005: not my style

2.1K 306 30
                                    

✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭

*seperti biasa, double app😽

🗿🗿🗿




Afira memarkirkan sepedanya diparkiran khusus sepeda. Senyumnya senantiasa mengembang, dia benar-benar tidak sabar untuk bercerita dengan Amira dan Aisya.

"eh..eh... Dia kan, yang kemarin dihukum bareng pangeran sekolah?!"

"iya! Yang sampai pamer body itu kan? Hahaha.. cheap banget anjir!"

"kentara banget lagi cari sensasi, haha.."

"dia juga kan yang sering nongkrong bareng jovan dkk.."

"kalo gak salah dia sepupunya si jovan,"

"gak pantas banget anjir!"

"heh! Idup lo semua udah sempurna?! Sampe pada ngurusin idupnya si pira?!"

"tau anjir! Iri bilang boss!"

Hoho... Topik hangat apakah ini?! Afira viral? Disekolahnya? Hwuau! Ini sebuah kemajuan lagi!

Afira melangkahkan kakinya menuju orang-orang yang tadi membicarakannya. Jumlahnya ada tiga orang!

"aseeek.. gibahin gue!" seru Afira dengan keras. Membuat seluruh perhatian murid dikoridor berpusat padanya.

Terlihat ketiga SENIOR yang tadi menggibah Afira menggeram marah dan meremehkan.

"idup masih numpang ama orang tua, makan masih minta sama orang tua, berak aja masih dicebokin orang tua! Sok sok an ngurusin hidup orang!" cerocos Afira meremehkan.

Beberapa murid tertawa geli mendengar penuturan Afira.

"jaga mulut lo, sialan!" bentak si senior cewek yang bertubuh tinggi, Dewi namanya.

"haha.. Kalah telak yah, kak? Makanya... Jangan cuma otak yang disekolahin! Mulut juga!" cibir Afira dengan tawanya.

"kurang ajar ya lo!" seloroh senior lain, Sisil dan Dea.

"ehh..kayak ada yang ngomong deh?!" Pekik Afira seolah tak tahu.

"itu disamping lo, fira!" teriak murid yang sedari tadi menyaksikan aksi mereka.

"ehh sorry-sorry, mata gue gak bisa liat orang jelek!." ucap Afira datar dan penuh penekanan.

Lalu Afira melangkahkan kakinya meninggalkan ketiga senior itu.

"dah tau afira orangnya kek begimane, pake cari masalah!" ejek murid pertama.

"mamam tu berak! Hahaha..!" ejek murid dua.

"sialan."

回回回


Amira menatap garang sahabat kelincinya yang kini asik bercerita pasal si─onohh, sang gebetan. Sedangkan disampingnya, Aisya menatapnya bingung.

"terus kan, pas gue dikedai bakso mang jojon, si─onohh juga ada! Gila! Kayanya dia jodoh orang dehh..!" seru Afira antusias.

"lo nekat afi anjirr! Tadi gue denger lo ribut sama anak pixy, genk nya si windy!" sambar Amira geram.

"gue gak nekat ami, mereka yang ngusik gue.." balas Afira amat santai.

Aisya hanya diam melihat pertengkaran kecil antara dua sahabatnya ini.

"seharusnya lo diem.──

──diem disaat gue di injak-injak?! Haha.. sorry mii, that's not my style..." tukas Afira meremehkan.

Amira diam, bisa-bisanya dia berkata seperti itu pada Afira yang notabenenya sahabatnya sejak jaman paud. Amira segera memeluk tubuh Afira dengan erat.

"sorry...i'm sorry..." ucapnya lirih.

Afira mengadahkan kepalanya ke ata,s mencoba menahan air matanya agar tidak menetes. Afira itu cengeng jika sudah menyangkut persahabatan.

"gu─gue sakit hati, mii," ucap Afira jujur.

Amira semakin mengeratkan pelukannya, "maaf... Gue gak bermaksud.." ucapnya dengan nada yang bergetar.

Aisya menatap kedua sahabatnya itu penuh haru, lalu ikut berpelukan.

"udah ah.. Gak usah emosional gini.." katanya mencoba menghibur.

"santai aja.." ucap Afira yang juga mencoba santai.

"maafin gue.." ucap Amira lirih.

Afira tersenyum manis lalu mengecup pipi tirus Amira sambil terkekeh, pertanda dia tidak marah sedikitpun.

"it's okay.."

回回回

Bara mendelik tak suka, perihal ia dihukum kemarin menjadi perbincangan hari ini. Tapi anehnya, tidak ada yang menghujat dirinya. Yang dia dengar hanya cibiran yang berisi tentang Afira yang─ekhem..

"Bara!"

Seorang gadis bertubuh bahenol dengan wajah yang cantik, menahan lengan Bara, membuat Bara menatapnya malas.

"lepas." tukasnya.

Gadis itu menurut, "kamu kenapa dihukum kemarin?" tanyanya.

"Telat masuk," jawab Bara singkat.

Gadis itu atau panggil saja Windy mengangguk sebagai respon.

"Kamu ada hubungan apa sama afira?" Tanya Windy lagi.

Bara mengeryit mendengar pertanyaan itu. Hubungan apa? Kenapa Windy tiba-tiba melontarkan pertanyaan bodoh itu?

"Gak ada." Jawabnya singkat, padat dan jelas.

Windy tersenyum senang mendengar jawaban dari Bara. Bara yang melihat itu hanya mendelik jengah, malas sekali rasanya merespon untuk saat ini.

"Udah kan? Gue mau ke kelas."

Bara berjalan dengan gaya cool, membuat beberapa siswa berbisik tentangnya dan ketampanannya. Hal itu membuat Windy geram.

"Gak usah mimpi bisa dapetin bara!" Sentaknya.

















『 계속해서 』

Hoannyeong!
Pendek again!

Hoannyeong! Pendek again!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Afira kiyowok kalii😆

𝙲𝚁𝚄𝚂𝙷; ᴀғɪʙᴀʀᴀ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang