013: afi happy

1.4K 190 15
                                    

✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭







"Afi berangkat yaa bun," pamit Afira.

"Iya, kalo ada apa apa telpon bunda yah.." Afira mengangguk sebagai balasan.

"Kalo gitu afi pergi dulu, dah bunda!"

"Daaah..."

Afira berlari kecil menghampiri Jovan. Hari ini Guanlin akan menjadi sopir pribadinya.

"Ayok kak!" Serunya.

"Okhay!"

Mobil Jovan melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Selama perjalanan, keduanya larut dalam perbincangan random yang dimulai oleh Afira. Hingga 15 menit kemudian mereka sudah tiba disekolah SMA DUTA 5.

"Page semuwanya!" Teriak Afira tak selo.

Mereka: Samuel, Jevan, Enzi dan Mahen- memasang senyum bahagia mereka.

"Pagi anak kelinci!!" Balas mereka serentak.

Afira tertawa geli mendengarnya. Seperti biasa, dia tidak melihat keberadaan Bara.

"Hehe.. kalo gitu afi yang imoet cabut duluan yah, bay!"

"Hati hati lo!"

Afira berlari menyusuri koridor sekolah dengan perasaan yang amat sangat bahagia. Mulutnya juga sedari tadi terus mengunyah permen yuppi pemberian Bara. Aa.. rasanya seperti Afi menjadi pelaku santet!

Dan raut Afira berubah saat berpapasan dengan Windy and the genk.

Baru saja ia akan berbicara, keempat cewek itu malah keburu pergi. Hal itu membuat Afira mengeryit bingung. Ada apa dengan mereka?

"Kenapa tu empat anak kambing? Biasanya sensi kalo liat gue?" Herannya.

"Mikirin apaan lo?"

"Anjir kaget!!"

Afira mengusap dadanya karena kaget dengan kemunculan Anna dan Tama.

"Iiih! Bisa gak sih kalian gak ngagetin gue?! Untung gue gak kena serangan jantung!" Omel nya kesal.

Kedua anak adam itu malah tertawa tanpa dosa.

"Ya sorry.. lagian lo ngapain bengong disini? Bukannya ke kelas!" Kata Anna sembari menggandeng lengan Afira.

Ketiganya lanjut berjalan beriringan.

"Tadi ada si windy bareng gengnya. Tapi masa mereka aneh, biasanya kalo ketemu gue bawaannya kek orang kebakaran jenggot. Tadi baru aja gue mau ngomong eh mereka malah pergi..?" Ujar Afira bercerita.

"Iyalah mereka pergi, wong ada si anna.. kkk.." batin Tama tertawa tampan.

"mereka kebelet kali.." kata Anna asal ceplos.

"Iya kali yah.." balas Afira percaya:)

"Eh lupain! Gimana perasaan lo hari ini?" Seru Tama bertanya.

Afira tersenyum lebar, matanya berbinar-binar bagai anak bayi.

"Gue seneeeenggggg banget!" Ucapnya bahagia.

"Semalem bara bilang kalo dia gak suka sama si si mak lampir. Jadi lo punya peluang besar.." kata Tama dengan senyuman manisnya.

"Serius?! Gak bohong kan lo?!" Tama mengangguk mantap.

"Kalo gak percaya tanya aja nina sama ale.." katanya.

"Hehe.. jadi berharap lebih gue.." cengir Afira malu-malu.

𝙲𝚁𝚄𝚂𝙷; ᴀғɪʙᴀʀᴀ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang