Salah Kirim (2)🔞

698 62 64
                                    

Telihat sebuah tato berbentuk bulan sabit diatas permukaan punggung lebar tanpa terlapisi sehelai kain. Tirai setengah terbuka, membiarkan cahaya matahari mengusik dengan sinarnya yang terang. Suara dering ponsel tak mengganggu tidurnya, pada awalnya. Hingga ia akhirnya bangkit dari tidur lelapnya. Lengan panjangnya terangkat dari tubuh lain yang sama, telanjang tanpa busana.

Mengucek kedua matanya asal, ia memaksa pantatnya bergeser hingga tangan kanannya mampu meraih ponsel menyala diatas nakas kecil disamping ranjang.

Ia mengedip-ngedipkan kedua matanya beberapa kali sambil menguap lebar. Melihat kolom percakapan yang hampir berisi sepuluh pesan yang belum ia baca. Ia memilih sebuah pesan dengan nomor yang tidak ia kenali sebelumnya. Ia membaca sekilas dan mengerti apa yang dimaksudkan isi pesan itu. Setelah mengetik dua huruf saja dan mengklik icon send, ia meletakkan ponselnya kembali.

Ia bangkit dari ranjang, meraih celana pendek berwarna hitam yang tergeletak di atas lantai. Berjalan beberapa langkah menghampiri dispenser tak jauh dari tempatnya berdiri.

Ia menekan tombol seketika air mengalir mengisi gelas kosongnya.

Drrtt..

Drrtt..

Drrtt..

Kepalanya menoleh kesamping melihat ponselnya kembali menyala, menampilkan sebuah pesan balasan dari nomor yang baru dilihatnya beberapa menit yang lalu. Ia berjalan mendekati nakas dengan gelas di genggaman tangan kanannya.

Dengan satu tangan kiri ia meraih ponselnya. Mengangkat tangan kanannya untuk meneguk gelas berisi air putih yang belum ia minum sama sekali.

Membiarkan cairan bening itu mengaliri kerongkongannya yang kering, kedua matanya sibuk menatap layar ponselnya. Hingga tiba saat dimana ia membuka pesan balasan dari nomor yang tidak dikenalinya.

PYARR.

UHUK.

UHUK.

UHUK.

"WAE? WAEYO, JUNGKOOK-AH?!!" seseorang diatas ranjang seketika terbangun dan duduk dengan selimut yang telah jatuh dari tubuhnya. Menampilkan dua tubuh bagian atasnya yang tidak tertutupi apapun, begitu pula rambut memanjang yang tak mampu menutupi kedua payudaranya.

Jungkook meremat ponselnya dan dengan terburu memasukkannya kedalam saku celana pendeknya masih dalam keadaan membuka room chat yang membuatnya terkejut. "Nothing. Cuma... tiba-tiba makul pertama dimajuin jamnya," jawabnya gugup dengan jantung yang berdegup cepat.

Wanita itu turun dari ranjang dan meraih pakaian-pakaian miliknya diatas lantai. "Gue juga harus buruan balik apart, keburu dicariin Irene Eonnie."

Jungkook mengangguk cepat dan dengan asal menggeser pecahan-pecahan gelas kebawah ranjang. "Oke," dirasakannya degup jantungnya yang berangsur normal kembali.

"Yer,"

"Hm?" Yeri menghentikan langkahnya ketika hampir mencapai pintu kamar Jungkook.

Jungkook menghela pelan, "Hari ini gue bakalan sibuk, lo kalau mau ketemu besok atau lusa aja! Ada tugas kelompok gitu soalnya mau nginep ke rumah Namjoon." Kedua manik matanya bergerak resah.

Yeri hanya mengangguk sambil tersenyum. "Kalau senggang telpon ya!"

"Hm."

Setelah itu pintu kamarnya tertutup dari luar. Membuat paru-parunya bernapas lepas dan rasa gugupnya memudar.

Ia merogoh ponselnya kembali. Melihat sekali lagi pesan yang ia terima dari seseorang yang cukup ia kenal, Seokjin, satu-satunya saudara Namjoon. Yang sudah berteman hampir satu tahun dengannya.

Another You And MeWhere stories live. Discover now