039: ending gak nih?

1.1K 138 13
                                    

✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭






Lagi.

Pukul 00.00

Afira terjaga untuk kedua kalinya. Namun bedanya, kemarin malam ia sendiri- maksudnya ditemani Rizvan. Sedangkan malam ini, Bara duduk manis disampingnya.

Keduanya sama-sama diam, menikmati sunyinya kebersamaan di malam yang terang nan tenang ini.

"Kaki lo masih nyeri, fir?" Celetuk Bara bertanya.

"Iya, tapi gak nyeri banget.. masih bisa gue tahan.." jawab Afira diiringi helaan nafas pelan.

Bara menoleh pada Afira, dilihatnya si manis yang sedang mengusap-usapkan tangannya. Kedinginan mungkin?

Dengan lembut Bara meraih tangan Afira yang mungil dan sangat pas digenggamannya. Bara mengusap usap tangan Afira menyalurkan rasa hangat dari tangannya. Hal itu tentu membuat Afira berdebar tak karuan.

"Malam ini dingin banget.." kata Bara santai.

"A-ah.. makasih.." balas Afira gugup.

Bara tersenyum tipis melihat Afira yang gugup karenanya. Pipi meronanya berhasil membuat Bara berbunga-bunga.

"Em raa.. lo belum ngantuk?" Tanya Afira pelan.

"Gue masih mau nemenin lo.." jawab Bara tak nyambung.

"Tapi kalo lo udah ngantuk, lo bobo aja.." kata Afira.

Bara menggeleng tak setuju. Entah kekuatan dan keberanian dari mana, cowok tiang itu menarik Afira ke dalam pelukannya.

"raa.."

"gue tidur, kalo lo juga tidur.." kata Bara cepat.

"Hanjing lo bikin gue gugup bagong!" Teriak Afira merutuki si batu bara dalam hati.

"Pejamin mata lo, bayangin hal-hal yang bikin lo bahagia. Gue jamin lo bisa tidur nyenyak.." tutur Bara sembari mengusap kepala Afira dengan lembut.

Afira baper. Ia bergerak mencari posisi nyaman dalam pelukan Bara lalu memejamkan matanya dan membayangkan hal-hal yang seperti Bara katakan. Nyaman, itu yang Afira rasakan.

"Makasih, fir.." ucap Bara tiba-tiba.

"Heng..? Buat?" Tanya Afira pelan.

"Makasih karena udah suka sama gue."

Deg¿?

Jantung Afira mencelos, dapat didengarnya dengan jelas detak jantung Bara yang beradu dengan detak jantungnya. Bara tau? Batinnya bertanya-tanya.

"Gue bodoh banget ya, fir.. gue udah bikin lo sakit hati, gue juga yang bikin lo ditekan lisa. Gue dengan gak tau malunya minta lo buat bantuin gue biar bisa deket sama lisa, tanpa tau gimana perasaan lo waktu itu.." tutur Bara sendu.

Afira meremat kuat jaket Bara, bingung harus mengatakan apa. Terlebih ia sedang berada dalam pelukan Bara, ia tidak bisa kemana mana.

"bar..."

"Gue bener-bener minta maaf atas kebodohan gue selama ini, fir. Gue nyesel, gue nyesel banget. Lo tau? Saat gue denger kebenarannya, saat itu juga gue sadar. Selama ini gue cuma kagum doang sama lisa.. gak lebih. Gue justru ngerasa nyaman sama lo, gue degdegan karena tingkah lucu lo. Lo spesial banget dimata gue.."

Sial! Mata Afira berair. Tutur kata Bara terdengar sangat mengharukan hatinya. Ia seperti—mendapatkan kebahagiaan yang selama ini ia impikan. Bolehkah Afi berharap?

Bara tersenyum tampan. Ia tau Afira tidak tidur. Ia juga tau jika Afira menangis.

"Gue serius nyaman sama lo, fira." Ucapnya menambah isakan Afira.

"Gue sayang sama lo.." bahu Afira sudah ikut bergetar.

Ini terlalu tiba-tiba! Apakah ini sudah akan berakhir?!

Bara melepas pelukannya dan menatap wajah Afira yang banjir air mata. Dengan lembut diusapnya air mata itu sembari tersenyum gemas.

"Gue cinta sama lo, fir.."

"Anjng! Lo bikin gue nangis asu! Hiks.." umpat Afira lalu kembali memeluk Bara, menyembunyikan wajahnya di dada Bara.

Sumpah demi CJR comeback, Afi malu!!

"Padahal gue udah berusaha romantis loh, fur.." kata Bara terkekeh.

"Gue uwuphobia!" balas Afira terisak.

Lagi-lagi Bara terkekeh geli. Dengan perasaan gemas ia memeluk tubuh Afira erat.

"Makasih juga maaf, fir... Gue janji, gue gak bakal biarin lo nangis dan sakit hati lagi. Gue bakal jagain lo sampai waktunya kita menutup usia nanti. Gue bakal selalu ada disamping lo, sampai kapan pun. Karena gue, cinta dan sayang sama lo.." ujar Bara sungguh-sungguh.

"Anjir gu-gue gak bisa berenti nangis.." isak Afira kesal.



🔥[BONUS moment]🔥

*lisa-enzi

"Eh zii, ngapain kesini? Mau bantu masak?" Tanya salah satu murid yang tengah memasak dengan heran.

Enzi menggeleng dengan senyuman tampannya, "enggak. Mau nyamperin lisa.." jawabnya pelan.

Owalah.. Si murid tersenyum meledek lalu pergi meninggalkan dapur. Dimana di dapur tadi hanya ada ia dan Lisa berdua.

"sel, minta saos dong!" Teriak Lisa.

Enzi mengambil saos yang kebetulan berada di atas meja, lalu berjalan mendekati Lisa yang berdiri membelakangi nya.

"Nih,"

"Makasih—loh? enzi?" Kaget Lisa.

Diterimanya saos dari Enzi lalu menambahkan nya pada masakan yang tengah ia masak.

"Ngapain kesini? sela mana?" Tanyanya.

"sela udah pergi. Dan gue kangen sama lo.." jawab Enzi dengan manja memeluk tubuh Lisa dari belakang.

Lisa terkekeh geli mendengarnya, "ada ada aja.." katanya.

"Gue serius, lis.. lu tau, udah tiga hari disini kita jarang ketemu.." balas Enzi setengah merengek.

"Iya..iya.. terus, sekarang mau apa? Ini gue lagi masak bahaya lo pelukin.." ujar Lisa.

"Bentar lagi selesai, kan? Abis itu temenin gue tidur, gue capek.." kata Enzi melirih.

Lisa mematikan api kompornya lalu berbalik menatap Enzi yang terlihat sangat lelah. Diusapnya pipi hembil si tampan dengan lembut, tak lupa tersenyum hangat.

"Kita ke tenda medis dulu, ambil vitamin buat lo.. baru abis itu gue temenin bobo.." ucapnya lembut.

Enzi hanya mengangguk lalu kembali memeluk Lisa, menumpukan dagunya dibahu si manis.


























『 계속해서 』

sekian, maap pendek, waqaqaqa 😂
btw, ada yang tau planet b? skuyy, kepoin book terbaru saia!

𝙲𝚁𝚄𝚂𝙷; ᴀғɪʙᴀʀᴀ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang