Unwanted Marriage

1K 94 75
                                    

Ballroom itu dipenuhi pria dan wanita yang berpakaian rapi serta tersenyum lebar di hampir setiap meja. Ada beberapa orang yang tersenyum lebih bahagia dan hampir menangis karena sangat terharu oleh sumpah suci yang baru saja mencapai setiap sudut gedung karena mereka menggunakan pengeras suara.

"Jeon Jungkook kau bisa mencium pengantinmu." Pria bernama Jungkook itu terdiam lama sambil menunduk. Menatap dua pasang sepatu dengan warna berbeda dibawahnya. Jantungnya menggila, dan tatapannya tidak fokus untuk sementara.

Pengantin yang dimaksud menatap khawatir Jungkook yang membeku di tempatnya. Ia melirik ke sekitar dan melihat tamu undangan menunggu kelanjutan acara pernikahan hari ini. Dengan tatapan sendunya, ia meraih tangan Jungkook dimana cincin perak telah tersemayam disalah satu jarinya. "I'm fine. You can kiss me,"

Jungkook mendongak. Kedua matanya basah dan tangannya yang terbebas mengepal kuat. "I'm sorry, Seokjin." Jungkook menempelkan bibirnya dengan ragu.

Seokjin memegang erat tangan Jungkook ketika kecupan itu berubah menjadi ciuman lembut hingga membuat bibirnya terbuka. Memberikan persetujuan untuk Jungkook menciumnya lebih dalam.

Riuh tepuk tangan menyadarkan Jungkook kembali pada kewarasannya yang sempat terbawa suasana.

Jungkook tak mampu menatap Seokjin, ia membalik genggaman tangan itu dan memegang erat tangan Seokjin sambil melemparkan senyuman palsunya kepada orang-orang yang masih bertepuk tangan untuk mereka.

Satu hal yang pasti untuknya, jantungnya masih bersikap tidak wajar.






Acara pernikahan hampir selesai, semua tamu telah meninggalkan ballroom itu dengan tenang. Tiga orang separuh baya berjalan menghampiri Jungkook dan Seokjin dengan senyuman haru dan air mata bahagia.

"Seokjin, kau bisa duduk. Kau pasti lelah sekali." Wanita itu menarik Seokjin untuk duduk di salah kursi didekat Seokjin berdiri.

Seokjin awalnya menolak, tetapi ia tidak enak hati dan menurut. "Aku baik-baik saja, Eommonim."

Wanita itu menggeleng cepat dan bahkan memberikan pijatan pada bahu Seokjin lembut. "Aku tahu setelah ini akan lebih lelah." Wanita itu melirik Jungkook yang terkejut dengan pernyataan tersirat yang menurutnya tabu untuk diungkapkan.

"Eomma!" seru Jungkook yang merasakan wajahnya memanas.

Kedua pria paruh baya lainnya ikut tertawa bersama Nyonya Jeon yang berhasil menggoda putranya. "Appa berharap kau berikap gentlemen pada Seokjin."

"Appa jangan membuka mulutmu lagi." Ucap Jungkook kesal karena Ayahnya ikut menggodanya.

Seokjin bangkit karena tidak nyaman duduk sendiri diantara mereka berlima. "Baiklah, Eommonim Aboenim aku akan pulang bersama Appa sekarang karena nanti sore harus kembali ke resto-"

"Apa maksudmu Seokjin? Kau mulai hari ini pindah ke apartemen Jungkook tentu saja." Sergah Nyonya Jeon dengan cepat.

Ayah Seokjin menggaruk alisnya pelan. Ia membelai punggung tangan Seokjin yang menggenggam tangannya. "Kau sekarang sudah menjadi tanggung jawab suamimu Seokjin. Aku yakin Jungkook bisa menjagamu dengan baik. Kau tidak perlu terlalu mengkhawatirkan pria tua ini sendirian. Aku baik-baik saja. Aku tidak melarangmu untuk datang ke rumah. Kau tentu saja bisa berkunjung kapan saja. Tetapi kau tidak boleh melupakan kewajibanmu sebagai pasangan Jungkook."

Seokjin mengatupkan bibirnya rapat tidak tahu harus menjawab atau bereaksi seperti apa.

"Jika Jungkook melakukan sesuatu yang buruk atau membuatmu tidak nyaman, kau bisa langsung memberitahuku. Aku sekarang juga menjadi Ayahmu." Tuan Jeon tersenyum dan menatap Seokjin dengan binar sendunya.

Another You And MeWhere stories live. Discover now