Cerita ini pertama di buat 8 Juni 2020 dan sekarang udah 21 Juni 2021 (ps aku mulai nulis part ini) daaaan cerita ini belum beres juga 😭 Maafkan aku, teman🙏 Aku gatau apa ada yang masih setia atau pada udah berhenti ditengah jalan 😪 Yaudah gpp, enjoy!!
Seperti hari-hari biasanya, Anindya kalau berangkat ke kampus pasti dijemput abang-abang berjaket hijau, yap abang ojek online.
Kenapa gak bawa motor atau mobil? Hm, jadi begini, selama 19 tahun Anindya hidup di dunia ini, ia enggak bisa mengendarai motor, lebih tepatnya gak ada yang ngajarin dan dia juga gak tertarik harus motoran. Kalau mobil, ya lumayanlah soalnya pernah diajarin sama Mami nya. Tapi, Anindya gak berani bawa mobil karena belum punya SIM. Lagian, mobil dia kan di Bandung dipake Maminya kerja, makanya selama kurang lebih tiga semester perkuliahannya, Anindya berangkat atau pulang dari kampusnya pasti naik ojol, kalau enggak ya taksi, nebeng Zara, bahkan naik angkot atau bus.
Agak menguras kantong dan energi sih sebenarnya soalnya jaraknya lumayan jauh, tapi ya mau gimana lagi? Padahal Anindya tuh punya suami yang terkenal sebagai anak bontot kaya raya, tapi ya karena gengsi masing-masing gak ada yang mau duluan membahas masalah ini. Lagian sorry to say, Anindya kayaknya anti banget kalau harus 'membebani' Jae. Pernikahan mereka kan cuman diatas kertas, gak ada harapan. Walaupun sebenarnya Anindya dan Jae ikhlas-ikhlas saja dengan pernikahan ini. Tapi ya gitu, ikhlas sih tapi gak kayak pernikahan normal lainnya.
"Eh lo tau gak sih katanya kemarin pas festival music, istrinya Bang Jae hadir."
Huh, baru saja Anindya sampai di kampus dan dia lagi jalan kaki di koridor menuju kelasnya, telinganya harus mendengar obrolan dari dua mahasiswi yang Anin ketahui sih mereka ini bisa dikatakan primadonanya fakultas ekonomi yang sedang berjalan didepannya. Cantik, pintar, dan kaya tentunya. Jauh lah kalau dibanding dengan seorang Anindya Mootiara Soebjakto yang biasa ini.
"Hah serius? Tau darimana lo?"
Aduh, mau pura-pura enggak denger tapi ya tetep kedengaran juga. Mau cepetin jalan, tapi dua orang ini sangat tidak memberi space buat orang dibelakangnya. Walaupun tidak disebutkan namanya karena ya emang gak ada yang tahu juga, Anindya tetap merasa, risih?
"Kudet lu, orang udah rame banget sama Hariku disini. Soalnya ada kating yang jadi panitia acara juga enggak sengaja lihat cewek naik ke mobilnya Bang Jae pas acara udahan."
Shit, Anindya terkejut. Bagaimana kalau wajahnya kelihatan atau lebih parahnya lagi si kating itu kenal sama Anindya? Apakah pernikahannya dengan Jae perlahan-lahan akan terkuak di kampus?
"Plot twist, istrinya kuliah disini."
Anindya refleks batuk-batuk, membuat kedua mahasiswi itu menoleh.
"Sorry," kata Anindya kemudian memanfaatkan kesempatan untuk berjalan lebih dulu.
"Dia kenapa?"
"Lagi sakit kali."
Itulah obrolan terakhir mereka yang dapat Anindya dengar. Kini, Anindya sedang berjalan dengan amat tergesa ingin segera cepat sampai ke kelas. Dia shock dan takut kalau kating yang melihatnya di malam itu juga lagi berada disekitar gedung fakultas.
Mungkin karena terus menunduk saat berjalan yang membuat Anindya kurang tahu keadaan sekitar sampai-sampai dia tidak sengaja menubruk punggung seseorang.
Anindya mengaduh kesakitan sembari memegang keningnya bersamaan dengan orang itu yang membalikkan tubuhnya menghadap Anindya.
"Lo gapapa?" tanya seseorang yang Anindya tubruk itu yang ternyata seorang laki-laki. Pantas saja, keningnya begitu sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
Genel KurguAnindya Mootiara Soebjakto tidak pernah mengira akan menikah di usianya yang baru menginjak 19 tahun dengan Zabdan Akandra Nawasena atau yang lebih dikenal dengan panggilan Jae, gitaris band Enam Hari. Start : Senin, 8 Juni 2020