⊹ ♡ ─── 𝟏𝟑. anime

2.2K 416 30
                                    

“Thank you”
─────────────────────────

[Name] kaget karna kemunculan DG yang terlalu cepat, “Tidak ada” Jawab [name] singkat.

“Ini, cas hp mu” Ucap [name] memberikan DG charger, “Oke” Jawab DG singkat.

DG duduk disamping [name], tepat nya didepan TV karena hanya didekat TV colokan yang dapat DG jangkau.

DG memasukkan kabel charger di lubang hp nya, seketika layar hp yang tadinya hitam pekat muncul tanda petir.

DG tersenyum tipis lalu meletakkan hp di meja yang menopang TV [name].

Mengabaikan hp nya, DG kembali beralih memperhatikan [name] yang sibuk menata manga yang tadi dia beli dimall.

“Sebenarnya apa yang kau beli” Tanya DG mengambil salah satu manga.

“Komik Jepang?” Tanya DG membolak balikan cover manga milik [name].

“Iya”Jawab [name] singkat.

“Jadi keinget Junggo” Gumam DG.

“Kau mengatakan sesuatu?” Tanya [name].

DG menggeleng, “Tidak, lupakan” Jawab DG.

DG melirik rak kayu milik [name] yang penuh dengan manga, DG mengambil satu manga secara acak.

“One Piece” Eja nya.

[Name] melirik DG yang sibuk dengan manga di tangan nya.

“Menarik juga” Ucap DG tiba tiba.

[Name)] hanya diam tak berniat menjawab ucapan DG.

“Kau ini mampu membeli semua benda yang terbilang cukup mahal” Ucap DG mengembalikan manga one piece ke tempat semula.

“Tapi kenapa tinggal di apartemen buruk seperti ini” Sambung nya.

“Karena aku suka” Jawab [name] yang membuat DG kebingungan.

“Aku pernah tinggal diapartemen elite, tapi penghuni nya tidak ramah” Ucap [name].

“Saat pertama kali pindah, aku memberikan pancake kepada tetangga sebelah ku” Ucap [name] lagi.

“Mereka malah memaki ku, mereka mengira aku menghina mereka” Sambung [name].

“Mungkin mereka berpikir bahwa anak SMA yang tinggal sendirian di apartemen elite bukanlah suatu hal yang wajar” Balas DG.

“Benar” Jawab [name].

“Anak mereka bahkan pernah memaki ku, mereka bilang bahwa aku ini mampu tinggal diapartemen elite kerena menjual diri” Sambung [name].

Entah mengapa DG merasa emosi dengan anak dari penghuni apartemen elite itu, padahal bukan dia yang dimaki.

“Sudah jam segini, ayo tidur” Ucap DG.

[Name] menggeser pintu lemari pakaian nya, dia mengambil dua futon yang berada dibagian bawah lemari.

“Ini punya mu” Ucap [name] memberikan satu futon kepada DG.

DG menerima futon itu dan menaruh nya dilantai.

[Name] mematikan lampu kamar nya, sekarang ruang apartemen itu hanya berhias cahaya biru.

“Aku tidak bisa tidur” Ucap [name] memandang langit langit kamar nya.

DG menoleh ke arah [name], “Sama” Balas DG.

“Kau tau tentang 4men crew?” Tanya [name] tiba tiba.

“Hah?” Ucap DG kebingungan.

“Tidak, tadi teman ku menanyakan tentang 4men crew” Balas [name].

Akhirnya DG menjelaskan tentang 4men crew.

“Ah begitu, aku paham” Ucap [name].

“Terimakasih” Ucap [name] lagi.

DG mengulum senyum, “Ya, sama sama” Balas DG.

“Sekarang apa?” Tanya [name].

“Serius aku tidak bisa tidur, beruntung besok sekolah libur” Sambung [name].

“Bagaimana jika menonton film yang kau suka” Saran DG.

“Anime?” Ucap [name].

“Itu juga boleh” Jawab DG.

[Name]kemudian bangkit dari futon nya dan menyalakan lampu kamar nya, dia menyalakan TV nya yang langsung terhubung dengan aplikasi untuk menonton anime.

DG juga bangun dari tidur nya tapi dia hanya duduk difuton dengan selimut yang menutupi kaki nya.

“Mau nonton anime apa?” Tanya [name].

“Yang tadi saja” Jawab DG.

“One Piece?” Ucap [name].

“Iya, One Piece” Balas DG.

Akhirnya [name] menonton anime One Piece dari episode pertama agar DG paham dengan alur nya.

Tiga jam berlalu DG masih sibuk menonton anime di TV milik [name], tapi dia merasakan ada sesuatu yang bersender di bahu nya.

“Ah sudah tidur rupanya” Gumam DG.

Dia melirik jam dinding [name], jarum pendek berada di angka satu sedangkan jarum panjang berada di angka enam.

“Sudah pagi rupanya” Gumam DG lagi.

DG mematikan TV [name], dia menggendong [name] lalu meletakkan nya di futon yang tadi [name] pakai.

Pandangan DG tidak sengaja melihat bibir peach [name], seketika wajah DG memerah.

“Istighfar jangan khilaf”  Batin DG.

DG mematikan lampu kamar [name] dan menyalakan lampu tidur berwarna biru.

Dia menarik selimut futon nya lalu menoleh kearah [name], senyum tulus terukir diwajah mulus nya.

“Terimakasih” Ucap nya lalu menyusul [name] dialam mimpi.

──────────────────────────tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────────────────────────
tbc. 160322
thank you for reading, love <3

my medicine ; kang dagyeom ✦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang