11 | Get Jealous

333 30 3
                                    

Halo kalian apa kabar? Semoga pada baik ya.

Sebelum baca, aku mau bilang sebentar kalau ngga update dulu sekitar satu sampai dua minggu karena ada UAS sama presentasi tugas-tugas. Maaf banget ya. Setelah selesai nanti, aku bakal usahain untuk update lebih banyak karena ini cerita masih panjang.

WARNING!! THIS PART IS CONTAIN MATURE CONTENT! SO, YOU BETTER WATCH OUT!!

Happy reading!!

Chills everytime you say my name. It's the way that it feels when we touch. I can't get enough.

Why Don't We - Chills

Why Don't We - Chills

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Turin, Piedmont, Italy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Turin, Piedmont, Italy.

Ada bulir keringat yang membasahi pelipis Gracelyn. Kedua bola matanya terus bergerak, seperti hendak mencari jalan untuk kabur. Gadis itu menelan ludah, kala sebuah tepukan mengenai pundaknya.

"Gugup, eh?" goda Matias yang sedang berkacak pinggang.

Gracelyn menipiskan bibir. "Aku takut mengacaukan pekerjaan kalian," ungkapnya.

Di hadapan Gracelyn saat ini berdiri sebuah bangunan berlantai enam. Dinding bagian depannya dicat berwarna jingga, dengan beberapa sisi yang mulai mengelupas. Bangunan ini seperti apartemen namun dalam versi sangat sederhana. Di sinilah tujuan pertama mereka, tempat tinggal Altea.

"Sudah dapat izinnya?" Matias bertanya pada pria yang baru saja keluar. Ketika pria itu mengangguk, Matias langsung memberi isyarat untuk masuk.

Ruangan nomor 303. Matias mengetuk pintu dengan tempo yang beraturan. Dalam waktu dua menit, terdengar suara kunci yang diputar. Seorang gadis kecil berambut pirang, muncul seraya memiringkan kepala dan menatap orang-orang di hadapannya dengan ekspresi bingung.

Matias berjongkok, berusaha menyamakan tinggi badannya. "Hai. Aku Matias. Hari ini aku datang untuk bicara dengan Ayahmu. Apakah diizinkan?" tanya Matias ramah.

Gadis itu diam sejenak, lalu menoleh dan berteriak, "Papa!"

Seorang pria datang dengan wajahnya yang sedikit kusut. Terdapat rambut-rambut halus yang meghiasi area dagunya. Sapaan Matias dibalas dengan seringai kecil, seolah tahu maksud dari kedatangannya.

The Lost Puzzle (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang