Rutin update nih karena komennya rame🥰
Always spam komen dan jangan lupa vote ya!❤️
**
Nara baru saja sadarkan diri dan merasakan kepalanya berdenyut sakit. Samar-samar Nara mendengar suara pukulan namun Nara masih belum membuka matanya. Nara berusaha membuka matanya dan melihat tangannya terikat pada sebuah kursi.
Nara menoleh ke depan dan betapa terkejutnya Nara melihat Younghoon dengan darah menghiasi wajahnya berlutut di depan 2 orang pria dengan kaki dan tangan yang terikat. Nara yakin salah satu pria Kevin dan satu lagi Nara mengenal tidak mengenalnya.
"Aku akan membayarnya dalam minggu ini, aku mohon lepaskan Nara,"
Bugh
Nara langsung menoleh ke arah lain melihat Kevin memukul rahang Younghoon. Tangan Nara tiba-tiba bergetar dan nafasnya mulai memburu.
Saat melihat seseorang melakukan kekerasan secara langsung, Nara selalu teringat kekejaman ayahnya memukuli ibu Nara dan dirinya saat Nara masih kecil.
"Hentikan.." lirih Nara. Kepala Nara menunduk sambil memejamkan matanya. Sangyeon yang duduk di kursinya menoleh menatap Nara setelah mendengar suara Nara.
Sangyeon berdiri lalu melangkah mendekati Nara. Sangyeon berjongkok menatap Nara yang terlihat sengaja menutup matanya. Sangyeon melihat tangan Nara dikepal kuat dan bergetar.
Sangyen merentangkan tangannya mengisyaratkan Kevin dan Haknyeon untuk berhenti menyiksa Younghoon. Sangyeon menarik dagu Nara agar mendongak menatapnya.
"Aku tahu kau sudah sadar," ucap Sangyeon. Nara perlahan membuka matanya lalu menatap Sangyeon.
"J-jangan sakiti oppaku," lirih Nara.
"Dia pantas diperlakukan seperti itu," ujar Sangyeon.
"Dia tidak pantas diperlakukan seperti itu. Jika kalian menyiksa ayahku di sini aku tidak akan melarangnya, bahkan kalian boleh membunuhnya karena dia yang bersalah. Jangan siksa oppaku," lirih Nara lagi.
"Kau yakin dia tidak bersalah?" tanya Sangyeon sambil menunjuk Younghoon.
"Aku ingat kau pernah bilang kalau oppamu seorang polisi tapi jabatannya tidak tinggi. Tapi pria dihadapannu ini, jabatannya seorang komisaris," ujar Sangyeon. Nara menatap Sangyeon bingung dengan dahi yang berkerut.
"Oppaku hanya seorang sipir,"
"Kau tidak tahu dia membayar untuk mendapatkan jabatan itu. Dengan uang hasil judi. Mereka menang tapi tidak mengembalikan uangku demi membeli jabatan komisaris nya," ujar Sangyeon.
Nara menoleh menatap Younghoon. Younghoon yang sadar dengan kesalahannya menoleh ke arah lain, Younghoon sangat malu dan juga merasa sangat bersalah pada Nara.
"Kau membohongi adikmu? Ah itu sudah pasti. Jika kau tidak membohonginya dan jika kau mengurusnya dengan baik, dia tidak akan menjadi jalangku," ucap Sangyeon sambil terkekeh.
Nara refleks menatap Sangyeon dengan tatapan terkejut. Nara benar-benar sakit hati mendengar Sangyeon menyebutnya sebagai jalang. Nara menolehkan kepalanya agar tangan Sangyeon yang sedang memegang dagunya terlepas.
Sangyeon menoleh menatap Nara. "Aku tidak perlu menjadikan Nara jalang di club, dia sudah menjadi jalangku selama beberapa bulan terakhir. Dia sudah biasa melayaniku," ujar Sangyeon sambil tersenyum remeh menatap Younghoon, lalu kembali menoleh menatap Nara.
"Iya kan Nara?" ucap Sangyeon.
"Bagiku tidak masalah jadi jalang di club. Daripada melayani seorang pembunuh!" ucap Nara menekankan kata pembunuh. Nara menatap Sangyeon dengan tatapan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Daddy || Lee Sangyeon✔️
Fanfiction🔞 Sangyeon yang merasa hidupnya hampa walaupun sudah menikah. Iseng mendaftar di sebuah situs "Sugar Daddy" dan mencari sugar baby yang bisa mengisi kehampaan dalam hidupnya. Kim Nara gadis ingin hidup mandiri kuliah di luar kota saat keadaan suli...