Suntik

928 70 23
                                    

Dia sedang memainkan ponselnya diantara teman-teman lainnya yang masih asik dengan laptop yang menyala di depan mereka. Ponselnya masih menyala dan menampilkan kolom percakapan dengan seseorang. Terlihat menunggu dengan tenang meskipun hatinya begitu gusar dan tidak sabar. Bahkan ia tidak membiarkan layar ponsel itu berubah gelap. Takut-takut jika ada pesan masuk dan dia tidak menyadarinya.

"Kook, lo kalo nggak ikut ngerjain ini, gue nggak bakal ngetik nama lo disini ya!" ucap seseorang dengan judes hingga terlihat kedua dimpelnya.

"Lo lagian nungguin chat siapa sih? Prof Lee?" sahut temannya yang sedari tadi memegang buku dan membacakan beberapa hal kepada seorang yang memiliki dimple sebelumnya.

Jungkook memasukkan ponselnya dalam saku celananya dan menghadap dua temannya yang sedari tadi sibuk mengerjakan tugas yang hari ini juga harus segera dikumpulkan, "Sini gue aja yang nerusin!" ia meraih laptop itu dari tangan temannya yang memiliki kulit lebih putih dari yang lainnya.

"Ouch! Langsung mode serius. Padahal dari tadi mukanya kusut dah kek kancut gue!"

"Lo diem deh, Joon! Lo kenapa Kook merana galau melehoy gini?" tanya Yoongi yang duduk di tengah bangku panjang itu.

Jungkook tidak menjawab. Lebih memilih diam dan membuka internet dan mencari jawaban atas beberapa pertanyaan yang beberapa menit yang lalu telah dibacanya sekilas. Jari-jarinya terus mengetik tanpa menggubris dua temannya yang terdengar ribut menanyakan dirinya.

Tangan kirinya terulur untuk meraih buku yang berada didepan Namjoon. Dimana dua orang itu kini sedang sibuk mengunyah dan berbicara ngelantur sana-sini yang tak tertangkap kedua telinganya dengan baik. Karena ia menarik buku itu dengan menengadahkan tangannya, kedua temannya jadi melihat lengan bagian dalamnya. "Lah banyak banget bekas suntikan! Lo nyabu?!" pekik Yoongi kaget karena melihat beberapa bekas suntikan hingga terlihat seperti lebam karena jarak yang berdekatan.

Jungkook dengan cepat menarik tangannya kebawah. Menarik kemejanya yang sebelumnya ia gulung hingga atas siku. "Lo masih jadi uji cobanya Seokjin?!"

"Hah?!"

"Gue denger dari Hoseok doang sih! Tapi ternyata emang bener! Kenapa Seokjin nggak minta pacarnya aja sih?! Kalo nggak pake alat peraga kek!" lanjut Namjoon dengan ketusnya.

Yoongi memijit pelipisnya sambil menutup kedua matanya. Merasa kesal karena sahabatnya telah melakukan hal bodoh sekali kali ini, "Lo kali ini bulol banget! Ayo gue seret ke rumah sakit! Cairan apa aja yang dimasukin ke tubuh lo, hah?!"

Jungkook menelan ludahnya pelan. Ia mengerjap pelan dan menggigit bibir bawahnya, "Nggak ada isinya." Ucapnya pelan.

"Lagian lo kenapa sih nggak nerima cintanya Jimin aja? Toh bibir Jimin sama Seokjin nggak beda jauh," Namjoon menatap sohibnya dengan iba.

"Ini mah bukan perkara fisik lagi, Joon! Perkara dia aja yang goblok masih aja ngarepin pacar orang!" sungut Yoongi melirik Jungkook yang masih diam tak bergeming menatap laptop yang menampilkan hasil pencarian yang beberapa menit lalu ia lakukan.

Jungkook menghela napas pelan, "Harusnya gue yang nyatain duluan waktu itu..." lirihnya menunduk menatap kedua tangannya yang bertaut dibawah meja dengan perasaan menyesal yang selalu ia simpan.







"Gue bisa kalik balik Seoul sendiri naik kereta! Nggak perlu lo dari Seoul malah nyamper ke Daegu!" Seokjin masuk ke dalam mobil Jungkook setelah mobil hitam itu berhenti tepat didepan rumahnya.

Seokjin melambai pada seorang wanita paruh baya yang berdiri didepan pintu rumahnya, "Bye Eomma!" melemparkan ciumannya dengan girang dan mengayunkan tangannya cepat.

Another You And MeWhere stories live. Discover now