✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭"ale sama ano, kalian gue percayain buat mimpin yang lain. Inget, keselamatan prioritas utama." Tukas Farah tegas.
Ale mendelik malas.
"Kalo gitu kalian boleh jalan.."
Ale menatap seluruh perwakilan yang akan mencari kayu bakar. Tiba-tiba seorang cowok bertubuh tinggi berdiri disampingnya.
"Okeh dengerin! Kita bagi jadi dua kelompok, bagi rata ikut sama gue sama dia—" cowok itu alias Ano menunjuk Ale.
Dan mereka yang menjadi perwakilan berbaris menjadi dua barisan. Jumlah mereka kurang lebih 20 orang.
"Gue ke barat, lo timur.." kata Ano pada Ale.
Ale hanya menatap Ano datar, lalu berjalan ke arah timur diikuti beberapa orang.
"fii, jan jauh-jauh dari gue.." peringat Ale pada Afira.
Afira yang diberi wejangan begitu hanya mengangguk patuh.
Kelompok Ale tiba ditengah hutan.
"Semuanya dengerin gue!" Teriak Ale menginterupsi.
"Cari dan ambil kayu yang gak ngebahayain diri sendiri. Selalu inget, keselamatan kalian prioritas utama. Cari kayunya jangan sampai misah, dan kalo ada apa apa panggil gue aja.." tukasnya menjelaskan.
"Paham gak lo pada?!"
"PAHAM!"
"Okeh. Buruan gerak."
Tak hanya yang lain. Afira juga bergerak mengumpulkan kayu bakar yang terlihat dimatanya. Disampingnya, Ale terus bergerak mengikutinya sambil mengumpulkan dahan-dahan yang bisa dijadikan kayu bakar.
"Kak al!" Teriak salah satu anggota tiba-tiba.
"Kenapa?" Tanya Ale sebelum menghampiri anak itu, sepertinya anak kelas 10.
"Kak sepatu aku nyangkut didahan berduri!" Jawab si anak.
Alang segera meletakkan kayu ditangannya diatas tanah.
"Gue kesana dulu, pendek titip afi!" Tukas Ale cepat.
Belum sempat Rizvan protes, Ale sudah keburu pergi menghampiri anak kelas 10.
"Udahlah biarin. Dia gak ada gue bebas ngebet afira, hwhwhw.." batin Rizvan bahagia.
"Kasian BESTie gue.." gumam Afira sendu.
"Gue cukup kagum sih, sama tu anak.." sambung Rizvan tiba-tiba.
Afira menoleh pada Rizvan, lantas mengangguk singkat.
"ale itu BESTie terdabes!" Katanya.
"Dia juga keliatannya care banget sama lo, fir.." balas Rizvan.
"Iya. Lo tau gak? Dulu, ale tuh gak punya temen. Soalnya dia galak banget, udah gitu sombong. Eh tapi, pas ketemu gue langsung jinak..!" Tutur Afira bercerita.
Rizvan terkekeh geli mendengarnya. "Sa ae lu! Kkk.."
Afira ikut terkekeh geli juga.
"Lo makin manis ketawa gitu, fir.." celetuk Rizvan lempeng.
"Nyengir itu daya tarik gue, jadi.. gak heran sih! Hehe.." balas Afira percaya diri.
Keduanya melangkah sedikit jauh untuk mencari kayu bakar. Mereka asik bercerita hingga tidak sadar ada sebuah batang kayu besar yang berduri didepan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝚁𝚄𝚂𝙷; ᴀғɪʙᴀʀᴀ [ END ]
Ficção AdolescenteBagaimana kisah Afira yang mencintai seorang pangeran sekolah secara diam-diam. Mereka tidak akrab, kenal pun hanya sebatas tau nama saja.. itupun hanya Afira yang mengenal, tidak tau dengan si pangeran haha... ©JemariHandal🤘🏼