50 | The Spencer

181 15 1
                                    

FERNANDO IS BACK!

I'm sorry for midnight update. But, happy weekend and how was your day?

Happy Reading!!

So I tell myself this lie, I'm not scared to die.

Ruel - Let The Grass Grow

Bolzano, Alto Adige, Italy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bolzano, Alto Adige, Italy.

Suara dering dari ponsel berhasil menghentikan Fernando dari aktivitas berdoanya. Ia sadar jika ini bukanlah perilaku yang baik, tetapi Fernando tidak bisa munafik karena hanya suara dari ponselnya lah yang ia nantikan. Fernando meraih ponsel itu dengan cepat, berharap ada kejutan baik di sana. Akan tetapi, ketika layarnya menampilkan nama Maxime Fontane, semangatnya seketika jatuh. Dari sekian banyak kemungkinan, mengapa harus Maxime?

Maxime Fontane: Kau berminat untuk bergabung atau tidak? Latihannya dimulai pekan depan.

Fernando berdecak keras. Doanya terputus, ia mendapat pesan yang kurang penting, serta terlalu jauh dari harapan.

Pada akhirnya Fernando yang semula duduk di kursi deretan paling depan, memilih bangkit dan duduk di deret nomor tiga dari belakang. Ia duduk tak jauh dari Eldert yang sedang fokus mengunyah buah apel di tangannya.

"Dari mana kau dapatkan buah itu?" tanya Fernando sekaligus mengamati sisa biji buah anggur di atas tisu.

Eldert tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya. "Tentu saja dari mobilmu. Aku belum makan apa pun sejak kemarin malam. Jangan marah, aku masih memiliki beberapa lagi di dalam tas. Ambil saja," jawabnya tanpa dosa.

"Kau ini." Fernando menggeram. "Mengambil kesempatan dalam kesempitan."

Ketika Fernando selesai mengantar buah-buahan ke tempat tujuan, salah satu dari pekerja di sana berkata ingin meminjam mobil yang ia bawa, untuk mengambil kotak-kotak kayu yang baru di kota. Pria tadi bahkan sampai menghubungi Eirik untuk meminta izin. Eirik mengizinkannya, sekaligus meminta Fernando menunggu hingga mobilnya kembali.

Fernando tentu mencurigai hal itu, namun sengaja tak menampakkannya. Ia tetap bersikap tenang dan memilih untuk menunggu di gereja yang letaknya tak terlalu jauh.

"Jika sudah selesai, tolong untuk pergi ke gereja. Aku akan menunggu di sana."

"Oh, baiklah. Namun, sepengetahuanku gereja itu sering dikunci. Jika memang dikunci, kembali saja kemari."

Well, pintu gereja tadinya memang tertutup rapat. Namun, Fernando tahu bahwa tempat itu tidak mungkin dikunci, terlebih saat siang hari. Di sinilah Fernando sekarang, terjebak bersama Eldert dalam kesunyian dan perasaan cemas.

Fernando bertanya dengan nada ketus, saat ia merasa bahwa Eldert sedang mengamatinya. "Kenapa menatapku?"

Eldert tidak menjawab, melainkan hanya mengangkat kedua bahunya.

The Lost Puzzle (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang