Anindya melepaskan pelukan Jae yang masih tertidur pulas itu dengan pelan-pelan. Ia menyesal kenapa semalam mau-mau saja tidur seranjang kan bisa tidur dilantai gak papa kedinginan juga. Tapi kan, nasi sudah menjadi bubur. Anindya hanya bisa berharap ini adalah kali pertama dan terakhirnya.
Anindya menginjakkan kakinya pada lantai dan melangkah menuju kamar mandi. Sebelum ia memutar kran, Anindya baru sadar dia gak bawa baju ganti dan underwear. Tidur aja pakai bajunya Jae, terus nanti ke kebun binatang mau pakai baju kemarin gitu.
Anindya keluar dari kamar mandi, ia mengambil handphonenya dari tas yang berada di atas meja belajarnya Jae (kayaknya) untuk menghubungi seseorang yang sepertinya dapat membantu. Tapi sebelumnya ia melirik jam dulu, takutnya mengganggu.
Kontak bernama Mbak Jess Nawasena sedang online. Dengan segera, Anindya mengetikkan pesan dan terkirim.
Me :
Mbak Jess udah bangun ?Langsung ada balasan masuk.
Mbak Jess Nawasena :
Udah Nin, ada apa ?Me :
Anu Mbak, boleh minta tolong ?Mbak Jess Nawasena :
Kamu kenapa ?Me :
Enggak, ini lho aku kan enggak bawa baju ganti sama underwear. Mungkin Mbak bawa, boleh pinjam, Mbak ?Mbak Jess Nawasena :
Ya ampun Nin, Mbak kira ada apa. Kebetulan disini masih ada banyak baju-baju Mbak, terus Mbak juga stock underwear baru buat jaga-jaga kalau lupa bawa pas nginep. Mbak nanti bawain deh ke kamar kalian.Me :
Biar Anin aja yang kesana Mbak, ngerepotinMbak Jess Nawasena :
Ih apaan sih Nin, enggak lah. Tungguin bentaran ya ?Setelah mengetikkan ya dan terimakasih kemudian pesan terkirim, Anindya pun mematikan data ponselnya. Sembari menunggu Mbak Jess, Anindya cuci muka dan gosok gigi terlebih dahulu di wastafel kamar mandi.
Suara ketukan pintu membuat Jae terbangun dari tidurnya. Dia melirik jam digital yang menunjukkan pukul 04.00 dan Anindya sudah tidak ada disebelahnya. Oh mungkin di kamar mandi, pikir Jae karena terdengar suara gemericik air keran.
Dengan malas, Jae menyibakkan selimutnya kemudian menginjakkan kakinya pada lantai yang terasa sangat dingin itu untuk membukakan pintu. Walau dalam hatinya ia mendumel 'siapa yang ketuk-ketuk pintu sepagi ini ?'
"Ngapain Mbak ?" Tanya Jae setelah pintu terbuka dan menampilkan Mbak Jessya yang masih mengenakan piyamanya.
Mbak Jessya menyerahkan beberapa stel pakaian lengkap dengan underwear perempuan yang masih terbungkus plastik transparan itu pada Jae membuat Jae terlonjak kaget.
Melihat wajah Jae, Mbak Jessya terkekeh geli, "Gak usah sok kaget Je, wajar kok suami pegang pakaian buat istrinya."
Jae mengernyitkan dahinya.
"Itu pakaian sama underwear buat Anin katanya dia gak bawa ganti."
Jae paham cuman kenapa lho Mbaknya kasih ini tanpa tas atau apa lah.
"Yaudah Je, Mbak balik lagi ke kamar."
Jae mengangguk. Ia kembali menutup pintu. Begitu ia membalikkan tubuhnya, sudah ada Anindya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
General FictionAnindya Mootiara Soebjakto tidak pernah mengira akan menikah di usianya yang baru menginjak 19 tahun dengan Zabdan Akandra Nawasena atau yang lebih dikenal dengan panggilan Jae, gitaris band Enam Hari. Start : Senin, 8 Juni 2020