20

577 59 22
                                    

Minju menggeliatkan tubuhnya yang terasa kaku dan sakit. Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya secara penuh. Mengumpulkan tenaga untuk membuka kedua kelopak matanya perlahan lahan.


Gelap.



Minju bahkan sama sekali tak bisa menggerakkan tubuhnya yang terasa mati rasa. Gadis itu mengerjap kerjapkan kedua matanya memperjelas penglihatannya. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri.




Alat bantu nafas di hidungnya dan tangan yang terinfus.

Minju memejamkan matanya menyadari dirinya tengah terbaring di ranjang rumah sakit.

Kecelakaan itu, Minju ingat semuanya sekarang.






"eughh"

"Minju?"

Minju membuka kedua kelopak matanya. Keningnya yang berkerut menahan sakit langsung hilang melihat Jaemin duduk disampingnya dengan wajah khawatir.

"Ada yang sakit? Saya panggilin dokter dulu ya"

Minju langsung menggeleng, "Mi...num" katanya, suaranya serak bahkan hampir seperti bisikan.

Jaemin langsung mengambil membuka botol air mineral. Laki laki itu berdiri ke meja di samping ranjang Minju mencari sedotan tapi tak ada satupun.

"Nggak ada sedotan, minumnya pelan pelan ya,saya bantu"

Minju mengangguk samar.

Jaemin menaikkan ranjang tersebut dengan remote control sampai setengah tiduran.

"Kaya gini sakit ga?"

Minju menggeleng.

"Udah nyaman?"

Gadis itu mengangguk.

Jaemin berdiri merapikan anak rambut Minju. Tangan kirinya memeluk kepala Minju dan menariknya menyender ke bahunya.

"Pelan pelan"

Minju mengangguk ditengah kegiatannya minum air. Kerongkongannya yang terasa sangat kering dan sakit kini terasa segar setelah minum.

Jaemin meletakkan kepala Minju ke bantal pelan pelan dan membantu membenarkan posisi gadis tersebut supaya nyaman.

"Mau ngobrol sama bang Jeff? Kalo iya saya bangunin"

Minju yang emang lagi liatin kakaknya tidur disofa langsung noleh ke Jaemin terus gelengin kepalanya.

Gadis itu melirik jam berbentuk persegi diatas pintu yang menunjukkan pukul 3 pagi.

Minju melihat ke tangan kirinya yang diperban. Kakinya juga terasa sakit dan kaku susah digerakkan. Ia membuka sedikit selimutnya dengan tangan kanan. Minju menghembuskan nafasnya melihat kedua lututnya diperban.

Jaemin yang sedari tadi memperhatikan Minju langsung paham. Ia menarik selimut sampai perut Minju.

"Istirahat, tidur biar cepet sembuh" tangan kanan Jaemin mengelus kepala Minju dengan lembut.

Minju memejamkan matanya sesaat menikmati usapan tangan Jaemin dikepalanya. Tiba tiba ia teringat dengan laki laki yang menyebabkan dirinya jatuh.

Minju membuka matanya menatap Jaemin yang tengah menatapnya juga.

Laki laki didepannya ini memang selalu bisa membuat dirinya nyaman bahkan Minju mengakui jika dirinya sudah mulai jatuh cinta dengan Jaemin.

SERENDIPITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang