blood

704 108 2
                                    

Note: baca ceritanya author saranin sembari denger lagu love maybe. Bener bener candu dah tu lagu.

"Appa, kapan bulan purnama merah itu terjadi?" Tanya jimin pada bo-eun.

"Kenapa kau bertanya tentang itu?"

"Aku tak sabar untuk membalaskan dendamku pada panglima sialan itu. Karena perang kemarin kita kalah karena dia," geram jimin membuat bo-eun terkekeh.

"Bulan purnama itu akan terjadi pertengahan tahun. Kita tunggu saja dua bulan lagi."

Jimin smirk lalu dia berkata, "tunggu pembalasanku min yonggi. Karena mu mate ku mati."

"Sebenarnya aku memang tak menyukai mate mu itu jimin. Namun melihat nya tewas mengenaskan, aku sangat prihatin. Apalagi itu karena musuh kita," kata bo-eun dan jimin mengangguki. Jimin membenarkan perkataan appa nya itu, bo-eun memang tak menyukai mate nya sejak pertama kali bertemu. Emtah apa alasannya, dia tidak tau.

"Aku melihat dengan tanganku sendiri. Pedang itu menancap di dada soryeon. Aku tak akan membiarkan dia hidup tenang setelah kepergian soryeon, soryeon pun pasti ingin membuat min yonggi menderita. Lihat saja, semua itu akan aku balas." Jimin mengepalkan tangannya kuat.

J hope lalu datang, dia mendengar itu semua. Disini hanya j hope yang menginginkan sebuah kedamaian.

"Bukankah itu dari penglihatan mu jimin-ah? Kau sama sekali tak mau mendengarkan penjelasan yonggi," kata j hope.

"Apa maksudmu? Kau lupa eomma kita juga menjadi korban karena mereka?" Kata jimin dengan amarah menggebu.

"Sudahlah, kalian tak perlu bertengkar seperti ini. Lebih baik, kita pikirkan rencana untuk menculik kedua gadis itu," ujar bo-eun.

...

"Yonggi, baluri permata itu dengan daun tertai emas ini. Agar mereka tak bisa mendeteksi keberadaan nya," kata suju memberikan ramuan tertai emas itu.

"Ne yang mulia, tapi yang mulia. Ada yang ingin saya tanyakan," kata yonggi.

"Wae?"

"Pernah suatu ketika aku menyentuh permata itu untuk pertama kalinya.."

"Apa itu bercahaya?" Kata suju dengan memotong perkataan yonggi cepat.

"Ne kau benar, tapi saat aku menyentuhnya lagi, permata itu tak bereaksi sama sekali," kata yonggi. Suju tersenyum senang mendengar itu.

"Kau mau tau?" Kata suju. Dan yonggi mengangguk.

"Dia mate mu."

Deg.

Yonggi menggeleng tak percaya akan perkataan suju. "Tak mungkin yang mulia, itu pasti salah."

"Kau pernah dengar sebuah legenda kalau permata itu akan datang? Jika mereka yang membawa permata itu seorang pria maka dia akan menjadi mate para wolf. Tapi jika itu seorang wanita, dia akan menjadi mate seorang vampir."

"Bukankah itu benar? Dan jika kau tak percaya dia mate mu. Tunggu bulan purnama merah muncul, permata itu akan bercahaya dengan hebat dan akan  mencari mate wanita-wanita itu," kata suju menjelaskan dengan detail.

"Aku akan menunggu hari itu tiba," jata yonggi.

"Baguslah, sekarang kau kembali. Aku takut jika wanita itu berniat melarikan diri lagi," kata suju.

"Baik yang mulia, kalau begitu saya pamit  pulang."

"Ne."

Yonggi pun pergi ke rumahnya dan merubah wujudnya menjadi kelelawar. Dia terus memikirkan perkataan suju tentang dita.

bloods sweet (Vampir(sweet blood))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang