Aku update cepat nih. Spam komen ayokk! Dan jangan lupa vote!❤️
**
Nara perlahan membuka matanya dan mengedipkan mata beberapa kali menyesuaikan dengan cahaya lampu yang berada di atasnya. Nara melihat gorden plastik mengelilingi tempatnya berada saat ini, dan bau obat yang terasa begitu kencang.
Nara melirik tangan kanannya yang sudah terpasang jarum infus dan seorang pria yang tidak asing bagi Nara walaupun pria itu sedang duduk membelakanginya.
"Kau duluan ke kampus sama Jeno ya, sayang. Aku sedang di rumah orang tuaku dan tidak sempat menjemputmu,"
"Hmm, sampai bertemu nanti. Muah,"
Nara menatap Sunwoo dan mendengar percakapannya memalui telfon. Dengan siapa lagi jika tidak pacarnya, Jeni. Setelah memutuskan sambungan dengan Jeni, Sunwoo memutar kursinya menghadap pada Nara.
Sunwoo sedikit terperanjat saat membalikan badannya langsung beradu tatap dengan Nara yang sudah sadar dari pingsan.
"Kau sudah sadar?" tanya Sunwoo basa-basi sambil meraih tangan Nara untuk ia genggam. Nara langsung menepis tangan Sunwoo dan meletakan tangannya di atas perutnya.
"Dokter Jung bilang, kau tidak pernah konsultasi lagi sejak terakhir kali konsul bersamaku dan kau berhenti mengkonsumsi obat. Kenapa kau melakukan itu?" tanya Sunwoo.
"Kau tahu aku tidak memiliki uang untuk menemui psikiater," gumam Nara tanpa menatap Sunwoo. Nara mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Lanjutkan obatmu, aku akan bayar langsung biayanya pada Dokter Jung," ujar Sunwoo. Nara menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak butuh obat sialan itu." Nara mengubah posisinya menjadi duduk di tepi brangkar lalu memegang selang infus dan berusaha mencabutnya.
Sunwoo panik dan langsung berdiri dan menahan tangan Nara agar tidak mencabut infusnya dengan gegabah.
"Infus itu langsung tertancap pada pembuluh darah, jangan sembarangan mencabutnya!" Sunwoo tidak sengaja membentak Nara karena kesal melihat tingkah Nara yang gegabah.
"Aku ada ujian jam 10, aku harus segera pergi!" bentak Nara.
"Kita bisa ujian susulan, kau tidak sehat. Kau diperbolehkan pulang setelah infusmu habis," jelas Sunwoo.
"Kau dokter di sini? Panggil dokternya, aku ingin pergi dari sini!" bentak Nara. Sunwoo menunduk sambil mengusap wajah dan matanya, Nara tidak bisa dilarang jika sedang berada di fase depresifnya.
Sunwoo menghirup nafas sejenak lalu kembali menoleh pada Nara. "Aku akan panggil Dokter tapi ada syaratnya," tawar Sunwoo membuat Nara menatapnya dengan dahi yang berkerut.
Sunwoo mendorong bahu Nara agar kembali berbaring. Nara hanya diam menatap Sunwoo yang terlihat sedang mengendalikan tubuhnya.
"Syaratnya, kembali konsumsi obatmu dan konsultasi rutin dengan Dokter Jung. Jika tidak, aku tidak akan mengizinkanmu keluar dari sini," ujar Sunwoo sambil menatap Nara.
"Baiklah, tapi kau tidak perlu membayar biaya konsultasiku. Aku sudah memiliki pacar yang bisa membayarkan biaya konsultasiku," jawab Nara.
"Kau selalu mengaku sudah punya pacar, tapi aku tidak pernah melihatnya," sindir Sunwoo. Nara menatap Sunwoo dengan tatapan tajam.
"Memangnya kau siapa harus tahu siapa pacarku hah? Aku tidak ingin mempublikasikan pacarku, nanti direbut orang lagi," balas Nara.
Sunwoo yang sedang duduk dengan tangan yang terlipat di depan dada tertawa kecil sambil menatap Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Daddy || Lee Sangyeon✔️
Fanfic🔞 Sangyeon yang merasa hidupnya hampa walaupun sudah menikah. Iseng mendaftar di sebuah situs "Sugar Daddy" dan mencari sugar baby yang bisa mengisi kehampaan dalam hidupnya. Kim Nara gadis ingin hidup mandiri kuliah di luar kota saat keadaan suli...