28

430 52 1
                                    

Minju mengucek kedua matanya yang terasa kering dan perih. Mungkin efek terlalu lama menangis. Tenggorokannya juga terasa sakit. Gadis itu belum minum air dari kemarin.

Minju melihat sebuah tangan melingkar diperutnya. Ia menoleh kesamping, Jaehyun masih terlelap sambil memeluk Minju.




Ting!

Ting!

Gadis itu langsung menoleh kemeja bakas. Melihat ponselnya yang menyala sepertinya ada yang mengirim pesan.

Jam berapa sekarang?,pikir Minju.

Ia mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi WhatsApp.

Minju mengeraskan kedua rahangnya setelah tau siapa yang mengirim pesan dimalam hari seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minju mengeraskan kedua rahangnya setelah tau siapa yang mengirim pesan dimalam hari seperti ini.

Orang gila! Ga waras!,umpat Minju dalam hati.


Ia mematikan ponselnya lalu memejamkan matanya sejenak. Sesak kembali ia rasakan mengingat tantangan dan ancaman dari Jeno tempo hari. Minju harus gimana sekarang?

Kenapa Minju harus ketemu lagi sama cowok psychopat kaya Jeno? Kenapa Jeno harus bertemen sama Jaemin? Kenapa Jeno punya hubungan sama orang orang terdekatnya?

Minju pikir setelah kejadian kecelakaan itu. Jeno benar benar akan berhenti mengusik Minju. Tapi dugaannya salah,entah apa yang dipikirkan laki laki gila itu sampai memberikan tantangan gila dan ancaman jika semua orang tau bisa membuat mereka semua kecewa.

Minju gamau foto ciuman dia sama Jeno sampe kesebar!

Nggak!

Jangan sampe!

Gadis dengan piyama satin berwarna biru donker itu perlahan menyingkirkan tangan kakaknya. Ia beringsut duduk ditepi ranjang menatap jarum infus yang terpasang dipunggung tangannya.

"Awshh" Minju meringis menahan sakit saat melepas jarum infus tersebut dengan paksa sampai mengeluarkan darah. Untung darah yang keluar ga banyak.

"Abang, Mama, Papa maafin Minju"

Dengan langkah gontai Minju keluar dari kamarnya. Menuruni anak tangga perlahan lahan karena kakinya terasa sangat lemas. Ia sempat pergi ke dapur untuk minum supaya tubuhnya memiliki sedikit tenaga.

Lalu pergi keluar dari rumah. Ia bernafas lega melihat satpam dan penjaga rumahnya tertidur. Minju diam diam membuka gerbang rumah dengan perlahan lalu pergi keluar.




































































Minju sedari tadi memantau ponselnya. Ia merasa sedikit gelisah entah kenapa.

Senyuman terbit dibibir Minju melihat sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat didepannya.

SERENDIPITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang