29

126 18 0
                                    

°•It's My Mine•°°•Sanzu Haruchiyo•°•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•It's My Mine•°
°•Sanzu Haruchiyo•°
•••




Plak!

Plak!

Dua tamparan yg begitu keras mendarat dipipi kiri chiya. Dia meringis kesakitan lalu memegang pipinya yg memerah.

(Name) menarik kerah baju chiya lalu mendekatkan wajahnya. "Siapa kau yg berani berkata seperti itu?" tanya (name) dengan emosi.

Kini tubuh chiya bergetar melihat raut wajah (name) yg semakin serius. Dan disaksikan oleh banyak siswa disana. Tapi sayang, bel masuk berbunyi membuat para siswa pun masuk kelas.

(Name) pun melepas kerah baju chiya dan sedikit mendorongnya. "Sayang, sudah waktunya masuk" ucap (name).
Chiya pun bergerak mundur lalu perlahan menjauh dari (name). "Tunggu!" panggil (name).

Chiya pun berhenti lalu menoleh. "Tolong ingat untuk jangan mengatakan hal karanganmu itu lagi! Jika tidak, nyawamu ada ditanganku" ancam (name).

Chiya semakin bergemetar takut lalu berlari masuk kelas. "(Name)?" panggil hina pelan lalu memegang tangan (name).

"Sudah, ayo kita masuk sebelum ada guru hina" ajak (name) dengan wajah dingin dan datar.

"Baiklah" jawab hina mengalah lalu berjalan mengikuti (name).

"(Name)" panggil senju membuat (name) pun berhenti sejenak.

"Aku akan menjelaskannya nanti" jawab (name) lalu kembali berjalan meninggalkan senju dikoridor.

--skip

Jam pelajaran pun selesai. Para murid pulang sekolah termasuk hina, senju, dan juga (name).

Sesuai janji, mereka bertiga pulang sekolah bersama. Tapi saat diperjalanan, tak ada percakapan diantara mereka. Hanya ada keheningan yg hadir diantara ketiga gadis itu.

Sampai saat berada didekat sebuah kedai, (name) mengajak hina dan senju masuk kedalam kedai tersebut.

Saat didalam, (name) terlebih dahulu membeli bakpao untuk dirinya serta yg lainnya.

"(Name), apa maksudmu tadi?" tanya hina sedikit ragu.

"Tadi aku hanya bertanya, dari mana dia tau kalau aku dan sanzu melakukan hubungan itu" jawab (name) dingin.

"Jadi?" tanya senju.

"Ya memang benar, aku dan sanzu melakukannya. Dan saat kau bertanya dimana sanzu waktu itu, aku hanya berbohong. Sanzu benar² datang kerumahku dalam keadaan mabuk berat" jawab (name) menjelaskan.

"Apa?" tanya senju memastikan dengan apa yg didengarnya.

"Dia langsung membawaku kedalam dan ya, dia melakukannya" jawab (name) lalu menghabiskan bakpao yg dipegangnya.

"Apa?!" teriak hina dan senju bersamaan.

"Sht.. Diam, ini kedai orang" ucap (name) sambil menaruh jari telunjuk nya didepan mulut.

Hina dan senju pun menetralkan kembali wajah mereka yg masih terkejut tadi.

"Tapi kumohon jangan beritahukan ini kpda takemichi" pinta (name).

"Baik" jawab hina.

"Terima kasih, sekarang ayo kita pulang" ajak (name) lalu beranjak pergi.

--skip

(Name) menjatuhkan tubuhnya disofa dengan nyaman lalu memainkan ponselnya. Setelah mulai merasa bosan, (name) pun memutuskan untuk membuat sebuah lukisan dikamarnya.

(Name) mengambil sebuah kanvas berukuran sedang serta alat lukis lainnya. (Name) pun duduk dikursi lalu mulai melukis.

'Bagaimana jika takemichi tau?' tanya batin (name) khawatir.

"Kakak!" tetiba sebuah panggilan dari takemichi terdengar membuat (name) membuka pintu kamarnya.

"Ada apa?" tanya (name).

"Ini makanan pesenan kakak. Maaf baru bawa" jawab takemichi sambil menyodorkan sebuah tas berisi makanan kpda (name).

"Terima kasih" balas (name) lalu kembali masuk.

--at another pleace

Sanzu sedang berbaring dikamar apart bonten. Dia menatap langit² sambil tersenyum lalu melihat botol yg tersimpan diatas meja samping tempat tidur.

Dia mengambil botol itu lalu diperhatikan dengan seksama. "Sungguh cantik dan manis" ucap sanzu lalu tersenyum.

Tiba² terdengar suara ketukan pintu yg membuat sanzu harus bangun dari posisi nyamannya. Sanzu pun membuka pintu lalu didapat seorang lelaki berambut biru yg dikenal dengan nama kakuchou, orang nomor 3 bonten.

"Napa?" tanya sanzu ketus.

"Boss manggil" jawab kakuchou lalu pergi tak lupa diikuti oleh sanzu dari belakang.

"Ada apa boss?" tanya sanzu.

"Bawa dua mayat kemari dari tempat yg sama seperti kemarin malam" jawab mikey.

"Baik!" jawab sanzu lalu pergi.

Sanzu mengendarai mobilnya lalu diparkirkan didekat sebuah apart. Dia masuk kedalam bersama kakuchou dibelakang.

Sanzu dan kakuchou pun masuk lift dan berjalan menuju lantai paling atas, lantai 20.

Saat sampai, sanzu langsung mengeluarkan senjatanya lalu diarahkan kpda dua orang yg kebetulan sedang mabuk lalu menembaknnya hingga mati.

"Masukkan mereka kedalam kantung itu lalu bawa" ucap kakuchou.

Sanzu pun memasukkan kedua mayat itu satu per satu kedalam tas yg cukup besar lalu membawanya pergi.

Lift pun terbuka, mereka berdua langsung bergegas pergi menuju mobil tanpa dicurigai oleh orang lain.

Tapi kakuchou tiba² berhenti membuat sanzu pun ikut berhenti. "Ngapain diem lo?" tanya sanzu.

"Itu..." jawab kakuchou sambil menunjuk seorang wanita yg tak lain adalah (name).

Sanzu pun melihat kearah yg ditunjuk kakuchou lalu menjawab, "oh, itu cewek gw" jawab sanzu singkat. "Udahlah, ayo pergi sebelum dia lihat gw bawa mayat" lanjut sanzu lalu masuk kedalam mobil mendahului kakuchou.

"(Name)? Kekasih sanzu?" gumam kakuchou.

"Weh cepet napa?!" panggil sanzu.

Kakuchou pun masuk kedalam mobil lalu mengendarainya untuk kembali kemarkas.

--somewhere else finished
















END
————•••————

It's My Mine || Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang