46

326 40 0
                                    

Minju keluar dari dalam mobil dibantu oleh suaminya. Jaemin menuntun Minju perlahan lahan masuk kedalam mansion miliknya.

"Kamu istirahat langsung ya jangan main sama Jevan dulu"

"Nggak ada bantahan"

Baru mau protes langsung ga jadi waktu Jaemin bilang kaya gitu. Apalagi mukanya serius banget bikin Minju takut.


"Mommyyy!" Pekikan Jevan membuat Minju tersenyum lebar.

Ia melihat sang anak berlari dengan kaki mungilnya sambil merentangkan tangan.

"Ettsss"

"Aaaaaa"

Jevan memberontak saat Jaemin mengangkat tubuhnya untuk digendong. Kedua tangannya memukul bahu sang Daddy menandakan ia sedang marah.

"Jevan jangan ganggu Mommy dulu, Mommy harus istirahat ngerti?!"

"Nana..."

"Ke kamar"

"Na aku udah gapapa"

"Masuk kamar sekarang" tegas Jaemin.

Minju menunduk takut, ia menurut ucapan Jaemin mengabaikan Jevan yang sudah menangis kencang. Tangan mungilnya terarah ke Minju seolah olah minta digendong.

Sedangkan Jaemin lalu menenangkan sang anak walaupun sudah. Setelah agak tenang ia berikan Jevan kepada maidnya dan menyusul Minju yang sudah dikamar.

Setelah menghabiskan setengah jam di kamar mandi. Minju sudah selesai membersihkan diri. Ia berdiri dikaca besar wastafel menatap dirinya sendiri.

Senyuman tipis,sangat tipis ia sunggingkan.

"Kenapa aku pesimis gini ya?" gumamnya lalu menunduk melihat perut ratanya.

Ia belum merasakan euphoria menjadi calon Ibu. Semuanya sia sia, ia gagal. Harusnya Minju di lebih sadar atas dirinya sendiri.

Tangan kanannya mengusap perut ratanya dengan lembut seolah olah masih ada anaknya di sana.

"Apa gue belum layak jadi orang tua makanya Tuhan ambil anak gue"

Minju menghembuskan nafasnya kasar lalu keluar dari kamar mandi langsung disuguhkan pemandangan suaminya yang sedang duduk bersandar pada headboard sambil memegang laptop.

"Gimana kalo sekarang kita ikut program hamil?"

Baru aja Minju mau tiduran langsung dia urungkan. Ia duduk sila menghadap Jaemin sambil memasang raut bingung.

Tiba tiba banget?

"Kak aku baru pulang dari rumah sakit loh"

Jaemin menoleh, "kakak kan cuma nyaranin Minju. Apa hubungannya sama kamu yang baru keluar dari rumah sakit"

Demi Tuhan Minju pengen banget geplak kepala Jaemin pake laptop.

Dia gatau apa yang sakit bukan cuma fisiknya. Hatinya juga sakit banget harus kehilangan calon anaknya. Malah bahas kaya ginian.

"Kak please jangan bahas ini dulu bisa?"

"Kenapa? Kakak juga pengen punya anak dari kamu Minju. Sekarang liat, gara gara keras kepala kamu anakku hilang"





Deg

Minju sampai menatap Jaemin sangat dalam berharap yang berbicara barusan bukanlah suaminya.

SERENDIPITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang