004: bakso setan

2.2K 333 22
                                    

✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭

*wassap bree.."

🗿🗿🗿

"bundaaa... Afi janji gak akan ulangin!" ucap Afira setengah merengek.

Pulang tadi Afira langsung disemprot oleh bunda Sandra karena dihukum, jangan tanya siapa yang melapor, karena sudah pasti ulah Jovan.

Mengingat itu pertama kalinya Afira dihukum disekolah. Maklum, Afira kan terbilang anak rajin dan pandai.

Bunda Sandra mengacuhkan Afira, bunda berjalan ke taman belakang untuk bersenggama dengan tanamannya, membuat Afira mendengus kesal.

Jika sudah begitu, itu artinya bunda Sandra sangat marah dan tidak akan berbicara dengan Afira. Kecuali Afira membujuknya dengan..──

"BUN AFI IZIN SEBENTAR!" teriak Afira lalu keluar tanpa mengganti pakaiannya dahulu.

Dikeluarkannya sepedanya dari halaman rumah, lalu mengayuhnya sekencang mungkin menuju depan gang dimana disana ada penjual bakso setan kesukaan bunda Sandra.

"mang jojon! Bakso jurig dua porsi! Dibungkus mang! Sama satu porsi yang biasa makan disini!" teriak Afira setibanya dikedai bakso mang Jojon.

"tunggu bentar dek, mamang buatin dulu!" balas mang Jojon juga berteriak.

"okeh!"

Afira duduk dimeja yang berada di pojokan, karena tersisa meja itu yang kosong. Walaupun kecil, tapi kedai mang Jojon ini laris manis karena baksonya wenak!

"mang, baksonya satu prosi makan disini.."

Greet!

"serius amat, fir!"

Afira berjengit kaget, BARA LAGI?!

"pe─perasaan lo ada dimana-mana, deh bar¿?" kata Afira tergagap.

"kita jodoh kali!" kata Bara acuh.

"AMIIIN EL BARA! AMIIINN..!" Batin Afira menjerit.

"haha.. Ngaco lo!" balas Afira diiringi tawa recehnya untuk menutupi ke-saltingannya!

Tak lama, bakso pesanan mereka siap. Afira langsung memakannya buru-buru karena tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Bara. Tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"lo baru bangun tidur, yah?" tanya Bara tiba-tiba.

Afira mengeryit bingung, mulutnya terlalu penuh jadi tidak bisa bicara.

"lo masih pake piyama," ucap Bara sembari menunjuk pakaian Afira.

"ehehe.. Iya, yah.. Gue lupa ganti..." cengir Afira.

Bara hanya menggelengkan kepalanya dengan sedikit senyuman. Merasa lucu dengan tingkah pecicilan Afira, haha..

Tang!

"gue udah selese! Balik duluan yah bar, dahh.."

Afira berlari sekencang-kencangnya meninggalkan kedai mang Jojon. Tak lupa membawa pesanannya dan membayarnya.

"hah.. gila! Tiga kali gue ketemu ama bara! Pertanda apaan nih?!!" pekik Afira kelewat senang.

"apakah gue sama bara adalah mate? Waqaqaqa..." cengirnya.

"jadi lo suka sama bara?!"

Plak!

"KAGET jangkrik!!"

Afira menabok kepala Jevan sangking kagetnya. Tapi cowok ganteng itu tidak bereaksi apapun. Wajahnya terlihat sangat serius.

"lo suka sama bara?." tanya Jevan datar.

Afira menegak ludahnya susah payah. Demi Yedam ex treasure comeback lagi, wajah Jevan sangat menyeramkan!

"ehm.. gak enak ngomong dijalan, kak hehe... Ke rumah yuk..."

Jevan menggandeng tangan Afira sepanjang perjalanan. Oh, jangan lupakan jika disitu juga ada Tika. Tika pun hanya mengikuti langkah seorang Meelano Jevan Dirgantara.

回回回

Bunda Sandra sudah menghabiskan bakso setannya, yang artinya sudah pula memaafkan Afira.

And now..

Afira sudah berada dikamarnya bersama dengan Jevan juga Tika.

"buruan jelasin." kata Jevan, masih datar.

Tika hanya bisa mengelus bahu Jevan, bermaksud menenangkan sang gebetan agar tidak terbawa emosi.

Afira menghela nafas pelan.
"ya... Iya. Gue suka ama bara.." ucapnya.

"sejak kapan?" tanya Jevan mengintrogasi.

"sejak pertama kali masuk sekolah, pas gue salah paham itu.." jawab Afira sesantai mungkin.

Jevan mendesa pasrah.

"selama itu lo suka diam-diam sama bara?" tanyanya tak percaya.

Afira hanya mengangguk sambil menyengir lucu.

"lo sadar kan fii, sama sikap samuel?" tanya Jevan dengan nada rendah.

Afira diam, tentang sikap Samuel padanya. Jelas dia tau betul maksudnya. Maka dari itu, dia mengangguk mengiyakan.

"Samuel udah lama suka sama lo.." tutur Jevan.

"iya kak, masalahnya gue nganggep kak muel termasuk kalian berlima itu sebagai sodara gue. Gak lebih.." balas Afira serius.

"lagipula, ada yang lebih pantas buat kak muel.. Kak senja, contohnya.." lanjutnya lempeng.

"terserah lo lah!"

"kak jev sama kak tika jangan cepu yeh! Ini rahasia kita bertiga~ hehehe..."

"serah lu bunny! Kuy tik, kita ke rumah gue.."

Afira merebahkan tubuhnya diatas kasurnya dengan telentang. Ditatapnya langit-langit kamarnya dengan tatapan sulit diartikan.

"kak jev udah tau... Cepat atau lambat, kak joo, kak muel sama mahen enzi juga bakalan tau," gumamnya.

"gimana yah, reaksi mereka kalau tau gue suka sama bara? Mereka bakal musuhin bara, gak yah?!" tanya Afira pada dirinya sendiri.

Alasan utama dirinya tidak ingin Jevan dan yang lain tahu adalah, dia takut jika Bara akan di musuhi oleh para kawannya itu. Memang, ekspetasi Afira terlalu jauh.

"hahaha... Bodo ah! Yang penting gue bahagia hari ini! Gak sabar pengen cerita ke ami sama isya hehe..."

『 계속해서 』

Hoannyeong!
Enjoit, bumy'deull!

Hoannyeong!Enjoit, bumy'deull!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙲𝚁𝚄𝚂𝙷; ᴀғɪʙᴀʀᴀ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang