delapan belas

1.5K 62 1
                                    

Huft
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Episode yang panjang...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca
;)



ZAYN POV

Ku hentikan langkah kakiku,saat tak sengaja kulihat Rara di bawa ke UGD oleh pengurus pondok.

Wajahnya begitu pucat,dan matanya terpejam.

Kutanyakan pada pengurus itu saat Rara diperiksa.

Kata pengurus itu Rara sudah 2 hari demam,dan berulang kali pingsan.

Entah mengapa perasaan khawatir tiba2 menyeruak ke hatiku,sehingga membuatku mengurungkan niatku untuk pulang.

Pengurus itu di panggil oleh dokter untuk memberi tahu tentang keadaan Rara.

Ku coba duduk di salah satu kursi yang menempel pada tembok rumah sakit,mungkin bisa menenangkan rasa khawatirku.

Ku buka aplilasi NU online untuk menambah wawasanku.

Tak lama kemudian,kulihat Rara dipindahkan ke salah satu ruang perawatan oleh beberapa suster.

Aku tetap pada tempatku duduk,melihat ke arah mana Rara akan dirawat.

Saat beberapa suster itu berbelok ke lorong lain,kakiku memaksa untuk mengikuti.

Tiba-tiba.

BRUK.

seorang gadis tak sengaja menabrakku.

"Maaf,saya buru-buru"

Lalu gadis itu mendongakkan wajahnya.

"Izaa"Ucapku kaget.

"Mas Zayn"Izza tak kalah kagetnya denganku.

Langsung ku alihkan tatapanku.

Mencoba mengatur apa yang akan aku katakan pada gadis ini.

Satu menit kita hanya saling diam,sampai Izza mengatakan
"Aku sedang memeriksakan anak kita mas"

"Ayo ikut denganku".ajakku padanya.

"Kemana mas?"tanyanya penasaran.

Aku hanya diam sambil membawa langkahku ke arah taman.

Aku yakin,Izza pasti mengikutiku.

Ku telfon seseorang untuk menyusulku ke taman.

Setelah kami sampai di taman,
Aku mempersilahkannya untuk duduk di salah satu kursinya.

Sedangkan aku sendiri,berdiri 2 meter dari tempatnya duduk .

"Mengapa mas membawaku kemari?"

Tanpa menatapnya,aku membalas
"Karena aku ingin sebuah kebenaran di antara kita".

"Kebenaran apa yang mas maksud?"

"Saya bertanya dan tolong jawab dengan sejujurnya..

Izza menegakkan tubuhnya,merasa tegang.

Takut kalau pertanyaanku akan menyakitinya.

"....apa benar,bayi yang sedang kamu kandung adalah anakku?"

DEG

Entah mengapa pertanyaanku tidak segera di jawab olehnya.

Bu Rumi tiba2 datang di antara kami,menjawab pertanyaan yang belum sempat terjawab oleh Izza.

"Bukan,anak itu bukanlah anak nak Zayn.

Kebenaran itu kini telah terkuak,Izza mengaku terpaksa menjebakku karena alasan cinta.

Dan bayi itu adalah bayi dari kakaknya sendiri.

Setelah Izza menjelaskan semuanya,Izza langsung berlari dengan tangis di matanya.

Aku berusaha mengejarnya,namun aku sedikit terlambat.

"Izaaaaaaaaa"
Teriakku.

BRAK

Truk besar dengan kecepatan tinggi,telah lebih dulu menabrak Izza.
Sehingga panggilanku tak terdengar olehnya.





Kira-kira enaknya happy ato sad ending ya?..
.
.
.
.
Good luck for all your activity

;)

Dear My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang