Kedua kakinya ia seret menapaki jalanan beraspal yang begitu ramai kendaraan berlalu Lalang. Enggan berhenti hanya untuk menawarinya tumpangan. Hari ini dia sedang sial, taksi yang mengangkutnya tiba-tiba menurunkannya begitu saja di tengah jalan tol. Membuatnya beberapa kali melangkah sedikit ke tengah untuk berusaha menghentikan mobil ataupun kendaraan lainnya agar mau memberi tumpangan padanya. Namun, sudah hampir satu jam kakinya terus berjalan mengarungi jalanan malam itu dan tidak ada satupun yang kasihan padanya.
Petir terlihat di berbagai bagian langit yang begitu gelap. Bersiap untuk menerjunkan air dari awan yang sudah mengepul tebal di berbagai tempat. Angin yang begitu dingin semakin memaksa tubuhnya menggigil kedinginan. Kesialannya ternyata tidak berhenti sampai disana. Belum sempat ia memikirkan untuk berteduh dimana, kini air turun dari langit mengeroyok tubuhnya yang hanya terbalut celana pendek dibagian bawah. Untung saja ia berlari tak terlalu jauh dan mendapati terowongan yang hanya berjarak beberapa meter saja. Dengan langkah lebarnya, ia berlari secepat yang ia bisa agar tidak terlalu basah kuyup.
Ia merogoh saku kemejanya yang dibiarkan terbuka itu. Setelah beberapa saat yang lalu baterai ponselnya hanya tinggal lima persen saja dan tidak bisa menangkap sinyal, kini ponselnya benar-benar mati tak bisa dinyalakan. Membuatnya semakin kesal dan ingin membenturkan ponsel itu ke dinding terowongan yang begitu keras.
Dia berjalan hingga ke tengah terowongan itu. Hingga membuat angin tak mampu menjangkaunya seperti sebelumnya. Setelah dua mobil box yang lewat di terowongan itu, tidak ada lagi kendaraan yang berlalu. Ia menyandarkan punggungnya pada dinding terowongan yang terasa dingin mengenai punggungnya. Bajunya benar-benar lembab. Ia melepaskan kemeja itu dan membiarkan hanya kaos putihnya yang melapisi bagian atas tubuhnya.
Ia bersumpah setelah pulang nanti, ia akan memarahi kekasihnya. Memaksanya datang dengan alasan sakit, tetapi sampai disana justru membuatnya untuk berhubungan melampiaskan hasrat yang telah ditahan selama seminggu. Dan dengan bodohnya ia menyetujui untuk merekam kegiatan panas diatas ranjang itu dengan ponselnya. Membuat ponselnya kini benar-benar mati karena kehabisan baterai.
Ia menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal. Mengumpat sambil berteriak dengan bibir tebalnya.
Menghela napas panjang. Ia mengayun-ayunkan kemejanya agak ke tengah jalan. Berharap ada seseorang yang mengasihaninya. Ia menunduk lemah. Menatap sepasang sepatu putih yang juga terasa lembab untuk kakinya. Rasanya jari-jari kakinya mati rasa karena air hujan berhasil menerobos hingga ke dalam sepatunya.
"Seokjin-ah?"
Sebuah suara mengejutkannya. Dengan cepat ia mendongak dengan kedua matanya yang sudah berair, "Jungkook Hyung!!" pekiknya kemudian benar-benar menangis kuat.
Lelaki dengan rambut terikat ke belakang itu keluar dari dalam mobilnya. Ia awalnya cukup ragu melihat seseorang yang berdiri di tengah terowongan ini sendirian. Ia sempat berpikir bahwa itu bukan manusia, namun semakin mobilnya bergerak mendekati sosok itu. Wajahnya semakin tidak asing untuknya. Seperti wajah tetangga depan rumahnya. Dengan mengumpulkan seluruh keberaniannya, ia menurunkan kaca mobilnya dan memanggil orang itu. Ternyata memang benar, dia adalah Kim Seokjin tentangganya yang sering meminjam bor listrik untuk Ayahnya. Membuatnya kini menepikan mobilnya dan mengampiri Seokjin.
Ia berdiri didepan Seokjin yang masih menangis dan mengelap ingusnya dengan kemeja basah ditangannya, "Apa yang kau lakukan disini? Kau diculik terus melarikan diri?" Jungkook mengamati kondisi Seokjin dari ujung kepala hingga sepatunya. Tangan kanannya terulur dan mengelus lembut pucuk kepala Seokjin yang cukup basah.
"Hiks.. hikss.. aku pikir akan mati kedinginan disini," tubuhnya bergetar dan air matanya tak mau berhenti mengalir. Membuat kemejanya sekarang semakin basah karena air mata dan ingusnya.
YOU ARE READING
Another You And Me
RomanceAnother universe untuk couple kita Jeon Jungkook dan Kim Seokjin dalam dunia kecil mereka. Short. Simple. Not Continues Part.