009: pertemuan

1.9K 276 27
                                    

✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭

*double app!

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠




Afira bergerak gelisah, saat ini ia kalut karena tidak menemukan keberadaan Shofia di cafetaria.

"Sopi mah.. suka ilang tiba tiba!" Dengus Afira ketakutan.

Matanya menelisik seluruh cafe, tapi tidak ada wujud Shofia barang sedikitpun. Bagaimana ini? Mana ponselnya tadi ia titip Shofia juga.

"Semoga ale masih di toko laptop tadi.." ucap Afira penuh harap.

Dengan tergesa-gesa ia berlari menaiki eskalator. Tapi setibanya disana, ia tidak melihat sosok Ale.

"Gak ad.──

──eh lo!" Afira menoleh, itu Windy.

"Bara mana?" Batinnya heran.

Windy berjalan menghampiri Afira dengan wajah kesalnya.

"Lo temennya si ale-ale tok dalang kan?" Tanya Windy sinis. Jangan tanya mengapa Ale sering dipanggil tok dalang, jawabannya karena cewek tomboy itu bisa segalanya, macam tok dalang.

"Lo kenal ale? Tadi dia kesini, lo liat dia gak?!" Afira bertanya balik dengan nada yang sedikit panik.

"Apa apaan lo, ditanya malah nanya balik?" Sinis Windy tak suka.

"Lo tau dimana ale sekarang?" Tanya Afira lagi.

"Apaan sih lo! Lo pikir gue bapaknya?!" Bentak Windy kesal.

Afira menutup matanya kaget. Detak jantungnya berpacu cepat. Afira tidak bisa dibentak jika sedang panik begini, rasa takutnya akan semakin menjadi.

"Kenapa lo? Nyasar? Ck! Makanya, main dirumah aja!" Ucap Windy angkuh, cewek sombong itu mendorong bahu Afira kuat sehingga Afira terhuyung ke belakang.

"Haiss! Kenapa lo diam? Takut lo? Mana kemaren lo nantangin geng gue?!"

回回回

"Afi mana?" Tanya Ale setibanya di cafetaria.

Shofia bergerak gelisah. Hal itu membuat Ale menatapnya curiga.

"Sopi, afi mana?." Tanyanya penuh penekanan.

"A-aku gatau. Ta-tadi afi ke toilet, tapi belom balik sampe sekarang.." jawab Shofia takut juga panik.

Ale menggeram marah.
"Gak lo temenin?" Tanyanya mencoba menahan emosi.

Shofia mengangguk takut-takut, cewe kepang itu sudah mulai menangis lantaran takut. Sontak Ale mengumpat kasar dalam hati.

"Lo kan tau, tu anak pelupa!"

"Setan! Jangan nangis, ayok kita cari!"


Ale menyeret Shofia menuju toilet yang letaknya lumayan jauh dari cafetaria. Keduanya menunggu diluar hingga beberapa menit, tapi tidak ada Afira keluar.

"Gue masuk bentar, lo tunggu disini," Shofia hanya mengangguk patuh.

Ale masuk kedalam toilet dengan tidak selo, membuat beberapa orang berteriak marah padanya. Tapi ia tidak peduli, ia tetap mengecek bilik satu persatu. Namun tidak ada Afira di bilik manapun.

𝙲𝚁𝚄𝚂𝙷; ᴀғɪʙᴀʀᴀ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang