Nayya berjalan gontai menuju rumahnya.Kepalanya masih terasa sakit.Tapi ia tidak mau terlihat lemah.
"Ning"
Hanya anggukan kecil sebagai balasan sapaan salah satu santri putra yang kebetulan berdiri tak jauh dari ndalem.
"Baru pulang ratu?"
Nayya hanya mendengus mendengar pertanyaan sepupunya.Rasa lelahnya sudah tak tertahankan lagi.
"Dari mana aja Nay?Kebiasaan banget pulang telat"
Dengan malas,Nayya membalikan badannya menghadap lelaki yang selalu merecokinya.
"Bukan urusan abang"
"Jangan keluyuran terus Nay!Belajar yang bener.Inget bunda sama abi kamu.Lama lama abang pusing lihat kelakuan kamu yang makin susah di atur"
"Siapa suruh di liatin?Lain kali gak usah urusin hidup orang lain.Gitu aja kok ribet"sewot Nayya sebelum melenggang pergi.
Ali menatap Nayya penuh arti.Jujur ia khawatir akan ucapan adik dari neneknya yang menceritakan tentang eyangnya dulu. Ali hanya takut Nayya meneruskan jejak eyangnya.
Entahlah,memikirkan gadis itu membuat kepalanya pening.
"Biarkan sajalah.Toh Nayya bukan gadis biasa"
****
Suasana kelas begitu bising dan itu membuat Nayya geram."Kenapa pada berisik sih?"
Karina yang tengah membaca novel di sampingnya menoleh."Kayaknya kelasan kak Rey lagi pada maen basket"
"Tumben lo gak nonton.Biasanya heboh kalau ada kak Tyas"
Gadis dengan rambut sebahu itu mendengus."Lagi males aja.Pengen ngebucin dulu sama si novel"
Nayya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Karina si pecinta buku.
Karena rasa bosan.Nayya memilih keluar kelas.Ia punya urusan di ruang OSIS.
"Mau kemana Nay?"
"Ruang OSIS"
Karina hanya mengangguk kecil.Biarkan saja temannya mau kemana pun ia mau.Yang pasti novelnya lebih dari segalanya.
Di ruang osis Nayya hanya diam.Menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangannya.
Semalam eyangnya kembali menemuinya lewat mimpi.Ternyata benar dugaannya selama ini.Tempat itu yang eyangnya maksud.
"Tidur aja.Bukannya banyak yang harus di perbaharui"
Nayya yang semula menunduk,mengangkat kepalanya menatap lelaki di depannya.
"Kirain tidur"
"Mau ngapain ke sini?"
Bukannya menjawab,lelaki di depannya terkekeh pelan."Gue juga anggota osis.Malah wakil kalau lo lupa.Jadi gue punya hak buat masuk ke ruangan ini"
"Terserah"ujar Nayya kembali menelungdupkan kepalanya.
"Oh iya,lo deket ya sama Rey?"
"Bukan urusan lo"gumam Nayya tetap di posisinya.
"Gue kasih tau aja ya Nay.Jangan terlalu dekat sama Rey,kalau lo gak mau ada dalam bahaya!"
"Siapa lo berani ngelarang?"
Kini tatapan Nayya menyiratkan permusuhan.Bukan ingin mencari musuh. Hanya saja,kepalanya tengah pening.
"Terserah gue mau deket sama siapa aja.Itu bukan urusan lo"ujar Nayya sebelum pergi meninggalkan ruang osis.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA (On Going)
Genç KurguGadis yang tengah mencari jati dirinya.Gadis yang memiliki sifat judes,galak dan juga keras kepala.Itulah julukan dari teman teman sekolahnya.Tidak ada orang yang berani berdebat dengannya. Banyak yang menyukai tapi tidak ada yang berani mendekati. ...