🐊***🐊
Seorang wanita paruh baya terlihat memasuki sebuah kamar dengan nuansa putih. Wanita berusia sekitar 40 tahunan itu memiliki wajah yang masih cantik tidak seperti kebanyakan wanita paruh baya seusianya.
Membuka tirai dengan sekali gerakan dan saat itu juga sinar matahari yang sebelumnya hanya menerobos disela-sela celah kini dengan bebasnya menyinari kamar
Lenguhan terdengar berbarengan dengan terbukanya tirai, merasa terganggu dengan sinar matahari.
Wanita paruh baya yang mendengar lenguhan itu menoleh kearah tempat tidur anaknya, tersenyum dan melangkah mendekat
Tangannya terulur mengusap pucuk kepala anak gadisnya yang masih enggan membuka matanya.
Elusan yang membuat nyaman itu bukannya membangunkan anak gadisnya namun malah membuatnya menaruh kepalanya diatas paha wanita paruh baya itu
"Bangun yuk sayang udah pagi loh ini, kamu mesti sekolah kan?"
"Sebentar lagi Ma, Shani baru tidur jam 3" Dengan masih setia mengelus anak gadisnya yang tetap pada posisinya itu dia menjewer telinga anaknya
"Bagus, gadang aja terus kamu yah"
"Duhh Ma sakittt, ngga terus ih Shani tuh lupa kalo ternyata hari ini ada tugas yang mesti Shani kumpulin"
Jewerannya itu berhasil membuat anaknya terbangun bahkan kini sudah duduk dengan mata yang sudah terbuka sepenuhnya
"Makanya kalo ada tugas itu langsung dikerjain, bukannya malah dibiarin gitu aja mentang-mentang dikumpulinnya masih lama. kalo udah gini kan kamu juga yang susah, sampe harus gadang gini"
Shani memutar bola matanya malas, haruskah sepagi ini mendapatkan omelan dari Mamanya itu, Veranda Wijaya.
Sebenarnya Veranda bukanlah ibu yang suka mengomel setiap saat atau setiap hari pada anak-anaknya jika tidak melakukan kesalahan
Bahkan induk bidadari ini tidak pernah sekalipun marah, Mama idaman bagi semua anak tentunya. Kecantikannya itu menurun pada anak gadisnya ini, Shani Indira Natio
Terlahir dari keluarga terpandang tidak membuatnya menjadi seenaknya, Veranda sebisa mungkin mengajarkan pada anak-anaknya untuk selalu rendah hati dan tidak menyombongkan tentang apa yang mereka miliki, karena semua itu hanyalah titipan, itu yang selalu Veranda tegaskan
Shani baru saja menduduki kelas 12 di sekolah menengah atas milik keluarganya sendiri, Kakeknya adalah pendiri dari sekolah ini sekaligus ketua yayasan.
Sang ayah Kenan Wijaya Natio adalah seorang direktur disebuah perusahan ternama di Indonesia, bahkan saat ini posisi perusahaannya menduduki peringkat 2 di Asia Tenggara
Tenang si sempurna Shani ini tidak pernah sekalipun menyombongkan kekayaannya pada teman-teman sekolahnya, bahkan tidak ada yang tau jika Shani adalah salah satu cucu dari pemilik sekolah ini.
Teman-temannya hanya tau jika Shani memang lahir dikalangan berada, dan tentu saja hal itu akan menjadi keterkejutan yang luar biasa jika mereka mengetahui fakta yang sesungguhnya
"Kamu jangan main dulu yah, langsung pulang nanti" Ucap Veranda saat Shani akan berangkat
"Kenapa gitu Ma?" Keduanya berjalan beriringan meninggalkan meja makan
"Papa pulang hari ini, mau ketemu kamu kangen katanya"
Veranda berdiri di samping mobil menatap Shani yang sudah duduk manis di kursi penumpang mengecek tasnya sekali lagi takut ada yang ketinggalan

KAMU SEDANG MEMBACA
Off My Face | ✅
RomanceBagaimana jadinya jika terjebak dalam sebuah pernikahan yang tidak didasari oleh perasaan cinta? Bagaimana dengan nasib Shani karena harus menghadapi kenyataan bahwa dia akan dijodohkan dengan orang yang tidak ia kenali sebelumnya. Bahkan diusia nya...