019: ayah

1K 166 11
                                    

✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭




"ayah, afi kangen.."

Bunda Sandra mengusap kepala Afira dengan lembut. Ia paham perasaan Afira, karena ia juga merasakannya.

"Sekarang kita pulang, yah.." ajak bunda pada Afira.

Afira menoleh pada bunda Sandra dengan wajah sedihnya.

"B-bunda selalu gini.. gak pernah ngomong sama ayah.. bunda gak kangen sama ayah..?" Tuturnya terbata-bata.

Bunda Sandra tersenyum manis lalu menarik Afira kedalam pelukannya. Dengan lembut bunda mengusap kepala Afira perlahan.

"Justru karena bunda kangen sama ayah, bunda jadi gak bisa mengungkapkan rasa kangen bunda. Bunda cuma gak mau sedih, kalo bunda sedih, yang nenangin afi siapa?"

"Hiks.. a-afi pikir bun-da gak sayang ayah.." isak Afira keras.

"Udah, jangan nangis. Ayah gak suka liat afi nangis, kan?" Afira mengangguk cepat lalu mengusap air matanya.

"Sekarang kita pulang yah,"

"I-iya.."

Afira mengusap batu nisan ayahnya lalu berpamitan lewat telepati. Setelah itu Afira dan bunda Sandra pergi meninggalkan tanah makam.

"Mau jalan-jalan sebentar?" Tanya bunda.

"Mau makan es krim.." jawab Afira dengan wajah yang memelas.

Bunda Sandra tersenyum gemas lalu mencubit pipi gembil anak semata wayangnya itu hingga memerah.

"Aaa bunda jangan dicubit! Nanti kalo pipi afi lepas gimana?!" Teriak Afira alay.

"Kk.. kamu ini! Sifat alaymu ini nurun dari siapa sih?! Perasaan bunda sama ayahmu swag deh.. kkk.." kata bunda terkekeh.

"Ya mana afi tau! Yang pasti afi bukan anak pungut!" Balas Afira kesal.

"Haha.. kamu mah bukan anak pungut, tapi anak yang dibuang terus bunda rawat karna kasian! Haha.."

"Iiihh BUNDAAAAAA!!"

Afira menghentak-hentakkan kakinya lantaran kesal. Melihat itu bunda Sandra semakin tertawa mengejek, yang membuat Afira semakin kesal.

"Haha.. udah-udah.. bunda minta maaf.. haha.."

Afira mendelik garang,
"Tau ah! Kesel sama bunda!" Ketusnya.

Afira berjalan mendahului Lisa. Kebetulan didepan sana ada sebuah supermarket. Afira berlari memasuki tempat ramai itu, disusul oleh bunda Sandra yang meneriakinya.

Dan memang mereka hanya berjalan kaki. Itu semua ide dari Afira. Untung bunda masih kuat:)

Back to the topik!

Afira memasuki supermarket dan langsung menuju ke tempat yang ada eskrimnya.

"Whoaa.. ada eskrim keluaran terbaru!!" Pekik Afira macam anak kecil.

Dengan rakus ia mengambil berbungkus-bungkus eskrim dengan varian rasa yang berbeda-beda.

"Yaampun nak, eskrimnya dipeluk gitu.. gak dingin?" Tegur seorang ibu-ibu sosialita, mungkin.

Afira menyengir lucu,
"Sebenernya dingin tante, tapi gak papa. Takut eskrimnya lari, hehe.." ucapnya macam orang bodoh.

Ibu-ibu tersebut menggeleng heran, lalu menyodorkan sebuah keranjang belanja mini pada Afira.

"Eh, buat saya tante?" Tanya Afira terkejut.

Si tante mengangguk,
"Iya. Kasian nanti tangan kamu kram.." katanya.

"Aduh makasih banyak tante, saya kasih satu deh, eskrim buat tante! Nih!" Seru Afira benar-benar menyodorkan sebungkus es krim.

"Gak usah. Tante kan bukan anak-anak lagi.. kkkk..."

"Ehehe.. iya juga. Tapi saya juga bukan anak-anak kok tante,"

"Afi yaampun!"

Bunda Sandra datang dengan deru nafas yang ngos-ngosan.

"Ehe bunda, maapin afi..." Cengir Afira.

"Maap maap! Bunda capek tau ngejer kamu! Mana larinya laju banget lagi!" Omel bunda Sandra.

Si tante pun terabaikan dan menjadi saksi pertengkaran antara ibu dan anak.

"Ekhem!" Dehemnya agar keberadaannya diketahui:)

"Eh yaampun maaf bu, saya gak sadar.. maaf-maaf.." kata bunda Sandra tak enak hati.

Si tante tersenyum,
"Gak papa. Nama saya marsya.." balas si Tante ramah sembari mengulurkan tangannya.

Bunda Sandra membalas uluran tangan si Tante yang bernama Marsya itu.

"Saya sandra mba, ini anak saya afi.." ucap bunda Sandra ramah.

"Salam kenal. Anak mba lucu..kkk.." kata tante Marsya.

"Boleh tante cubit pipi kamu?" Lanjutnya dengan gemas bertanya pada Afira.

Afira menggeleng tak mau!
"Jan dicubit tante, sakit. Mending dicium aja! Eheheh..." Katanya.

"Heh! Anak kecil! Omongannya udah kaya buaya betina!" Tegur bunda Sandra garang.

"Ampun bunda! Ehehe.."

Tante Marsya kembali tertawa gemas.

"Oh iya, saya baru liat mba. Orang baru, yah?" Bunda Sandra mengalihkan.

"Iyah. Saya dari kaltim, tapi ngikut suami disini. Dan baru pindah tiga hari yang lalu.." jawab Tante Marsya.

"Ooh.. tante cantik, udah punya anak?" Celetuk Afira menyela.

"Afi..." Peringat bunda Sandra geram.

Dibalas cengiran manja oleh Afira.

"Iya. Anak tante udah dua, yang sulung udah SMA. Yang bungsu masih paud.." kata tante Marsya.

"Sekolah disini tante?" Tanya Afira lagi. Kepo sekali anda, Afi:)

"Ya–

––ADOH BUNDA NGAPA AFI DIJEWER!!" Teriak Afira keras.

"Mba, maafin anak ku yah. Emang cerewet anaknya, maaf yah mba.." ucap bunda Sandra pada tante Marsya.

"Ahaha.. iya mba, gak papa.. saya seneng kok.." balas tante Marsya tertawa.

"Iih bunda jahad! Mending afi jadi anaknya tante aca aja!" Seru Afira kesal. Afi, Afi.. baru bertemu saja ia sudah memiliki nama panggilan untuk tante Marsya.

"Yaudah! Gak usah pulang ke rumah kamu!" Tukas bunda Sandra garang.

Bunda Sandra melangkah meninggalkan Afira yang sontak membuat mata Afira melotot kaget.

"Loh! BUNDA AFI BERCANDA DOANGGGG!" teriaknya hingga para pengunjung menoleh padanya.

"Tapi bunda gak becanda! Duluan yah mba, awas setres punya anak macam afi. Otaknya cuma setengah sendok teh soalnya!"

"BUNDAAAAAA!!!'

Tante Marsya tertawa lepas menyaksikan perkelahian antara Afira dan bunda Sandra.

"Eh afi, es krim kamu cair...."



















"HUWEEEEEEEEEEEEEE POKOKNYA INI SEMUA GARA-GARA BUNDA!!!"








































































『 계속해서 』

Hoannyeong!
Makin aneh, maapkan!

𝙲𝚁𝚄𝚂𝙷; ᴀғɪʙᴀʀᴀ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang