029: gegara sitono

1K 155 25
                                    

✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭




"GOOD MORNING SEMWANYA!"

Sudah dipastikan itu adalah teriakan Afira Aruna anak kesayangan bunda Sandra.

Afira berlari kecil menghampiri kerumunan Jovan dkk dan langsung memeluk lengan Samuel.

"Hehe.. annyeong.." sapanya sok imoet.

"Gue cuma berharap suara lo gak ilang fir.." sambar Mahen lempeng.

Afira mendelik tak suka,
"Orang nyapa disapa balik kek! Malah disumpahin!" Ketusnya.

"Muka lo emang sumpahinable fir, kkk.." sahut Enzi tertawa renyah.

"Awas-

'eh bara! Bara!'

Afira segera melepas pelukannya pada lengan Samuel dan bersiap pergi.

"Eheq! Gue lupa hari ini piket, kak, afi cabut dulu yah!" Serunya cepat.

"Aa-

-daah!"

Jovan, Samuel dan Jevan menatap Afira dengan tanda tanya besar di kepala. Berbeda dengan Enzi dan Mahen yang sudah tau apa yang terjadi. Dan dia, si batu batangkup yang baru saja datang memasang wajah datarnya.

"Eh pagi bar!" Sapa Jovan.

"Pagi bang." Balas Bara singkat.

"Makin singkat aja omongan lo," cetus Jevan lempeng.

Namun tidak dihiraukan oleh Bara. Pandangannya fokus menatap sosok pendek berambut sebahu yang semakin menjauh. Dan tanpa ia sadari, Samuel pun menatapnya datar dengan tangan yang menggepal.

"Eh, ke kelas yok!" Ajak Jevan mengalihkan.

Dan semuanya melangkah tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Oh iya bang, acara camping jadi?" Celetuk Enzi bertanya pada Jevan.

Jevan mengangguk singkat.
"Iya. Gue sama ikram lagi bikin proposalnya.." katanya.

"Emangnya kepsek ngijinin, bang? Kalian kan bentar lagi ujian kelulusan..?" Celetuk Mahen menyahut.

"Kepsek gak jadi masalah. Yang kudu dipikirin tuh pak brian, tu guru kekeuh banget gak ngijinin. Mana dia penanggung jawab kepramukaan lagi.. bisa berabe kalo gak dapat ijinnya.." ujar Jevan mendengus.

"Pak brian urusan belakangan, yang penting semua persiapannya dulu.." sahut Samuel.

Jovan dan Jevan mengangguk.

"Nanti gue coba bantu bujuk kepsek sama pak brian, bang." Kata Enzi, ketua OSIS kebanggaan kita semua.




"Bi kiw, batagor empat yak!" Kata Afira pada si ibuk penjaga kantin.

"Siap, tunggu bentar yah, afi.." balas bi Kiwi.

Afira menyengir lalu mengangguk lucu. Sembari menunggu ia membuka bungkus snack yang tadi diberi Kenzo padanya, jadi sambil menunggu sambil mengemil.

"Hum... Enak! Kenzo beli dimana, yak?" Monolog Afira.

"Fira.."

Afira tersentak kaget mendengar suara berat itu. Dipejamkannya matanya karena bingung harus bagaimana. Masalahnya Lisa ada dikantin juga bersama Aisya dan Amira.

𝙲𝚁𝚄𝚂𝙷; ᴀғɪʙᴀʀᴀ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang