45

370 41 9
                                    

Jaemin lari dengan cepat dari parkiran mobil kedalam rumah sakit. Ia mengumpat disepanjang jalan karena ia memarkirkan mobilnya cukup jauh dari IGD rumah sakit.

Jaemin memelankan langkahnya melihat semua teman teman Minju yang sedang duduk dan terlihat Yeji dan Beomgyu berdiri disisi pintu IGD.

"Dimana Minju?!"

"Minju dimana?"

"Bang duduk dulu bang" ujar Beomgyu menahan Jaemin yang hendak memaksa masuk kedalam ruang IGD.

"Ga bisa istri saya dimana?"

"Minju didalem kak lagi ditanganin sama dokter" ujar Yeji.

Jaemin memegang kepalanya mencoba menenangkan diri. Ini istrinya ga kenapa kenapa kan? Kenapa perasaannya ga enak gini?

Mana wajah temen temennya Minju pada tegang semua.

"Tadi dokter minta ketemu sama pihak keluarga kita juga udah hubungin om Suho"

Jaemin mengangguk pelan, "jadi gimana ceritanya Minju bisa masuk rumah sakit?"

Semuanya tiba tiba diem, ga ada yang natep Jaemin sama sekali bikin Jaemin bingung.

"Kak lu tau ga kalo-"

"Atas keluarga pasien Kim Minju?"

Ucapan Yeji terpotong ketika seorang perawat tiba tiba keluar dari ruang IGD.

"Saya suaminya"

"Mari masuk ke dalam pak" perintah sang perawat. Dengan cepat Jaemin segera masuk kedalam ruang IGD.

"Waahh sumpah gua khawatir banget sama Minju"

Ryujin menoleh kearah Sanha lalu mengangguk, "bisa bisanya mereka gatau"

"Mana Minju nangis mulu daritadi" timpal Shuhua.

"Menurut kalian bang Jaemin gimana ya reaksinya pas tau?"

Semuanya diem ga ada yang berani jawab.

"Doain yang terbaik aja deh"













































"Apa dok?"

"Secepatnya kita harus melakukan tindakan ini pak. Silahkan tanda tangan disini,setelah itu Anda bisa menemui istri Anda. Pasien harus diperhatikan"

Dada Jaemin terasa sangat sesak, kepalanya pening seketika. Bak dipukul berkali kali dengan keras. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa dia tidak mengetahui dan menyadari istrinya tengah hamil.

"Silahkan tanda tangan"

Nafas Jaemin memburu, tangannya yang memegang pulpen gemetar hebat.

Air mata mengalir dari sudut mata Jaemin setelah ia menandatangani kertas tersebut.

"Mari saya antar"

Pandangan Jaemin nampak kosong ia mengikut perawat yang akan mengantarnya keruangan Minju.

Ia dapat mendengar suara sang istri dari luar ruangan dengan segera ia membuka pintu tersebut. Minju memejamkan matanya mulutnya menahan isakan tangis.

"Minju..."

Minju langsung membuka matanya, ia menatap sang suami dengan mata sembabnya.

"Maaf kak maaf hiks aku gatau" Minju menggeleng gelengkan kepalanya menatap Jaemin yang diam menunduk.

SERENDIPITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang