Bismillahirrahmanirrahim...
____________________Senja mulai memancarkan cahayanya.Nayya tetap anteng di tempat tidurnya.Fikirannya jauh entah kemana.Ia sampai tak sadar jika bundanya sudah berdiri di ambang pintu.
"Anak gadis masih belum mandi juga?Masih betah dengan seragamnya?"
Nayya menoleh cepat.Ia mendudukan badannya.Menatap Zalfa lekat.
"Bunda pengen banget dengerin cerita kamu.Mau berbagi?"
Nayya hanya tersenyum tipis."Nay cuma pengen tidur di paha bunda aja.Gak mau yang lain"
Dengan senang hati Zalfa duduk di tepi ranjang.Membiarkan Nayya tidur di pahanya.Di usapnya rambut Nayya yang terurai.
"Kakek Rofik bilang.Kamu itu mirip ayahnya nenek Hana.Sikap judes dan juga cuek kamu mirip banget.Dan satu lagi,eyang kamu juga jago bela diri.Malah dulu jadi kayak jawaranya gitu"ujar Zalfa mulai bercerita.
Nayya menatap wajah bundanya serius.Ia baru tau jika sikapnya itu turunan dari eyangnya.
"Dulu,umi Hana bilang.Kalau eyang itu sayang banget sama bunda. Malah,bunda itu cucu kesayangannya.Pernah suatu ketika,bunda juga di ajarkan bela diri.Tapi bunda susah bisa.Alhasil,eyang berjanji akan menurunkan ilmu bela dirinya nanti kepada turunan bunda.Tapi hal yang membuat bunda heran.Kenapa harus kamu.Bukan aa kamu"
"Tapikan Nayya di ajarinnya juga sama adiknya nenek.Bukan sama eyang langsung"
Zalfa tersenyum teduh."Sewaktu kamu lahir,eyang sangat senang dan terlihat bahagia.Bahkan beliau sampai rela menginap selama satu minggu.Tapi saat usia kamu genap 2 tahun.Eyang meninggal dunia.Dan eyang berwasiat kepada putra bungsunya untuk menurunkan semua ilmu bela dirinya sama kamu"jelas Zalfa.
"Bunda sama abi gak marah?Gak kecewa sama Nayya"
Zalfa mengerutkan alisnya."Kenapa harus marah dan kecewa?"
"Karena Nayya tumbuh menjadi pribadi yang berbeda.Bisa di bilang tomboy dan juga keras kepala"
Lagi lagi Zalfa tersenyum."Enggak kok.Bunda sama abi tidak pernah mempermasalahkan itu.Selagi kamu masih ada di jalan Allah.Bunda dan abi tetap meridhoi langkahmu,nak"
Nayya menegakkan tubuhnya.Di peluknya tubuh Zalfa dengan erat.Membuat hati Zalfa menghangat.
"Nay beruntung terlahir dari kedua orang tua yang hebat.Yang tetap mendukung Nay apa pun yang Nay lakukan.Tidak pernah sedikit pun membuat Nay tertekan"
"Karena bunda tidak ingin membuat kamu terpaksa saat melakukan sesuatu.Semua yang kamu lakukan harus berasal dari hati"
Tanpa keduanya sadari.Seseorang tengah menatap keduanya dengan senyum mengembang.
"Abi gak di ajak berpelukan?"
Nayya segera melepaskan pelukannya.Wajahnya kembali dingin dan juga cuek.Hal yang selalu ia tunjukan.
"Abi aja sama bunda yang pelukan"ujarnya dingin.
Faiq terkekeh pelan.Perlahan ia berjalan ke arah putrinya."Kalau sama bunda kamu mah tiap hari juga bisa.Tapi kalau sama kamu abi kayaknya lupa kapan terakhir kali peluk kamu"
Nayya hanya diam.Matanya menatap bundanya lekat."Nay kan sudah besar bi.Masa harus meluk abi terus"
Faiq duduk di samping Nayya.Sedangkan Zalfa izin pamit keluar lebih dulu.
"Cuek itu harus,bahkan perlu.Malah bagus.Tapi kalau sama abi dan sodara sendiri,jangan samakan dengan lelaki lain"
Nayya menunduk.Rasa ragunya dan rasa malunya sangat besar.Ia tidak berani memeluk abinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA (On Going)
Teen FictionGadis yang tengah mencari jati dirinya.Gadis yang memiliki sifat judes,galak dan juga keras kepala.Itulah julukan dari teman teman sekolahnya.Tidak ada orang yang berani berdebat dengannya. Banyak yang menyukai tapi tidak ada yang berani mendekati. ...