Sore hari ini rencananya orangtuanya Jae akan berkunjung ke apartemen untuk menjemput Nakula dan Sadewa.
Sebelumnya, Nakula dan Sadewa pulang dari sekolah dijemput Anindya karena Jae ada beberapa agenda meeting sampai pukul 15.00. Begitu tahu apartemen akan kedatangan orangtuanya dan tidak ada lagi schedule untuk hari itu, Jae pun langsung pulang setelah meeting selesai.
Di apartemen sendiri, Anindya dan anak-anak sibuk beres-beres dan memasak untuk menyambut Papa Adhi dan Mama Darin. Soalnya ini kali pertama mereka berkunjung setelah Anindya dan Jae resmi menikah.
"Nakula, tolong cicipi ini dong, gimana rasanya?" ucap Anindya sambil menyodorkan sesendok makan kuah sayur asem pada Nakula.
Nakula yang memang sedari tadi duduk di kursi counter di dekat Anindya langsung menerima sendok tersebut kemudian ia hirup aromanya, "dari aromanya sih enak, Tan. Aku cobain ya?"
Anindya mengangguk dan begitu fokus melihat Nakula mencicipi kuah sayur asemnya, kali aja dia bisa menebak rasa sayur asem dari raut wajahnya Nakula. Sebenarnya dia udah cobain sih tadi dan rasanya ya lumayan enak, cuman kan takutnya beda lidah beda rasa ya. Apalagi ini pertama kalinya masak buat mertua, wah takut gak enak coy.
"Enak kok Tan menurutku." katanya tapi gak tahu kenapa Anindya kek ragu gitu.
"Beneran?"
"Beneran." ujar Nakula. "Eh Om, sini deh!" katanya begitu melihat Jae keluar dari kamarnya dengan tampilan yang lebih fresh. Iya dong, soalnya kan habis mandi.
"Apa?" tanya Jae sambil melangkah mendekati counter dapur.
"Tante kan lagi masak sayur asem buat eyang, tadi Tante nyuruh aku cicipi kuah nya, menurut ku enak, tapi kayaknya Tante Anin masih ragu. Nah, sekarang Om Jae cobain juga, biar meyakinkan Tante gitu." jelas Nakula.
"Coba sini!" kata Jae membuat Anindya langsung mengambil sendok baru untuk mengambil sedikit kuah sayur asem kemudian disodorkannya kehadapan Jae.
Bukannya diambil, Jae malah langsung hap, jadi kek disuapin gitu lho. Anindya sempet kaget soalnya woy ini deket banget, mana wangi shampoo Jae tercium lagi, jantungnya langsung deg-degan udah kayak intro salah satu lagunya Jae yang judulnya selamat.
"Enak kok, kamu udah cobain?" tanya Jae.
Anindya mengangguk, "udah sih, tapikan takut beda rasa kalau orang lain yang nyobain."
"Tuh kan Tan, enak." kata Nakula.
"Beneran enak? Takutnya Mama Papa gak suka lagi."
"Mereka bakalan suka kok, apa perlu nyuruh Sadewa nyobain juga?"
"Hahaha, gak usah deh, kasian anaknya lagi mandi."
Jae mengangguk kemudian membuka kulkas untuk mengambil sebotol air dingin dan meminumnya.
"Kamu udah mandi belum, Nak?" tanya Jae pada Nakula begitu selesai menegak setengah botol air.
"Hehehe belum, Om."
Jae berdecak, "ck, pantesan bau asem."
"Tante Anin juga belum mandi, Om berani gak bilang bau asem?"
Jae auto diam tapi dalam hati menggerutu kek apaan dah nih bocah? Ya Jae gak berani lah.
🎶
Katanya orangtua Jae bakalan dateng sore, ternyata malah hampir maghrib baru datang. Tapi bagus deh jadi pas Anindya sama Nakula udah beres mandi.
"Maaf ya Jae, Nin, Mama sama Papa telat soalnya tadi jalanan macet banget," kata Mama Darin setelah mereka duduk bersama di ruang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
Fiksi UmumAnindya Mootiara Soebjakto tidak pernah mengira akan menikah di usianya yang baru menginjak 19 tahun dengan Zabdan Akandra Nawasena atau yang lebih dikenal dengan panggilan Jae, gitaris band Enam Hari. Start : Senin, 8 Juni 2020