BRAKK.
"Lo harusnya telepon reparasi nggak sih?! Bukan gue pagi-pagi mau nerusin ngentot jadi gagal!" kedua langkah kaki panjang turun dari mobil, dengan dada naik turun marah serta tatapan kesal yang kentara.
Sosok pemuda lainnya tersenyum tinggi dan bangun dari jongkoknya menghadap ban kempes di sisi kanan. "Oh God! Lo akhirnya dateng juga."
"Lo tahu nggak sih Seokjin kalau bangun pagi itu seksinya kelewatan? Dan sekarang gue harus kesini dari pada bercumbu sama pacar gua." Sekali lagi mulutnya mengeluh. Meskipun ia langsung menunduk dan menendang ban mobil kempes didepannya.
Pemuda yang lainnya mengikuti langkah kakinya yang menghampiri kap mobil dan membuka benda itu. "Kook, gue harus jemput Jimin keburu dia ngambek kalau gue telat lima menit aja." Pemuda itu berkacak pinggang dengan wajahnya yang mengiba.
Orang yang sedari tadi mengoceh akhirnya menoleh kesamping dan berdecak kesal. "Lagian lo betah amat sama modelan dikit-dikit ngambek begitu."
"Meskipun tukang tantrum, dia aslinya perhatian banget, Kook." Penjelasannya terdengar lemah, tetapi temannya tahu betul bahwa memang Jimin adalah orang yang tepat untuk temannya ini.
Huft.
"Ambil gih kotak perkakasnya. Mobil ini harus bener dalam waktu setengah jam." Meskipun bibirnya menggerutu dan terdengar ketus. Tetapi ia tetap membantu pemuda yang telah berteman dengannya sejak masih ingusan itu.
Senyuman kotak terlihat jelas karena begitu lebar. "Seokjin nggak bakal kemana-mana kali. Nggak ada yang berani nyuri dari seorang Jeon."
Beberapa detik Jungkook terdiam. Memutar memorinya dimana hubungannya dengan Seokjin dua tahun ini penuh drama akan beberapa orang yang terus mendekati Seokjin karena hubungan mereka yang disembunyikan dari orang-orang. Hanya beberapa orang saja yang mengetahui kedekatan mereka berdua, teman dekat Jungkook dan Seokjin saja.
Alasannya sederhana, karena Jungkook harus menjabat sebagai ketua BEM dan dilarang memiliki kekasih satu organisasi itu sendiri. Peraturan tak kasat mata, tak bertuliskan diatas kertas itu begitu kuat dipegang oleh seluruh anggota. Meyakini karena memang sudah tradisi sejak sebelum mereka masuk universitas. Membuat dua-tidak, tepatnya empat termasuk Jimin dan Taehyung yang juga harus menyembunyikan hubungan keduanya.
Berakhirlah dua orang itu berkutat dengan mobil Taehyung yang menepi di tepian jalan tak terlalu ramai. Janji kencan di tempat jauh dari Pusat Kota Seoul, memberikan masalah lain. Mogoknya mobil Taehyung yang mendadak. Merusak rencana pagi Jungkook untuk bercumbu dengan kekasih prianya.
Seseorang berdiri didepan pintu paling ujung dilantai tujuh. Mungkin karena masih pagi, jadi ia tak melihat penghuni riwa-riwi. Ia mengecek ponselnya, sebelum mencoba kombinasi angka pada mesin pengaman pada pintu terbuat dari baja dihadapannya. Sudah hampir satu jam sejak ia turun dari pesawat dan menuju apartemen ini, pesannya masih belum dibalas. Tabiat buruk malas bercakap dengan orang lain di telepon membuatnya enggan untuk menelepon orang yang dimaksud untuk menanyakan sandi unit apartemen itu.
Sambil menggigit bibir bawahnya yang tipis. Ia mencoba mengkombinasikan tanggal lahirnya. Bunyi bip tiga kali menandakan bahwa angka yang ia berikan tidaklah benar. Yang kedua, ia mencoba tanggal lahir Ibunya. Berakhir sama, hingga mencoba tanggal lahir Ayah dan tanggal pembelian apartemen itu sebagai hadiah ulang tahunnya.
Lagi-lagi bunyi bip tiga kali menolak segala prasangkanya. Mendengus kesal, ia dengan asal menekan angka nol enam kali. Ajaibnya, pintu itu berhasil terbuka.
THE F*CK!
Ia menyeret koper hitamnya masuk ke dalam. Tirai berwarna abu-abu sedikit terbuka, membuat cahaya matahari menyinari ruangan berdominasi warna putih dan abu-abu.
YOU ARE READING
Another You And Me
RomanceAnother universe untuk couple kita Jeon Jungkook dan Kim Seokjin dalam dunia kecil mereka. Short. Simple. Not Continues Part.