blood

499 79 3
                                    


Jinny menemukan lembah grees. Lembah itu sangat hijau dan membuat jinny tenang. Namun jinny merenung terduduk di rerumputan.

Perkataan soodam terus terngiang.

"Soodam. Besok para werewolf akan menyerang kemari.. kita harus bersembunyi!"

"Kita? Hanya kita?"

Jinny melamun dengan memeluk kedua lututnya. Angin sepoi-sepoi terus memanjakannya.

"Bagaimana dengan yang lain? Vampir lain? Aku tak mau.. ku yakin kita bisa membantu mereka dengan permata kita,"

Semua perkataan itu terus terputar bagai kaset usang yang mengganggu pikirannya.

"Dan juga.. aku tak ingin membiarkan para vampir hancur! Kau tau permata kita memiliki kekuatan. Dan permata kau lah yang paling kuat!"

Jinny merasakan kantuk mendera dirinya.

"Terserah dirimu jinny, ku kira kau perduli. Dan ku harap setelah bulan purnama merah terjadi, kita masih bisa bertemu. Aku akan membantu para vampir dengan permata ku. Karena tak mungkin juga mereka pergi ke lembah grees.. lembah grees hanya bisa dimasuki oleh lima vampir.."

"Jaga dirimu, dan doakan aku serta yang lain.. semoga kita bisa selamat,"

Jinny tertidur di atas rerumputan hijau itu.

.
.
.

"Wendy apa yang kau lakukan?" Tanya yonggi yang melihat wendy sedang mengintip mereka berlatih. Wendy membelalakan matanya kaget.

"Ah aku.. aku tadi hanya lewat saja, kalau begitu aku pergi. Anyeong.."

Wendy pun pergi membuat dita memgedikkan bahunya. Yonggi menatapnya curiga. Namja itu kemudian menghampiri dita dan duduk di sampingnya.

"Aku takut yonggi, aku takut besok.. aku harap hari besok tak akan pernah terjadi," kata dita yang cemas.

"Kau tenang saja, aku akan melindungi dirimu," kata yonggi yang menatap dita dalam namun dita tetap saja gelisah. Tak bisa yonggi pungkiri, dia pun takut hari besok terjadi.

Dita menatap yonggi dengan mata berkaca-kaca. "Tolong, kau harus bisa bertahan. Kita harus bertemu lagi," kata dita membuat yonggi menarik tengkuk dita kemudian melumat bibir yeoja itu.

Dita memejamkan matanya meski air matanya terus berurai. Yonggi menghapus air mata dita dan mulai memejamkan matanya. 

Wendy melihat itu semua, dia mengepalkan tangannya dengan raut tak suka.

"Awas.. besok aku akan memberimu perhitungan dita!" Katanya lalu dia pergi.

Setelah cukup lama, mereka berdua melepaskan tautannya. Dita masih menangis, entah kenapa dia sangat cemas.

"Akan ku beri tahu, jika aku tak selamat. Kau jangan menangis seperti ini lagi," kata yonggi.

"Apa yang kau katakan. Jangan bicara seperti itu." Marah dita tak suka.

Yonggi kembali menghapus air mata dita. "Kau bisa bebas dita-ah, seperti yang kau mau. Kau bisa kembali ke dunia mu jika aku mati," ujar yonggi membuat dita terdiam.

Dita menyadari jika yonggi terus mengatakan dia tak bisa kembali, karena jika dia kembali, yonggi akan tiada.

"Jangan bicara omong kosong hiks.. kau tak boleh pergi hiks.." kata dita lalu memeluk yonggi kembali.

...

Soodam terus merenung, dia sangat kecewa pada jinny yang memilih pergi dan mementingkan diri sendiri.

bloods sweet (Vampir(sweet blood))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang