blood

547 94 2
                                    


Dita memgerjapkan matanya, dia menoleh ke samping dan melihat yonggi yang masih tertidur pulas. Dita diam menatap wajah yonggi yang begitu tenang saat tertidur. Tanpa dia sadar, ia sama sekali tak mengedipkan matanya.

Ternyata dia sangat tampan.. dan lucu hehe..

Dita menatap bibir pink milik namja itu, ah bukan pink segar, melainkan pucat karena dia seorang vampir. Tangan yeoja itu terulur menyentuh bibir yonggi tanpa sadar.

Ya kenapa aku berpikir jika aku ingin menciumnya?

Dan tanpa sepengetahuan dita, yonggi membuka matanya. Dia melihat dita yang tengah menatap dan menyentuh bibir mungil nya. Yonggi rasanya ingin tersenyum karena yeoja itu seperti terhipnotis.

"Apa yang kau inginkan eoh?"

"Bibirmu," ucap dita tanpa sadar membuat yonggi smirk. Sepertinya yeoja itu sudah mulai jatuh pada pesona min yonggi.

Yonggi tersenyum membuat dita tersadar lalu menjauhkan tangannya. Dita gelagapan di tempatnya, rasanya dia sangat malu dan jikalau pun bisa, dita ingin menghilang saja saat ini.

"Aa eee itu aku salah bicara, kau-mpphht."

Yonggi tak bisa menahannya lagi, dia sangat gemas pada yeoja tersebut. Kini bibir mereka bersentuhan, hanya diam tanpa pergerakan. Jantung keduanya berdetak sangat kencang, mata mereka saling bertemu.

Perlahan yonggi menutup matanya dan meraup bibir bawah dita kemudian mulai melumatnya. Perlahan dita pun mengikuti permainan yonggi.

Bibir keduanya saling menyecap satu sama lain. Dita sungguh tak tahan, dia rasanya akan gila.

Dita mendorong bahu yonggi, membuat jarak mereka sedikit menjauh. Dita terdiam di tempatnya.

Aku tak boleh jatuh cinta padanya... aigoo kita bahkan berbeda.

Yonggi tersenyum, "jangan paksakan dirimu. Kau disini karena takdir, dan kau pun tak bisa kembali. Hanya ada satu pilihan, yaitu kau menjadi vampir." Ucapan yonggi membuat dita menatapnya namun dita segera melepas kontak mata itu karena malu.

"Uhmm, aku tau. Kau tak perlu memperjelasnya."

Yonggi menatap dita tanpa henti membuat dita salah tingkah. Dita berpura-pura tak tau dan melihat ke atas dimana dedaunan rimbun itu meneduhi duduknya.

Namun dia dikejutkan oleh sebuah tangan yang kini meraih tangannya. Dita segera menatap yonggi.

"W-wae?"

Yonggi tersenyum, dita baru melihat senyum namja itu. Yonggi terlihat tampan saat tersenyum.

"Ada ulat," kata yonggi lalu dia melihatkan ulat di tangan dita pada pemiliknya. Mata dita membelalak.

"Akkkkk, aniyooooo!! Menjijikan.. tolong singkirkan itu. Ppalli!" Pekik dita membuat yonggi terkekeh, dita semakin panik ketika ulat itu mulai berjalan di tangannya.

Dita menarik-narik tangan yonggi lalu terus berteriak.

"Tolong singkirkan huwaaa!!"

"Ne.. diamlah dulu," kata yonggi namun dita tak mau diam. Karena terus meronta membuatnya tak sadar kalau ulat itu sudah tak ada di tangannya dan dia terus menerus  ketakutan dan bergelayut pada yonggi.

"Aigooo.. cepatlah singkirkan huwaaa."

Yonggi melihat ke arah tangan dita dan ulatnya sudah tak ada. "Lihatlah, apa ulatnya masih ada?" Kata yonggi. Dita melihat ke arah arah tangan miliknya. Dia menghela nafasnya lega, namun kini jarak keduanya sangat dekat, lebih dekat dari yang tadi.

bloods sweet (Vampir(sweet blood))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang