blood

574 103 4
                                    


"Duduk saja, kau tak perlu takut," kata seokjin pada jisoo. Jisoo pun duduk di sebelah namja itu.

"Soodam, jinny, dia juga manusia."

Soodam dan jinny tercengang dan hampir tersedak. "Kau manusia?" Tanya jinny dan jisoo mengangguk bingung akan keanehan ini.

"Ke-kenapa kalian bertanya seperti itu? Bukankah kalian juga manusia?" Tanya nya.

"Makanlah dulu, setelah itu kita lanjutkan mengobrol."

Mereka pun memakan makanannya dengan khidmat. Tapi seorang penjaga datang.

"Salam hormat yang mulia."

Suju mendongak menatapnya.

"Ne."

"Yang mulia, ada kabar kematian dari mate pangeran seokjin."

"Mwo??"

Mereka kaget tentu saja, mate seokjin meninggal. Namun seokjin tak merasakan feeling apapun.

"Seokjin, apa kau-"

"Aku tak tau appa," tungkas seokjin yang tau arah pembicaraannya.

Suju tersenyum smirk, "keluarga pembohong. Biarkan saja, jangan melayat. Kalau bisa usir mereka, mereka sudah menipu kita. Dia bukan mate mu jin-ah."

Seokjin tercekat, bagaimana bisa sowon bukan mate nya? Dia sudah menaruh rasa pada yeoja itu. Seokjin sangat hancur saat ini, dia bangkit. "Appa aku ingin ke rumah sowon."

Suju menatapnya, "untuk apa?"

"Aku mohon appa."

.
.
.

(Note, ini cerita seusai khayalan author ya. Jangan nge judge).

Dita menghela nafasnya bosan, sangat bosan karena seharian ini dia ada di dalam rumah terus. Seketika dia merindukan kedua sahabatnya. "Yonggi-aa apa aku boleh bertemu soodam?"

Yonggi menatapnya, "nanti, dan ya.. kau belum tau bukan kalau temanmu sudah ada di istana."

"Maksdumu jinny?"

Yonggi mengangguk, dita langsung berdiri dan sedikit meringis karena lukanya sakit.

"Ah ashh."

"Ya bodoh, diamlah. Kau mau kemana mamangnya."

Dita mengerucutkan bibirnya, "ayo ke istana! Aku ingin kesana. Sekarang." Dita menekan kata terakhir mwmbuat yonggi menghela nafasnya.

"Ku katakan nanti, kau paham."

Dita mendecak namun yonggi malah mengacuhkan dan kembali akan memejamkan matanya. Dia duduk di kursi panjang  yang ada di kamar. Dita menghampirinya lalu duduk di sebelahnya.

"Yonggi-ya.. kajja kita pergi," ajak dita dengan menarik tangan yonggi. Yonggi mendecak lalu menatap dita.

"Dita, apa kau tau kenapa kau di pisahkan dengan mereka?" Tanya yonggi dan dita terdiam.

"Gelangmu, sinyal nya sangat kuat dan mereka akan menemukan kalian jika kalian disatukan. Bukan menemukan, mereka bisa menangkap kalian dengan mudah."

Glek.

Dita meneguk ludahnya lalu melihat ke arah tangannya. "Kalau begitu bantu aku melepaskan ini," kata dita.

"Aku bertanya padamu, apa kau bisa melepaskan nya?" Tanya yonggi dan dita menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tapi aku ingin bertemu mereka," kata dota dengan suara yang menahan tangis. Yonggi jadi tak tega melihatnya.

Dia melambaikan tangannya di udara lalu munculah seperti sebuah layar televisi transparan yang melayang.

bloods sweet (Vampir(sweet blood))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang