58_Balapan

1.1K 63 9
                                    

Hai hai.Assalamualaikum teman teman. Maaf ya baru bisa up lagi.
Soalnya akhir akhir ini berasa sibuk.Dan ide mendadak hilang.

Jangan lupa vote dan komen ya..
Selamat membaca😊












_________________________________

"Kamu boleh minta apa aja,tapi jangan minta yang itu."tegas Rey yang sudah lelah menghadapi keras kepala istrinya.

Di depan jendela.Nayya diam dengan wajah tak bersahabatnya.Karena keinginannya tidak Rey kabulkan.

"Yang.Aku ngelarang kamu karena sayang sama kalian.Takut kamunya malah kenapa napa.Gimana kalau kita jalan jalan aja sambil motoran.Semua anak anak Lion ikut.Gimana?"rayu Rey.

"Gak mau."tegas Nayya."Anterin aku ke pesantren!!"

Rey segera mendekat kearah istrinya."Mau ngapain?"

"Aku mau nginep di sana.Jangan ikutan nginep!Jangan di susul!Jangan di telpon juga.Gak usah nanyain kabar aku sama siapa pun!!"

Rey tercengang dengan permintaan istrinya.Bagaimana bisa,dia tidak khawatir.

"Gak bisa gitu dong yang."protes Rey.

Nayya segera pergi ke dapur.Mengambil mie instan dan mengambil segenggam cabai.

Rey yang baru turun,menyusulnya.Membulatkan matanya melihat pemandangan mengerikan di depannya.

"Yang.Jangan makan cabai terlalu banyak!!Nanti kamu sakit perut.Kasihan juga bayi kita."panik Rey.

Tangan Nayya yang tengah bersiap merebus mie,terhenti.Mata tajam itu berubah berkaca kaca.

Kepanikan Rey bertambah besar,melihat istrinya tiba tiba pergi dengan menahan tangisnya.

"Ya Allah.Drama apa lagi ini?"keluh Rey sebelum akhirnya kembali menyusul istrinya.

"Yang!!Yang!!"teriak Rey celingukan.Pasalnya istrinya tidak ada di kamar mereka.

"Yang!!"

Teriakan Rey memenuhi rumah besar milik Abrar.Tapi tetap tidak ada sahutan.

Setelah lelah mencari.Akhirnya Rey menemukan Nayya tengah menangis dengan Abrar yang terus menenangkannya.Tatapan tajam Abrar membuat Rey mengurungkan niatnya untuk bertanya.

"Yaudah.Kita pergi sekarang.Papa yang akan antar kamu.Dan papa juga yang akan memastikan suami kamu tetap ada di rumah ini."

Akhirnya Nayya menghentikan tangisnya,mendengar ucapan mertuanya.Tanpa bicara Nayya keluar dari kamar Abrar.Tanpa melirik Rey sedikit pun.

"Pah,jangan bawa istri Rey!!Nanti Rey gimana?"

Abrar yang baru mengambil kuci mobilnya,berbalik."Bumil itu harus di turuti maunya.Lagian moodnya juga berubah ubah.Bisa aja besok dia mendadak kangen sama kamu."

Rey menghela nafas panjang.Memaksa juga terasa percuma.Yang ada malah akan membuat istrinya semakin marah.

"Yaudah.Rey titip Nayya ya,Pah.Sekarang Rey mau telpon bunda dulu."

Abrar hanya mampu menggeleng,melihat tingkah putra dan menantunya.

Malam harinya kembali terjadi drama.Bedanya sekarang yang pusing keluarga besar Nayya.

"Jangan paksa Nay makan!!Udah di bilangin gak mau ya gak mau."

Rafka mengusap dadanya.Kaget mendengar nada bentakan adeknya.Tidak biasanya adek kalemnya marah marah.

NAYYARA  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang