Seseorang sedang sibuk didepan TV dengan laptopnya yang menyala. Beberapa buku terbuka dan alat tulis berserakan di kanan kirinya. Kedua bola matanya sibuk beralih dari layar laptop dan buku di samping laptopnya berdiri menampilkan ketikan yang masih terus berlanjut.
“Seokjin, makan dulu!” seru seseorang tak jauh dari tempatnya duduk.
Tanpa menoleh ia menjawab sedikit kencang, “Sebentar, ini mau kelar!”
“Makan sekarang atau aku kirimkan semua masakan ini pada Appamu di kantor?!” seru Ibunya lebih keras dan terdengar kesal.
Dia mendengus kesal. Mengangkat pantatnya dengan malas dan menghampiri Ibunya di meja makan. Ia melihat meja itu penuh dengan makanan, seolah ada orang lain lagi yang akan bergabung bersama mereka.
“Appa kan lembur, kenapa makanannya sebanyak ini?” tanyanya sambil menarik kursi dan mendudukinya.
Ibunya yang masih sibuk memindahkan jus strawberry dari gelas blender ke gelas tinggi tidak menoleh, berfokus pada dua benda yang terbuat dari kaca. Takut-takut jika jus buatannya tumpah. “Jungkook nanti kesini mau bantuin benerin lampu kamarmu,”
Seokjin menoleh sambil mengerutkan alisnya, “Emang dia bisa? Baru jadi mahasiswa dua semester aja udah begaya mau benerin lampu,” sindirnya sambil teterkeh.
“Kau diamlah. Pekerjaanmu hanya mengeluh lampu mati lampu mati setiap hari, membuat telingaku sakit. Apa salahnya meminta bantuannya?” Ibunya meletakkan gelas tinggi itu didepan Seokjin.
Seokjin mengangguk pelan dan mulai mengambil beberapa lauk dan meletakkannya diatas mangkok berisi nasi yang membumbung didalamnya.
“Setelah ini aku mau berendam jadi jangan ganggu aku ya! Kepalaku sakit sekali rasanya,” ucapnya setelah menelan makanan didalam mulutnya.
Ibunya yang mulai menyuapkan nasi kedalam mulutnya mendelik, “Yang penting pintunya jangan dikunci,”
“Hm,” jawabnya hanya berdehem karena mulutnya penuh makanan membuat dua pipinya menggembung.
Seokjin masuk ke dalam kamar mandi. Sebelum menanggalkan semua pakaiannya. Ia berpikir sejenak. Apakah tidak apa bertelanjang ketika ada sosok lain dikamarnya selain ia nantinya. Membuatnya menimang-nimang hingga lima menit lamanya. “Lah dia kan punya pacar, straight sih menurut gue. Yaudahlah ya aman-aman aja!”
Setelah itu ia menanggalkan seluruh pakaiannya. Menceburkan dirinya pada bathup yang sudah terisi air dan sabun yang memiliki harum semerbak. Membasuh seluruh tubuhnya hingga basah. Membiarkan rambut dan wajahnya tetap kering. Bathup itu tidak membuat kakinya terendam dengan sempurna, entah karena kaki jenjangnya atau ukuran bathup yang sudah tidak bisa menampung seluruh tubuhnya. Membuatnya memilih untuk menjulurkan kedua kakinya keatas dan menumpu pada tepian bathup dengan nyaman.
CEKLEK.
Suara pintu kamarnya terbuka tidak membuatnya beranjak barang sebentar. Ia tetap memilih untuk menyandarkan punggungnya nyaman dan menikmati harum humidifier beraroma lavender.
KLAK.
KLAK.
KLAK.
“Lo lagi berendem, Hyung?” sebuah suara yang tak lagi asing di kedua telinganya terdengar diruangan sebelahnya.
“Hm,” jawabnya sekenanya.
Tidak terdengar suara lagi selain beberapa kali suara telapak kaki yang menanjaki tangga besi lipat tak jauh dari tempat pintu kamar mandi yang terbuka lebar. Menampilkan setengah badan bathup tempatnya berendam.
“Lo kenapa sih kalau di kampus nggak mau banget ketemu gue?” tanya Jungkook yang kini mulai memutar bohlam diatasnya sambil mendongak.
YOU ARE READING
Another You And Me
RomanceAnother universe untuk couple kita Jeon Jungkook dan Kim Seokjin dalam dunia kecil mereka. Short. Simple. Not Continues Part.