🐊
Sudah hampir seminggu ini hubungan antara Shani dan Gracio belum juga membaik, keduanya masih saja tak saling bicara satu sama lain. Shani yang masih kukuh dengan keinginannya dan Gracio yang tidak akan pernah mau menuruti dan rela mengiyakan permintaan Shani, membuat keduanya seakan berada dalam masa perang dingin
Sebenarnya Gracio sudah tidak tahan dengan keadaan ini, dirinya sangat merindukan Shani, pelukannya, bahkan kebiasaan barunya yang selalu mengajak bicara bayi yang ada didalam perut Shani, membahas apapun.
"Yang, udah dong ngambeknya. Betah banget sih diemin akunya, gak kangen apa, aku peluk sebelum bobo"
Akhirnya Gracio menurunkan egonya dan mengalah, biarlah dia yang mengalah kali ini. Tidur tanpa memeluk Shani membuatnya uring-uringan beberapa hari terakhir ini
Shani yang baru menyelesaikan ritual skin care-an nya menatap malas kearah Gracio sebelum berbaring dan menyelimuti seluruh tubuhnya kemudian memunggungi Gracio.
"Caniii maafin aku yaaa"
Gracio mendekat dan melingkarkan kedua tangannya pada tubuh Shani, tangan kanannya mengelus lembut perut Shani yang sudah mulai membuncit itu. tidak ada jawaban dari Shani, si pemilik mata almond itu enggan menoleh kearah Gracio. Meski dia harus mati-matian menahan rasa geli di telinganya akibat terpaan nafas Gracio
"Aku beliin boba sepabrik- pabriknya deh buat kamu, asal akunya dimaafin yah? Aku kangen kamu loh seminggu ini, kamu cuekin aku terus"
Gracio masih terus berusaha merayu Shani, dia berdoa mungkin dengan sogokkannya kali ini Shani akan memaafkannya semoga
"Sinting, kamu mau bikin aku kena diabetes apa?" Gracio tersenyum, meski Shani masih ketus setidaknya dia mau berbicara dengannya
"Enggak gitu Sayang, kan kamu suka banget tuh sama minuman itu, jadi biar gampang aja gitu kalo kamu mau berapapun tinggal bilang"
Kali ini Gracio mencoba membalikkan tubuh Shani menjadi menghadap kearahnya
"Maafin aku yah"
"Gak!!"
"Ihh kok enggak sih, Yang?" Gracio menaikkan sebelah alisnya menatap Shani heran, yang ditatap malah tengah asik memainkan jarinya diatas dada Gracio
"Soalnya kamu gamau nurutin maunya dedek" Jawab Shani dengan wajah yang dia buat sedih. Gracio menghela nafasnya
"Sayang, ayo dong jangan kayak gini. Aku gak rela bagi-bagi"
Gracio memohon pada Shani supaya mengurungkan keinginan itu
"Apa sih? Bagi-bagi apa coba? Beng-beng hah?" Ucap Shani sedikit meninggi
"Ge, aku kan udah jadi milik kamu lagian aku lagi hamil anak kamu loh ini, mana ada sih yang mau sama perempuan yang lagi hamil anak laki-laki lain" Lanjutnya mencoba meyakinkan Gracio
"By, kamu tuh cantik, sexy lagi. Pasti banyak diluaran sana yang mau pasti, dan aku juga gamau mereka liat tubuh sexy kamu, itu cuman buat aku" Gracio meremas rambutnya sedikit frustasi
"Yaudah sih Yang, biarin aja kan yang penting aku udah jadi milik kamu"
Shani melingkarkan tangannya pada leher Gracio mengelus lembut kepala Gracio yang tadi lelaki itu remas. Gracio menggeleng, dia tetap tidak rela jika Shani mengenakan bikini di pantai
"Papi kamu emang gak sayang sama kamu dek, nurutin mau kamu buat liburan ke Bali aja dia gamau nurutin" Shani menunduk mengelus perutnya seolah sedang mengadu pada bayi dalam perutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Off My Face | ✅
RomanceBagaimana jadinya jika terjebak dalam sebuah pernikahan yang tidak didasari oleh perasaan cinta? Bagaimana dengan nasib Shani karena harus menghadapi kenyataan bahwa dia akan dijodohkan dengan orang yang tidak ia kenali sebelumnya. Bahkan diusia nya...