Room Service (2) 🔞

922 70 14
                                    

Namjoon merasakan penisnya semakin terjepit dan menggesek cepat hingga merasakan hangat dari dinding rektrum yang sedang ia pompa dalam. Ia ingin menarik pinggang didepannya yang masih menungging tinggi untuknya tetapi ia meragu, sudah beberapa kali tetapi ia tetap sungkan dan menjaga jarak karena posisi mereka yang berbeda sebagai rekan kerja.

"Uhh.. nngghhh..." tubuh yang benar-benar putih itu kini meliuk keatas hingga kedua tangannya sudah tidak lagi meremat seprei putih dibawahnya yang sudah berantakan.

Kedua tangannya terulur dan menarik wajah Namjoon dari sebelah kiri. Meskipun ia tahu bahwa Namjoon terkejut karena tindakannya saat ini, tetapi ia tidak peduli. Sudah lama ia menahan diri karena pria yang menghujam dalam lubang analnya terus membangun dinding tinggi.

Pagutan itu berakhir hingga linangan saliva menuruni dagu hingga lehernya. Namjoon menatapnya sendu dan memberanikan diri untuk memegang pinggangnya yang terus terayun seirama dengan sodokannya. "Yoongi Hyung..." lirihnya.

Yoongi tersenyum tipis dan menurunkan tubuhnya kembali. Ia merasa lubang analnya panas karena gesekan semakin cepat. Kedua tangannya meremat seprei dan memundurkan tubuhnya agar Namjoon semakin membenamkan miliknya dalam. Mengenai prostatnya berkali-kali hingga kepalanya pusing dan tidak bisa memikirkan apapun lagi.

"AHHH!" pekiknya dibarengi dengan cairan kental berwarna putih yang kini menyemburkan dari ujung penisnya yang berdiri mengacung. Mengotori seprei hingga bantal di ujung ranjang itu.

Hampir saja tubuhnya tersungkur diatas ranjang, namun dengan cepat Namjoon menarik pinggangnya dan kedua tangannya meraba hingga dadanya. Membuat punggungnya bersandar pada dada Namjoon yang basah karena keringat. "Bertahanlah sedikit lagi, Hyung. Aku hampir sampai," Namjoon meraih wajah Yoongi dan mengecup bibirnya singkat.

Yoongi mendengus pelan. "Kau berjanji setelah tiga kali akan menyudahi malam ini, kan?" suaranya terdengar lemah, bahkan kedua lututnya sudah gemetar.

Namjoon terkekeh tanpa suara. Kedua tangannya kembali turun dan membelai dada Yoongi dimana dua putingnya masih mencuat dan kemerahan karena Namjoon menyecap terlalu kuat. "Tetapi rasanya aku ingin meneruskan hingga pagi, Hyung." Goda Namjoon yang merasakan dadanya berdebar hebat bukan karena kegiatan yang masih berlangsung tetapi karena sesuatu didalam dirinya yang ia selalu tahan didalam diam.

Belum sempat Yoongi menjawab, tangan kanan Namjoon terangkat dan ketiga jarinya memaksa masuk ke dalam mulutnya. Membelai lidahnya lembut dan mengusap bibirnya pelan. Ia melenguh ketika hujaman pada lubang analnya kini lebih cepat dari sebelumnya.

Ia merasakan tubuh Namjoon menegang dan sedetik kemudian cairan kental keluar dari lubang analnya yang masih terasa panas.

Ia tersenyum ketika bibirnya kembali disambar Namjoon dan dilumat pelan.

Sebelum tubuhnya direbahkan diatas ranjang, Namjoon menjatuhkan tubuhnya terlebih dahulu, membuat badannya yang basah penuh keringat menempel pada dada Namjoon yang berada dibawahnya.

"Aku lelah sekali," ucapnya sambil memejamkan kedua matanya dan memeluk Namjoon.

Yoongi merasakan benda lembut melapisi kaki hingga punggungnya. Begitu hangat dan nyaman. Ia juga merasakan belaian lembut dari dalam selimut pada permukaan punggungnya. "Kau bisa tidur seperti ini, Hyung."

Yoongi merasakan hembusan hangat menerpa pucuk kepalanya. Bahkan pria itu kini berani menciumi rambutnya. Ia tak menyangka langkah berani yang ia lakukan untuk mencium Namjoon terlebih dahulu membuat pria itu lebih sering menciumnya dengan tiba-tiba. Seolah rasa canggung yang selama ini ada diantara mereka telah menghilang. Dinding yang dibangun Namjoon untuknya telah runtuh dan membiarkan perasaan hangat menghampiri keduanya.

Another You And MeWhere stories live. Discover now