badannya, lalu tersenyum melihat orang yang memanggilnya barusan ternyata itu salah satu sahabatnya.
"Ada apa, Putra?" tanya Fahri.
Dia Hariz Putra Pratama, dia salah satu sahabat Fahri tampan katanya, walaupun masih lebih tampan Fahri, paling jago soal bela diri.
"Tuh si Danel, nyariin lu tadi pagi," ucap Putra.
"Kan gua sholat dulu lha," ucap Fahri.
"Tahu males gua, bilangnya juga," ucap Putra.
"FAHRI KESAYANGAN GUA!" pekik remaja berkulit putih.
"Jijik gua," Fahri mengendikan bahunya geli karena panggilan sayang dari salah satu teman dia yang alay. "Lu kalau manggil sayang sama pacar aja, jangan sama gua, ngeri tahu dengarnya," ucap Fahri.
Dia Kenzo Wiwit Aditama, bisa dibilang anak yang alay sekali.
"Jangan deket-deket ya, gua bukan humu," ucap Fahri.
"Kejam lu! ya kan gua kangen tahu!" pekik Wiwit tidak terima dengan ucapan Fahri barusan.
"Gua kagak sama sekali," Fahri dengan santai melanjutkan makan dia tanpa peduli akan nasib sahabatnya. "Tapi nanti gua nginep di rumah lu ya, Putra," ucap Fahri.
"Iya kayak biasanya," ucap Putra.
"Liatin ya, nanti gua bilangin sama danel," ancam Wiwit kepada Fahri tapi terlihat Fahri tidak peduli sama sekali soal itu. "Dengerin oi! kalau gua ngomong!" kesal Wiwit.
"Nanti gua keselek bakso, mau tanggung jawab lu?" tanya Fahri.
"Kagak sih," ucap Wiwit.
"Makanya diem," ucap Fahri.
"Lu ngadu ke danel, kayak dia mak lu aja," ucap Putra.
"Kan danel mak lu, Putra," ucap Wiwit.
"Oi! gua bukan mak-mak somplak!" protes pria berwajah tegas menghampiri meja Fahri.
Mereka bertiga membalikkan badannya ternyata itu Danel, Ridho dan Ali.
Danel Reiki Utama, dia yang paling waras diantara kami semua bahkan bisa dikatakan paling dewasa diantara semua.
"Tuh Wiwit kesal sama Fahri, malah mau ngadu sama lu," ucap Putra.
"Ngadu soal apaan?" tanya pemuda berambut keriting.
Pemuda yang bertanya tadi bernama Yanuar Ridho Alfansa, paling bobrok diantara semuanya.
Dan yang langsung duduk dengan tenang bernama Rafi Ali Kurniawan, cowok polos diantara mereka semua.
"Oi, tolongin gua!" pekik pemuda terlihat dia seperti ketakutan setengah mati
Fahri dan semuanya melihat kearah depan, ternyata itu Santo biang masalah, pasti dia melakukan suatu hal entah apa itu.
Pemuda yang berlari ketakutan bernama Nicolas Santo, biang masalah mereka semua, karena selalu mengintip apabila ada jam pelajaran olahraga di kelas lain.
"Tuh ngumpet, di belakang sana." Danel menunjuk tempat aman untuk Santo bersembunyi sementara. "Pasti lu ngintip lagi ya?" tanya Danel.
"Iya khilaf, udah gua ngumpet dulu!" pekik Santo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fahri (END)
Teen FictionNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah keluarga saja tidak lebih. Mahendra Sabil Al Fahri cowok ceria yang menyimpan berbagai luka karena perlakuan tidak adil kedua orangtuanya. Fahri menggunakan topeng ceria di depan semua orang untuk menutup luk...