🐊
Menghabiskan waktu selama seminggu untuk berlibur memang selalu tidak pernah cukup, apalagi tempat berliburnya adalah salah satu tempat terindah dan salah satu tempat paling dikenal di seluruh dunia untuk dikunjungi
Malam terakhir di Bali, Gracio harus dipusingkan dengan si ibu hamil kesayangannya itu yang merengek tidak ingin kembali ke Jakarta dan memintanya untuk tetap tinggal disini.
Namun Gracio berasalan jika dirinya sudah diminta untuk datang ke kantor orang tuanya segera.
Beruntung dengan berbagai bujukkan, Shani akhirnya luluh juga dan menuruti apa yang Gracio katakan untuk pulang esok harinya.
Andai Shani tau jika alasan sesungguhnya Gracio adalah karena lelaki itu tidak ingin terus berada di cuaca panas yang akan membuat kulitnya terbakar dan menghitam.
Bisa dipastikan bukan, Shani tidak akan pernah membiarkan si pemilik wajah samping terindah itu untuk masuk kedalam kamar dan membiarkannya tidur di luar.
"Pak Adi kita Mampir kerumah Mama dulu yah" Pak Adi salah satu supir pribadi keluarga Shani pun mengangguk atas permintaan Shani
"Ngapain Yang, kita kerumah Mama dulu? Masih pagi loh ini, gak akan ganggu Mama sama Papa emang?"
Tanya Gracio yang melihat jam diponselnya baru menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Mereka memang mengambil penerbangan paling awal untuk kembali ke Jakarta, jadi itu sebabnya mereka sudah sampai saat matahari belum muncul
"Aku mau ngambil beberapa barang Ge, lagian Mama sama Papa lagi keluar Kota. Jadi dirumah pasti sepi"
Jawab Shani sambil memposisikan tubuhnya agar lebih nyaman bersandar pada dada Gracio
"Oh iya iya"
🐊
Sejak semalam hingga pagi Jakarta tak henti-hentinya diguyur hujan dengan intensitas sedang. Hujan dipagi hari memang musuh bagi orang-orang yang memiliki aktivitas.
Seringnya hujan yang turun juga terkadang membuat orang-orang terkena penyakit yang menyerang tubuh mereka
"Ehhh eh sakit-sakit Yang jangan diteken sebelah situ ih"
Rintihan itu terdengar menggema disebuah kamar luas bernuansa putih ini
"Bisa diem gak sih! Gerak mulu dari tadi kayak cacing kepanasan tau gak sih"
Omelan perempuan yang sedang memijat sang kekasih itu sudah seperti omelan ibu pada anaknya
"Ini merah banget tau Yang punggung kamu, masuk angin ini mah"
Lelaki yang sedang bertelanjang dada itu hanya bisa pasrah mendengar omelan sang kekasih, percuma juga dia menjawab jika akhirnya akan kena omel lagi. Pusing juga pagi-pagi harus mendengar omelan dari sang kekasih
"Ya kan aku masuk angin juga keujanan gara-gara jemput kamu malem"
"Loh kok jadi nyalahin aku sih! Jadi kamu gak ikhlas gitu jemput aku semalem?" Sewotnya sambil menggeplak punggung sang kekasih
"Gak gitu Sayang aku ikhlas kok suer, kamu mah gak salah, yang salah hujannya kenapa hujan pas aku jemput kamunya pake motor" Lelaki itu memutar tubuhnya hingga menjadi menghadap pada perempuan yang kini tengah cemberut
"Bisa banget ngelesnya ini orang tua" Cibir perempuan itu memalingkan wajahnya enggan menatap mata sang kekasih
"Eh aku cuman beda 3 tahun setengah yah sama kamu, sembarangan bilang aku tua" Sanggahan lelaki itu membuatnya memutar malas bola matanya
![](https://img.wattpad.com/cover/294820710-288-k535530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Off My Face | ✅
RomantizmBagaimana jadinya jika terjebak dalam sebuah pernikahan yang tidak didasari oleh perasaan cinta? Bagaimana dengan nasib Shani karena harus menghadapi kenyataan bahwa dia akan dijodohkan dengan orang yang tidak ia kenali sebelumnya. Bahkan diusia nya...