Pagi ini cukup hectic bagi Anindya karena harus mengurusi Nakula dan Sadewa yang hendak berangkat ke sekolah.
Dimulai dari membangunkan mereka yang ternyata lumayan susah, menyiapkan air hangat untuk mereka mandi, memasak, membantu mereka mengenakan seragam, dan yaaaah ternyata ngurus anak itu susah. Apalagi hari ini Anindya ada jadwal kuliah pagi.
Anindya jadi kepengen nelepon Mami nya buat sekedar ngucapin terimakasih dan maaf. Soalnya baru anak orang lain aja udah bikin dia pusing, apalagi nanti kalau dia punya anak.
Sekarang, pas lagi mau masuk mobil, tiba-tiba handphonenya Anindya bunyi. Ah iya, di dalam mobil sudah ada Jae yang duduk di kursi kemudi, dibelakangnya ada Nakula dan Sadewa yang sudah siap dengan seragam sekolah mereka. Yak, sudah seperti keluarga beneran guys. Eh, mereka kan emang beneran keluarga, gimana sih.
Ternyata pas di cek itu panggilan telepon dari Mami nya. Panjang umur banget ya Mami nya Anindya. Tak perlu pikir panjang, Anindya pun langsung mengangkat panggilan telepon tersebut sembari masuk ke mobil.
Jae menatapnya sembari bertanya tapi tanpa suara, "siapa?" begitu sih kalau dilihat dari gerak bibirnya.
"Mami," kata Anindya tanpa suara juga.
Jae mengangguk kemudian menyalakan mobilnya dan melenggang membelah jalanan ibu kota di pagi yang cukup cerah ini.
"Assalamu'alaikum, Teh,"
"Wa'alaikumussalam Mi, Mami panjang umur banget deh."
"Kenapa gitu?"
"Teteh baru mau nelepon, udah keduluan."
"Eh atuh Teh, ikatan batin."
"Iyaaaa Mi, kita face time aja ya? Kangeeeeen."
"Iya, sok!"
Anindya mengubah panggilan telefon menjadi face time. Layar handphonenya langsung memperlihatkan wajah cantik Bu Aruna, Maminya Anindya yang berada di Bandung.
"Mamiiii, apa kabar?" tanya Anindya heboh banget membuat Jae spontan menoleh. Soalnya wow, Anindya bisa gini juga? Maksudnya kan selama ini dia tuh kalem-kalem gimana gitu. Hmmm, sisi lain Anindya mulai terkuak nih 🔓.
"Urang teu ditanya,Teh?" sahut orang yang baru lewat dibelakang Mami yang tak lain dan tak bukan adalah Agya, adiknya Anindya yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Sekedar informasi, Agya ini masih anak SMA kelas 12. (Translate: gue gak ditanya, kak?"
Anindya memutar bola matanya, "muhuuuuun, Jang Gya kumaha damang, kasep?" (Translate: iyaaaaaa, dek Gya gimana kabarnya, ganteng?)
Di sana Mami dan Gya tertawa mendengar nada bicara Anindya yang agak kesal itu. Sedangkan Jae dan kedua bocil diam-diam saja soalnya, YO MANA NGERTI SAMA BAHASA SUNDA? Tapi kedengarannya seru.
"Alhamdulillah Mami sama Gya baik, kamu gimana sama mantu? Eh itu lagi di mobil yah?"
"Alhamdulillah kita juga baik Mi. Iya nih, kita lagi di mobil," kata Anindya sembari mengalihkan handphonenya ke arah Jae yang duduk disampingnya. Jae langsung tersenyum dan menyapa Mami mertua dan adik iparnya itu.
"Halo, Mami, Gya!"
"Kasep pisan mantu mami eung," puji Mami Aruna tapi tetap saja Jae tidak paham. Sepertinya Jae harus les bahasa Sunda deh. (Translate: ganteng banget menantu Mami.)
"Atuh Mi, A Zabdan na ge teu ngartos," (Translate: Yailah Mi, Bang Zabdan nya juga gak ngerti.)
"Oh muhun, lupa Mami. Ganteng banget mantu mami, hehehe," (Translate: Oh iya.)
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
General FictionAnindya Mootiara Soebjakto tidak pernah mengira akan menikah di usianya yang baru menginjak 19 tahun dengan Zabdan Akandra Nawasena atau yang lebih dikenal dengan panggilan Jae, gitaris band Enam Hari. Start : Senin, 8 Juni 2020