Suntik (2)

738 66 33
                                    

Namjoon berdiri didepan dua orang yang duduk di satu bangku panjang dan memilih untuk menempati di paling ujung-ujungnya untuk menjaga jarak. Jarak yang sudah tercipta satu minggu ini. Membuat Namjoon lebih pusing untuk mengerjakan tugas bersama mereka berdua karena masih dalam mode bertengkar dan enggan berbicara satu sama lain.

Benar-benar merepotkan.

"Huft..." helaan napas berat keluar dari bibirnya. Dia duduk di seberang Jungkook dan Yoongi yang masih membuang muka ke arah lain dan enggan menatapnya.

"Kalian lucu sih kalau berantem. Padahal kalian berdua harusnya saling ngedukung nggak sih? Sama-sama ngancurin hubungan orang lain?" cibir Namjoon yang kini berhasil merebut atensi kedua temannya.

Ia menatap Yoongi terlebih dahulu dengan tatapannya nanarnya, "Yoon, gue nggak nyangka lo bakal nyimpen rahasia segede itu sendirian. Sebagai temen, gue minta maaf karena kurang memperhatikan sekitar gue ya!" Yoongi langsung membuang muka dan merasakan perasaannya diremat-remat, mendengar Namjoon yang justru meminta maaf padanya.

Kemudian Namjoon mendengus kesal dan menatap Jungkook yang kini membuang muka kembali ke arah lain. Tatapannya kosong dan pikirannya melayang memikirkan apa yang baru saja Namjoon ucapkan tentangnya.

Menghancurkan hubungan orang lain. Ia tidak menyangka telah melakukan hal itu.

"Lo harusnya nggak bertindak sejauh itu sih, Kook. Kalau lo masih mau dengerin omongan gue sebagai temen. Sorry, I must say this to you."

Jungkook kini tak bersuara. Memilih menunduk dan menatap ponsel di tangannya yang sejak semalaman menunggu pesan balasan namun tak kunjung datang padanya.

"Kalau gue jadi Taehyung sih gue milih gebukin lo, dari pada harus cari cara lain dengan selingkuh. Yang emang pilihan salah dalam hubungan. Tapi lo nyadar nggak sih, lo penyumbang terbesar dalam pilihan itu?"

Jungkook tak berani mengucapkan sepatah kata. Tak bergeming menatap ponsel yang kini ia remat di tangan kirinya.

"Lo tiap hari pasti nyamperin Seokjin. Mau itu ngajakin sarapan, makan siang, atau cari jajanan malem-malem. Lo dengan santainya ngajakin pacar orang tiap hari, Kook. Iya, gue bisa aja salahin Seokjin juga. Tapi dia pasti nggak enak kali nolak ajakan lo, yang notabene temen dia dari maba. Takut lo mikir kalau dia sekarang udah punya pacar terus berubah dan bikin jarak sama lo."

Namjoon menghela napasnya begitu dalam.

"Kalian berdua harus minta maaf sama keduanya. Coba kalian posisiin sebagai mereka. Apa kalian nggak kecewa dan sakit hati, hm?" tatapan Namjoon berpindah dari Jungkook ke Yoongi. Yang ia tahu, Yoongi sedang menahan air matanya begitu kuat.

Ia mendengus pelan, "Yoon, lo nggak layak jadi selingkuhan. Lo bisa jadi lebih dari itu, Yoon. Gue sedih banget pas tahu kalau lo ternyata selingkuhan Taehyung."

Yoongi mengatupkan bibirnya rapat dan meremat kedua tangannya.

GREP.

Jungkook meraih tasnya diatas meja dan bangkit dari duduknya. Ia memilih pergi daripada harus mendengarkan kalimat-kalimat Namjoon yang begitu menyesakkan untuknya.

Karena dia tahu, bahwa Namjoon tak salah,

Apa yang baru dikatakan Namjoon membuatnya sadar karena telah berbuat kelewatan,

Membuat hubungan Seokjin menjadi kacau karena ulahnya,

Tanpa sadar cintanya menjadi obsesi yang tak terasa.

Namjoon menatap punggung Jungkook yang bergerak semakin menjauh. Terus melangkah tanpa menoleh kedepan. Ia sebenarnya cukup kasihan dengan temannya yang satu itu, karena tidak bisa menerima kenyataan atas penolakan cintanya. Cintanya yang telah menjadi milik orang lain karena ia terlambat mengungkapkan perasaannya sendiri.

Another You And MeWhere stories live. Discover now