Daddy || 30

2.5K 247 107
                                    

Hallo semua!! Masih ada yang nungguin cerita ini?

Maaf ya, maaf banget akhir-akhir ini beneran gak bisa nulis😭 padahal pengen bgt cepat update tapi gak bisa.

Tenang aja, aku bakal lanjutkan cerita ini sampai tamat kok gak bakal aku gantung gitu aja. Ya walaupun gak bisa cepat aku bikinnya:')

Seperti biasa, aku minta spam komen dan votenya yaa!! Kasih aku semangat biar lancar nulis lagi🙏🏻❤️

**

Nara berdiam diri sambil menekuk lututnya, duduk di lantai ruang tengah menghadap ke balkon. Sudah 3 hari Sangyeon tidak pulang dan tanpa kabar. Nara sesekali melirik ponselnya yang tak kunjung mendapatkan notifikasi.

"Memang beginilah kerja dunia. Saat waktunya sudah datang, semua orang akan meninggalkanku," gumam Nara sambil memeluk erat kakinya.

"Oppa, eomma, keluarga ahjussi, Sunwoo, sekarang daddy. Dunia selalu menyuruhku untuk bisa hidup sendiri, padahal aku kewalahan saat sendiri. Kenapa dunia tidak mengerti denganku?"

Nara melirik ke samping melihat botol obat dari psikiaternya sudah habis. Nara meraih botol itu, memandangnya dan menggenggamnya dengan kuat. Lalu Nara menghempaskan botol itu dengan kuat ke kaca pembatas balkon.

"Apa aku harus loncat? Apa aku bisa langsung mati jika aku loncat dari sana?" gumam Nara menatap balkon yang berada di depannya.

Nara perlahan berdiri dan melangkah dengan tatapan kosong. Setelah sampai di pintu balkon, Nara mendorong pintu balkon dengan perlahan.

Saat ingin melangkah menuju balkon, Nara menoleh ke belakang saat mendengar suara lift apartemen terbuka. Nara terus menatap ke arah lift berada melihat siapa yang datang.

"Chanhee." Nara mengerutkan dahinya bingung melihat Chanhee yang datang, bukan Sangyeon.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Chanhee. Nara langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada, hanya ingin menghirup udara segar di balkon," ucap Nara.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chanhee lagi. Nara mengganggukan kepalanya.

"Tapi matamu tidak terlihat baik-baik saja," ujar Chanhee.

"Apa yang salah dengan mataku?" tanya Nara. Chanhee hanya diam sambil benda yang berada di sekeliling Nara. Chanhee melihat botol obat Nara di dekat kaki Nara.

Chanhee melangkah dengan langkah yang lebar lalu menarik Nara menjauhi pintu balkon. Chanhee menutup pintu balkon dan menguncinya.

"Ada apa denganmu, Chanhee?" tanya Nara sambil berusaha menepis tangan Chanhee dari tangannya.

"Tuan Sangyeon bilang, obatmu habis hari ini dan menyuruhku mengantarmu ke psikiater. Jangan bilang barusan kau ingin melakukan hal bodoh," tuduh Chanhee. Nara menepis tangan Chanhee dengan kasar hingga genggaman tangan Chanhee terlepas dari pergelangan tangannya.

"Kenapa tidak dia saja yang mengantarku? Kenapa dia malah menghubungimu dan tidak menghubungiku?!" tanya Nara penuh emosi. Nara kecewa Sangyeon menghubungi Chanhee namun tidak menghubunginya.

Chanhee hanya diam sambil menghela nafas. Chanhee membiarkan Nara melepaskan emosinya terlebih dahulu. "Tuan Sangyeon pasti memiliki alasan melakukan semua itu. Walaupun begitu, dia masih peduli padamu dan menyuruhku datang hari ini," ucap Chanhee.

Ucapan Chanhee membuat Nara tersadar. Nara menghela nafas lega mengetahui Sangyeon masih memperdulikannya.

"Kau sudah makan?" tanya Chanhee. Nara menoleh menatap Chanhee lalu menggelengkan kepalanya.

I'm Your Daddy || Lee Sangyeon✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang