dua belas

1.7K 69 0
                                    

ZAYN POV

Siang setelah kepulangan Abi dan Umi',aku segera menjelaskan semuanya.

Meski aku pergi dari rumah hampir 3 tahun,namun itu tak membuat kepercayaan Abi dan Umi' berubah.

Mereka yakin,kalau anak yang mereka didik tidak akan senista itu.

Aku sangat bersyukur,karena mereka tidak sedikitpun marah/menyalahkanku,walaupun awalnya mereka terkejut dan kecewa.

Aku meyakinkan akan menyelidiki hal ini secepatnya,aku meminta izin dan bertekad tidak akan kembali sebelum semua masalah ini selesai.

Aku antarkan Izza kerumahnya,sebelum aku kembali ke caffeku.

Tak lupa aku mengajak Rian,abdi ndalem ku,agar tidak terjadi fitnah.

Rumah Izza tak sejauh caffeku yang ku bangun hampir 3 tahun lalu.

Izza dulunya sering sekali pergi ke caffeku, entah sendiri,bersama  kakak/teman2nya.
Sebelumnya aku tidak tau menau dengannya,karena aku hanya fokus diruang kerja caffeku sekedar untuk  memantau pelayan yang bekerja di kantorku.selain memantau  biasanya ku isi waktuku berjam2 disana untuk  memuthola'ah kitab2 kuning.

Tak pernah sekalipun aku memasuki ruang kerjaku tanpa sapaan dari Izza ,bahkan ku tau,dia selalu menempati bangku yang sama,yaitu bangku yang menghadap lurus dengan ruanganku .

Aku bahkan sering sekali melihatnya terang2 memandangku dari tempat dia duduk,karena memang ruanganku yang hanya bertembok kaca.

Kini aku sedang berada di ruang kerjaku,ku otak atik komputer menjadi yang   monitor CCTV.

Kuputar ulang waktu waktu terakhir kali Izza di caffeku,dimana saat Izza datang sendirian dan memintaku menemaninya duduk.

Kuamati gerak geriknya dari awal dia datang, sepertinya aku mulai menemukan titik terang,dimana aku akan terjebak.

waktu itu ada pelanggan aneh yang tiba2 meminta ganti rugi atas minumannya yang tumpah ditabrak pelayanku,bukan,lebih tepatnya orang itu yang menabrak dan berpura2 seolah2 dia yang ditabrak. Saat aku teralihkan itu pula,Izza memasukkan sesuatu ke dalam kopiku.

Setelah aku menyuruh pegawaiku menggantinya dengan yang baru,aku kembali ke tempatku duduk,aku meminum kopiku,dan beberapa menit kemudian aku jatuh pingsan.

Pegawaiku sepertinya tidak ada yang menyadari hal itu dikarenakan
sedang ramai ramainya caffe.

Izza dan seorang yang meminta ganti minuman tadi memapahku keluar caffe,lalu memasukkanku ke dalam mobil merah.

Aku harus menemui pelanggan aneh itu,seingatku kartu namanya tertinggal saat caffe dibersihkan keesokan harinya.

Semoga kebenaran segera terkuak setelah aku menemui pelanggan aneh itu.





Semoga apa yang kita do'akan di kabulkan.
Dan semoga kesalahan kita di maafkan oleh Alloh SWT .
Aaamiiin

Dear My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang