4

612 79 34
                                    

Minju meremat ponsel digenggamannya menatap takut takut layar ponselnya yang menunjukkan 17 panggilan tak terjawab dari Papanya.





Minju harus ngomong apa nih?




Bilang apa?



Alesan apa lagi?

Apa?

Apa?!

APAA?!!








Gadis itu menarik nafasnya panjang terus dia buang perlahan. Biar tenang. Tangan kirinya meremas jaket kulit hitamnya.



Dengan keberanian berkedok nekad dia memencet tombol video call. Mumpung Jaemin lagi ada urusan sama dokter dan Minju lagi nunggu. Dia jadi ada kesempatan buat videocall Papanya.





"Sayang? Minju kok belum- eh kamu dimana?"


"Papa, maaf ya Minju lagi ada dirumah sakit. Bukan Minju kok yang sakit bukan" kekeh Minju melihat Suho yang menatapnya khawatir.

"Minju dimana Pa?!" Suara Irene terdengar tapi ga keliatan orangnya.

"Mama Papa, besok kan hari Sabtu aku libur. Aku nemenin temen dulu ya dirumah sakit, kasian orangtuanya belum dateng dia tadi jatuh pas naik motor"




Bisa diliat dari layar ponsel Suho dan Irene saling melemparkan pandangan.



"Yaudah kamu disitu dulu aja besok pagi langsung pulang"


Minju tersenyum lebar lalu mengangguk, "Iya Pa, kalian tidur nyenyak ya. Minju besok pagi pulang" ucap Minju lalu melambaikan tangannya ke kamera ponsel.

"Huaaaa ya tuhan akhirnya" Minju elusin dadanya udah lega.






"Minju?"

"Eh?"

"Kamu kenapa?"




Minju gelengin kepalanya cepat, "ga Pak, gapapa"





Jaemin mengangguk, "ayo ke ruangan Jevan"
Mereka berdua lalu jalan berdampingan menuju kamar dimana Jevan dirawat. Minju ga sabar ketemu Jevan dia udah kangen banget soalnya. Udah seminggu ga ketemu.


Jaemin buka kamar inap milik anaknya yang sudah gelap. Hanya lampu tidur yang menyala.


Mendengar suara pintu terbuka, Bibi yang sedang tidur sontak terbangun dan langsung menyalakan lampu.



"Tuan Nyonya" ucap sang Bibi lalu membungkuk.




Minju terkejut lalu refleks balas membungkuk dan memeluk, "Bibi sehat?"



Bibi mengangguk, "Sehat Nyonya, Jevan yang sakit dia kangen sama Nyonya"


Minju langsung senyum nahan malu dengernya terus mengalihkan atensinya ke Jevan yang sudah terlelap.




"Bibi boleh istirahat" ucap Jaemin diangguki sang Bibi. Ia keluar dari kamar inap Jevan entah pergi kemana bersama salah satu penjaga yang diperintah Jaemin.




"Mmy..."
Minju baru saja melepaskan jaketnya dan ingin duduk namun dia urungkan waktu mendengar rengekan Jevan.


Mungkin kebangun denger ada suara Minju.















"Sayang...bobo lagi nak" Jaemin mengusap kening Jevan yang berkerut.


Minju melangkahkan kakinya mendekat keranjang besar milik Jevan. Bahkan ini terlihat seperti ranjang tempat tidur bukan ranjang rumah sakit biasa.


SERENDIPITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang